watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Selingkuh disiang bolong

Malu sebenarnya aku untuk menceritakan ini tapi aku
benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa
dari pengalaman yang satu ini. Tak tahan rasanya
kalau terus-menerus dipendam sendiri saja. Aku
seorang ibu rumah tangga Melayu yang tinggal di
daerah Gombak, di sebelah Utara Kuala Lumpur.
Usiaku 26 tahun. Kami sudah berumah tangga
selama dua tahun tapi sampai saat ini belum
dikaruniai anak. Suamiku bekerja di sebuah
perusahaan perhutanan.
Hari itu hari Jumat di tahun 2006. Sebelum pergi
kerja paginya suamiku bilang kalau dia akan singgah
di rumah untuk makan siang sebelum outstation
petangnya. Dia minta saya masak untuk dia dan
beberapa kawannya.
Pukul 12.30 tengah hari suami saya sampai di
rumah dengan Trooper kantor. Bersama dia ada 4
orang lagi. Semuanya katanya kawan sekantor yang
harus pergi outstation.
“Mau makan dulu, Bang?” tanyaku.
“Ah, nantilah, dik… sekarang sudah telat. Harus pergi
sembahyang Jumat dulu. Balik sembahyang nanti,
baru makan,” kata suamiku.
Sehabis makan nanti mereka mau terus berangkat
ke Penang. Dari empat orang, salah seorangnya tak
pergi sembahyang Jumat sebab dia Hindu.
Namanya Balan. Orangnya jangkung kurus dan
hitam. Kumisnya cukup tebal. Di pergelangan
tangannya melingkar gelang seperti layaknya orang
India. Jadi dia ini menunggu di rumah. Balan
menonton TV di depan sambil duduk atas sofa.
Tak lama setelah suami dan ketiga orang kawannya
pergi ke masjid, Balan minta kain handuk padaku
karena mau buang air katanya.
Kuberikan handuk padanya, lalu kuteruskan kerja
mencuci piring.
Waktu Balan keluar dari kamar mandi, entah
bagaimana kain handuknya tersangkut pada kursi
makan tepat di belakangku sehingga terjatuh
bersama kursi. Brukkkkkk!!!! Aku terkejut dan
spontan melihat ke arahnya. Aku langsung terdiam
terpaku begitu melihat batang Balan yang besar dan
hitam berkilat. Tak potong. Aku tertegun…. karena
tak pernah melihat senjata lelaki sebesar itu
sebelumnya.
“Maaf Kak,” kata Balan memecah kesunyian.
Sambil sedikit gemetar kuambil handuknya yang
terjatuh di dekatku dari lantai dan perlahan kuberikan
kembali kepada Balan. Entah bagaimana waktu aku
menyodorkan handuk itu tiba-tiba Balan menarik
dan menciumku. Aku mencoba lari tapi dia terus
memelukku.
“Maaf sekali lagi Kak, saya suka sama akak punya
body…akak jangan marah, saya tak tahan.”
Balan merayu diriku yang kini sudah berada dalam
dekapannya. Dijelaskannya kenapa ia begitu
bernafsu melihatku. Aku baru sadar kalau sejak
datang Balan sudah mengamati tubuhku yang
memang tak memakai pakaian dalam dan terpatri
cukup jelas melalui baju kurung sutra dengan corak
polos dan warna terang yang kupakai. Ia juga
rupanya mengamati kulitku yang putih bersih dan
wajahku yang kata orang memang cantik walaupun
sebenarnya aku mengenakan tudung.
Tak panjang-panjang lelaki India itu bercerita, Balan
kembali menciumiku dengan penuh nafsu….
rasanya merinding. Aku begitu terpana dengan
kejadian yang cepat itu dan tak berdaya menampik
serangan-serangannya. Handuk itu pun terlepas dari
tanganku. Balan ternyata sangat pandai memainkan
kedua putingku yang masih berada di balik baju.
Salahku juga yang tak memakai BH saat itu.
Sebenarnya celana dalam pun aku tak pakai,
walaupun aku memakai baju kurung dengan
tudung….
Aku pun tak tahu apakah aku harus marah
kepadanya. Walaupun jelas ia tak bisa menahan
nafsunya terhadap diriku tapi tadi ia berkali-kali
berkata minta maaf padaku. Juga dari caranya
menciumi diriku, seperti layaknya seorang yang
sangat merindukan kekasihnya. Begitu hangat dan
penuh perasaan. Terus terang aku jadi mulai
terhanyut.
Balan rasanya bisa melihat kalau aku mulai
kepayahan dan tak berdaya menolaknya. Ia pun
semakin gencar mengulum bibirku sehingga aku tak
mampu berkata-kata. Sementara tangannya
bergerilya ke sekujur tubuhku.
Aku merasa semakin merinding sebab Balan mulai
memasukkan tangannya ke dalam kainku. Tubuhku
serasa bergetar dengan hebatnya. Sebenarnya
sudah 18 hari saat itu aku tak bercinta dengan
suamiku. Tak tahu apa sebabnya suamiku jarang
mau bersetubuh denganku.
Karena itu sebetulnya dalam hati aku merasa amat
tersanjung bertemu dengan lelaki yang langsung
ingin menyetubuhiku padahal kami baru saja
bertemu beberapa menit yang lalu. Apalagi yang
mau disetubuhinya itu adalah istri teman sekerjanya
sendiri dan kami hanya punya waktu yang singkat
saja. Begitu besar risiko yang harus ditempuhnya
hanya untuk menyalurkan hasratnya kepadaku.
Tiba-tiba aku merasa sangat bergairah.
Balan tampak senang mengetahui aku tak memakai
celana dalam. Dimain-mainkannya kelentitku dengan
lihainya. Aku serasa terbang ke awang-awang. Di
dalam pelukannya, aku membiarkan dia
mempermainkan jemarinya di vaginaku. Mataku
mulai merem melek. Tak sadar erangan nikmat
mengalir dari mulutku. Balan tampak semakin
senang melihat kepasrahanku.
“Akak jangan takut, saya akan pelan-pelan…” janji
Balan tentang caranya dia akan menyetubuhiku.
Karena itu akhirnya aku sama sekali tak menolak
ketika Balan membawaku ke ruang tengah dan
berbaring di atas lantai di depan TV. Dia buka
tudung dan bajuku. Lalu dia buka pula semua
bajunya. Lucunya entah karena gugup atau begitu
nafsunya, Balan memerlukan waktu agak lama
untuk melucuti pakaiannya sendiri. Aku pun
menunggu dengan harap-harap cemas dalam
keadaan sudah bugil di atas lantai sambil
memandangi penisnya yang kuncup dan tegang.
Kami pun kembali berciuman dengan penuh nafsu.
Kali ini dalam keadaan bugil. Aku bisa merasakan
tubuhnya yang dipenuhi rambut tebal menyentuh
tubuh bugilku. Geli dan menggairahkan…! Beda
rasanya dengan tubuh suamiku yang bersih dari
rambut. Aku juga bisa merasakan penisnya yang
besar seperti ular merayapi pahaku. Penis yang
hitam dan tak dikhitan.
Jarinya masuk ke dalam vaginaku. Aku tersentak
dan mengerang karena kenikmatan. Dia juga
menciumi seluruh tubuhku. Balan benar-benar
pandai dan tahu cara memperlakukan seorang
perempuan. Aku makin tak tahan. Balan lalu
menjilati vaginaku…. Aku pun memohon. Aku
benar-benar tak tahan.
“Balan cepat….”
Lalu Balan memasukkan batangnya yang sudah
sangat keras ke dalam vaginaku yang sudah basah
kuyup rasanya. Dalam hal ini pun dia sangat
pandai… dimasukkannya pelan-pelan, tarik-keluar
tarik-keluar. Sedaaap sekali rasanya…. Tuhan saja
yang tahu. Batangnya sangat besar sehingga
penuhlah rasanya lubang kemaluanku. Aku
mengangkat punggung setiap kali Balan
menghenyakkan batangnya.
Setelah itu aku seperti orang gila saja. Tak pernah
aku merasakan kenikmatan seperti itu. Lebih kurang
lima menit aku merasa seperti mau kencing. Aku
tahu aku sudah orgasme. Ooohh… nikmat sekali
rasanya… kutarik badan Balan dan kudorong
punggungku ke atas. Lalu kulilitkan kakiku ke
pinggang Balan. Balan pun saat itu menghentak lagi
dengan kuat….
Aku seperti meraung waktu itu. Sedappp… lalu
muncratlah… Setelah terpancur air maninya, satu
menit kami tak bergerak. Hanya saling berpelukan
dengan erat. Nafas kami terengah-engah.
Pandanganku nanar seakan terbang melayang ke
langit ketujuh. Selama beberapa saat aku merasakan
ketenangan, kenyamanan, dan perasaan puas
bercampur aduk. Vaginaku terasa sangat panas dan
basah kuyup. Penis Balan berdenyut-denyut di
dalam alat kelaminku.
Setelah itu Balan menarik keluar batangnya dari
dalam vaginaku… Ia tampak seperti ular sawah yang
tertidur setelah selesai menyantap mangsanya….
terkulai.
Balan lalu berkata sambil mengecup dahiku, “Terima
kasih akak!”
Aku tersenyum senang dan berbaring bugil
bersamanya di depan TV. Tangan Balan melingkari
leherku yang telanjang. Kurebahkan kepalaku di
dadanya. Lalu sebelah tanganku menggapai
kemaluan Balan yang masih basah setelah selesai
digunakan untuk menyetubuhiku. Aku memandangi
dan mengagumi batangnya yang kuncup dan
begitu perkasa. Kubelai-belai penis Balan dengan
lembut. Sementara itu bibirku menciumi dadanya
yang hitam bidang dan dipenuhi rambut. Balan
sendiri masih terbaring mengumpulkan kembali
tenaganya tapi tampak jelas kalau ia sangat senang
dengan perlakuanku.
Dibelai-belainya punggungku yang putih mulus dan
juga rambutku yang hitam panjang. Dia tersenyum
sambil memandangiku.
Aku terus mengusap-usap kemaluannya yang
panjang dan kuncup itu. Dalam waktu yang tak
berapa lama, aku bisa merasakan batang yang
hitam itu sedikit demi sedikit mengeras kembali
karena belaian dan rangsanganku. Senang sekali
melihatnya…!
Sebelum suamiku dan kawan-kawannya kembali,
Balan masih sempat menyetubuhiku sekali lagi.
Kami berdua memang sama-sama ingin
melakukannya lagi. Persetubuhan ronde kedua ini
berlangsung cukup singkat. Dalam waktu 5 menit
aku sudah berhasil mencapai orgasme. Beberapa
detik kemudian Balan pun menggeram dan
memuntahkan air maninya kembali di dalam
rahimku. Aku belum pernah merasakan sensasi dan
kebahagiaan seperti ini sebelumnya. Karena itu
setelah Balan selesai menyetubuhiku untuk kedua
kalinya, aku langsung memeluk dan mencium
bibirnya dengan ikhlas sebagai tanda terima kasih.
Kami mendengar suara Trooper memasuki
pekarangan rumah tepat saat aku baru saja
mengenakan kembali baju kurungku. Untunglah tadi
begitu selesai ronde kedua Balan langsung
menyuruhku bergegas berpakaian kembali tanpa
kami sempat membersihkan diri dulu. Rupanya
benarlah sarannya. Sambil mengenakan tudungku,
aku segera menyiapkan hidangan di meja makan
sementara Balan duduk di depan TV seolah tak
pernah terjadi apa pun.
Kalau kupikir-pikir dengan akal sehat, sungguh nekat
apa yang telah kulakukan tadi bersama Balan!
Apalagi kalau kuingat pintu rumah kami pun dalam
keadaan terbuka lebar! Untung saja tak ada seorang
pun yang datang saat kami bersetubuh tadi…
Kebetulan lokasi rumah kami memang agak jauh
dari para tetangga maupun jalan raya.
Apa yang kami berdua lakukan tadi sebenarnya
relatif sangat singkat. Kalau dihitung sejak Balan
keluar dari kamar mandi sampai kami berpakaian
kembali total waktunya hanya sekitar setengah jam.
Walaupun singkat tapi benar-benar memuaskan dan
menegangkan!
Aku agak gugup sebetulnya waktu melayani
suamiku dan kawan-kawannya di meja makan.
Maklum, inilah pertama kalinya aku berselingkuh
terhadap suamiku. Apalagi lelaki yang baru saja
menyetubuhiku ikut duduk pula semeja bersama
kami. Aku pun masih merasakan air mani Balan
mengalir keluar dari vaginaku karena aku belum
sempat membersihkan diri. Untunglah Balan
orangnya sangat periang dan banyak bicara.
Suamiku dan kawan-kawannya lalu asyik makan
sambil mengobrol dengan serunya. Sementara aku
sendiri tidak terlalu banyak bicara karena masih
terbayang-bayang baru saja disetubuhi secara hebat
oleh Balan.
Begitu suamiku mengecup dahiku berpamitan dan
pergi bersama kawan-kawannya, aku segera
mengunci pintu dan melepas semua pakaianku. Aku
bermasturbasi membayangkan persetubuhanku
bersama Balan tadi. Sungguh luar biasa dan
menegangkan!
Aku jadi ingin kembali bersetubuh dengan Balan tapi
dia belum ada lagi tugas outstation setelah kejadian
itu. Itulah pertama kalinya aku merasakan batang
lelaki lain selain milik suami. Aku merasakan
kenikmatan dan sensasi yang luar biasa. Jadi timbul
keinginan untuk merasakan batang yang lain lagi…..
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
2/2083
U-ON

inc Powered by Xtgem.com