watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
senin sore dihalaman rumahku

Aku Linda, mahasiswi hukum Universitas
Pajajaran. Semenjak dua tahun yang lalu, saat
diterima kuliah di Universitas Pajajaran, aku
tinggal di Bandung. Aku berasal dari Sukabumi,
ayahku berasal dari Bandung, sedangkan ibuku
asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi.
Cerita ini menceritakan kisahku yang terjadi saat
aku kelas 1 SMA di Sukabumi yang terus
berlanjut sampai aku kuliah sekarang.
Aku anak yang paling tua dari dua bersaudara.
Aku mempunyai satu adik laki-laki. Umurku
berbeda 2 tahun dengan adik. Kami sangat
dimanja oleh orang tua kami, sehingga
tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun
tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan
adikku yang tidak mau disunat walaupun dia
sudah kelas 2 SMP.
Waktu kecil, aku sering mandi bersama
bersama adikku, tetapi sejak dia masuk SD,
kami tidak pernah mandi bersama lagi.
Walaupun begitu, aku masih ingat betapa kecil
dan keriputnya penis seorang cowok. Sejak saat
itu, aku tidak pernah melihat lagi penis cowok.
Sampai suatu ketika, pada hari senin sore, aku
sedang asyik telpon dengan teman cewekku.
Aku telpon berjam-jam, kadang tawa keluar
dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang
sesuatu, sampai akhirnya aku rasakan kandung
kemihku penuh sekali. Aku kebelet pipis. Benar-
benar kebelet pipis, sudah di ujung lah. Cepat-
cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi
dulu sama temanku. Aku berlari menuju ke
kamar mandi terdekat. Ketika kudorong ternyata
sedang dikunci.
"Hey..! Siapa di dalam..? Buka dong..! Udah
nggak tahan..!" aku berteriak sambil
menggedor-gedor pintu.
"Akuu..! Tunggu sebentar..!" ternyata adikku
yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
"Nggak bisa nunggu..! Cepetan..!" kataku
memaksa.
Gila, aku benar-benar sudah tidak kuat menahan
ingin pipis.
"Kreekk..!" terbuka sedikit pintu kamar mandi,
kepala adikku muncul dari celahnya.
"Ada apa sih..?" katanya.
Tanpa menjawab pertanyaannya, aku langsung
nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan.
Langsung aku jongkok, menaikkan rokku dan
membuka celana dalamku.
"Serrrr…" keluar air seni dari vaginaku.
Kulihat adikku yang berdiri di depanku,
badannya masih telanjang bulat.
"Wooiiyyy..! Sopan dikit napa..?" teriaknya
sambil melotot tetap berdiri di depanku.
"Sebentarrr..! Udah nggak kuat nih," kataku.
Sebenarnya aku tidak mau menurunkan
pandangan mataku ke bawah. Tetapi sialnya,
turun juga. Kelihatan deh burungnya.
"Hihihihi..! Masih keriput kayak dulu, cuma
sekarang agak gede dikitlah…" gumanku
dalam hati.
Aku takut tertangkap basah melihat penisnya,
cepat-cepat kunaikkan lagi mataku melihat ke
matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke
mataku lagi. Sialan..! Dia lihat vaginaku yang lagi
mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat
tenaga otot di vaginaku biar cepat selesai
pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi
burungnya yang masih belum disunat itu.
Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin
gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi
masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih
menutupi helm penisnya.
"Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana
belum habis nih air kencing..!" aku bersungut
dalam hati.
"Oooo..! Kayak gitu ya Teh..?" katanya sambil
tetap melihat ke vaginaku.
"Eh kurang ajar Lu ya..!" langsung saja aku
berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke
kepalanya.
"Bletak..!" kepala adikku memang kena pukul,
tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana,
mengenai rok dan celana dalamku.
"Ya… basah deh rok Teteh…" kataku melihat
ke rok dan celana dalamku.
"Syukurin..! Makanya jangan masuk
seenaknya..!" katanya sambil mengambil
gayung dari tanganku.
"Mandi lagi ahh..!" lanjutnya sambil menyiduk
air dan menyiram badannya.
Terus dia mengambil sabun dan mengusap
sabun itu ke badannya.
"Waduh.., sialan nih adik..!" sungutku dalam
hati.
Waktu itu aku bingung mau gimana nih. Mau
keluar, tapi aku jijik pake rok dan celana dalam
yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk
buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam
handuk adikku dulu. Setelah salin, baru
kukembalikan handuknya.
"Udah.., pake aja handuk Aku..!" kata adikku.
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku.
Kelihatan penisnya mengkerut lagi.
"Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..!" batinku.
Aku lalu membuka celana dalamku yang
warnanya merah muda, lalu rokku. Kelihatan
lagi deh vaginaku. Aku takut adikku melihatku
dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adikku. Eh
sialan, dia memang memperhatikan aku yang
tanpa celana.
"Teh..! Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..?
Hehehe..!" katanya sambil nyengir.
Sialan, dia menghina vaginaku, "Iya..!" kataku
sewot. "Daripada culun kayak punya Kamu..!"
kataku sambil memukul bahu adikku.
Eh tiba-tiba dia berkelit, "Eitt..!" katanya.
Karena aku memukul dengan sekuat tenaga,
akhirnya aku terpeleset. Punggungku jatuh ke
tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
"Iiihhh.., rasanya geli banget..!" cepat-cepat
kutarik tubuhku sambil bersungut, "Huh..! Elo
sih..!"
"Teh.. kata Teteh tadi culun, kalau kayak gini
culun nggak..?" katanya mengacuhkan
omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-
pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah
depan.
"Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..?"
kataku mengejek dia.
Padahal aku kaget juga, ukurannya bisa
bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu
sampai dimana bertambahnya. Iseng aku
tanya, "Gedein lagi bisa nggak..?" kataku sambil
mencibir.
"Bisa..! Tapi Teteh harus bantu dikit dong..!"
katanya lagi.
"Megangin ya..? Wekss.., ya nggak mau lah..!"
cibirku.
"Bukan..! Teteh taruh ludah aja di atas tititku..!"
jawabnya.
Karena penasaran ingin melihat penis cowok
kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.
"Gitu doang kan..? Mau Teteh ngeludahin Kamu
mah. Dari dulu Teteh pengen ngeludahin
Kamu""Asyiiikkk..!" katanya.
Sialan nih adikku, aku dikerjain. Kudekatkan
kepalaku ke arah penisnya, lalu aku
mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga
aku membuang ludahku, kulihat penisnya
sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit
demi sedikit. Diameternya makin lama semakin
besar, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan
panjangnya juga bertambah. Asyiik banget
melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu
semua. Tidak lama kepala penisnya mulai
kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan
mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main
perasaan senangku waktu itu. Aku benar-benar
asyik melihat helm itu perlahan muncul. Seperti
penyanyi utama yang baru muncul di atas
panggung setelah ditunggu oleh fans-nya.
Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari
halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang
sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih
merah. Aku jadi terangsang melihatnya.
Kualihkan pandangan ke adikku.
"Hehe…" dia ke arahku. "Masih culun nggak..?"
katanya lagi. "Hehe..! Macho kan..!" katanya
tetap tersenyum.
Tangannya tiba-tiba turun menuju ke
selangkanganku. Walaupun aku terangsang,
tentu saja aku tepis tangan itu.
"Apaan sih Elo..!" kubuang tangannya ke kanan.
"Teh..! Please Tehhh.. Pegang aja Teh… Nggak
akan diapa-apain… Aku pengen tahu rasanya
megang itu-nya cewek. Cuma itu aja Teh.." kata
adikku, kembali tangannya mendekati
selangkanganku.
Waduuhh.. sebenarnya aku mau jaga image,
masa mau sih sama adik sendiri, tapi aku juga
ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh
cowok di vagina.
"Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja
tanganmu di situ..!" akhirnya aku mengiyakan.
Deg-degan juga hati ini.
Tangan adikku lalu mendekat, bulu kemaluanku
sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekaliâ
€¦ Aku lihat penisnya sudah keras sekali, kini
warnanya lebih kehitaman dibanding dengan
sebelumnya. Uuppss… Hangatnya tangan
sudah terasa melingkupi vaginaku. Geli sekali
rasanya saat bibir vaginaku tersentuh telapak
tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vaginaku.
Aku jadi semakin terangsang sehingga tanpa
dapat ditahan, vaginaku mengeluarkan cairan.
"Hihihi.. Teteh terangsang ya..?"
"Enak aja… sama Kamu mah mana bisa
terangsang..!" jawabku sambil merapatkan
selangkanganku agar cairannya tidak semakin
keluar.
"Ini basah banget apaan Teh..?"
"Itu sisa air kencing Teteh tahuuu..!" kataku
berbohong padanya.
"Teh… memek tu anget, empuk dan basah
ya..?"
"Tau ah… Udah belum..?" aku berlagak
sepertinya aku menginginkan situasi itu
berhenti, padahal sebenarnya aku ingin tangan
itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai
bergerak menggesek bibir vaginaku.
"Teh… gesek-gesek dikit ya..?" pintanya.
"Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..!" aku
pura-pura tidak mau.
"Dikit aja Teh… Please..!"
"Terserah Kamu aja deh..!" aku mengiyakan
dengan nada malas-malasan, padahal mau
banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih…
Tangan adikku lalu makin masuk ke dalam,
terasa bibir vaginaku terbawa juga ke dalam.
Ouughh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari
bibirku. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam
vaginaku mulai terasa berdenyut. Lalu
tangannya ditarik lagi, bibir vaginaku ikut tertarik
lagi.
"Ouughh..!" akhirnya keluar juga desahan
nafasku menahan rasa nikmat di vaginaku.
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke
depan. Karena takut jatuh, aku bertumpu pada
bahu adikku.
"Enak ya Tehh..?"
"Heeh..," jawabku sambil memejamkan mata.
Tangan adikku lalu mulai maju dan mundur,
kadang klitorisku tersentuh oleh telapak
tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar
biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
"Tehh..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya
dong..!"
"Kamu mau diapain..?" jawabku lalu membuka
mata dan melihat ke arahnya.
"Ya pegang-pegangin juga..!" katanya sambil
tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah
penisnya.
Kupikir egois juga jika aku tidak mengikuti
keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun
tanganku. Terasa hangat penisnya di
genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan
di dalamnya. Karena masih ada sabun di
penisnya, dengan mudah aku bisa memaju-
mundurkan tanganku mengocok penisnya.
Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak
ke depan saat tanganku sampai ke pangkal
penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan
saling memegang kemaluan dan tangan
satunya memegang bahu.
Tiba-tiba dia berkata, "Teh..! Titit Adek sama
memek Teteh digesekin aja yah..!"
"Heeh" aku langsung mengiyakan karena aku
sudah tidak tahan menahan rangsangan di
dalam tubuh.
Lalu dia melepas tangannya dari vaginaku,
memajukan badannya dan memasukkan
penisnya di antara selangkanganku. Terasa
hangatnya batang penisnya di bibir vaginaku.
Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk
menggesekkan penisnya dengan vaginaku.
"Ouughhh..!" aku kini tidak malu-malu lagi
mengeluarkan erangan.
"Dek… masukin aja..! Teteh udah nggak
tahan..!" aku benar-benar sudah tidak tahan,
setelah sekian lama menerima rangsangan. Aku
akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke
dalam vaginaku.
"Iya Teh..!"
Lalu dia menaikkan satu pahaku, dilingkarkan ke
pinggangnya, dan tangan satunya
mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke
vaginaku.
Aku terlonjak ketika sebuah benda hangat
masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin
berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat
yang kurasa. Akhirnya aku hanya bisa
menggigit bibirku untuk menahan rasa nikmat
itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak
lama kemudian aku mengalami orgasme.
Vaginaku rasanya seperti tersedot-sedot dan
seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
"Ouuggggkkk..!" aku tidak kuat untuk tidak
berteriak.
Kulihat adikku masih terus memaju-mundurkan
pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia
mendorong sekuat tenaga hingga badanku
terdorong sampai ke tembok.
"Ouughhh..!" katanya.
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah
vaginaku. Lalu badannya tersentak-sentak
melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat
di dalam vaginaku.
Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa
penisnya masih penuh mengisi vaginaku. Lalu
dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami
berpagutan lama sekali, basah keringat
menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir
lama sekali. Tangannya lalu meremas susuku
dan memilin putingnya.
"Teh..! Teteh nungging, terus pegang bibir
bathtub itu..!" tiba-tiba dia berkata.
"Wahh..! Gila Lu ya..!"
"Udah.., ikutin aja..!" katanya lagi.
Aku pun mengikuti petunjuknya. Aku
berpegangan pada bathtub dan menurunkan
tubuh bagian atasku, sehingga batang
kemaluannya sejajar dengan pantatku. Aku tahu
adikku bisa melihat dengan jelas vaginaku dari
belakang. Lalu dia mendekatiku dan
memasukkan penisnya ke dalam vaginaku dari
belakang.
"Akkkhh..! Gila..!" aku menjerit saat penis itu
masuk ke dalam rongga vaginaku.
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya.
Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan
adikku yang bebas kini meremas-remas
payudaraku. Adikku terus memaju-mundurkan
pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami
hampir bersamaan mencapai orgasme. Aku
rasakan lagi tembakan sperma hangat
membasahi rongga vaginaku. Kami lalu
berciuman lagi untuk waktu yang cukup lama.
Setelah kejadian itu, kami jadi sering
melakukannya, terutama di kamarku ketika
malam hari saat orang tua sudah pergi tidur.
Minggu-minggu awal, kami melakukannya
bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam
kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami
bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya aku
membiarkan pintu kamarku tidak terkunci, lalu
sekitar jam 2 malam, adikku akan datang dan
menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai
kelelahan.
Kini setelah aku di Bandung, kami masih selalu
melakukannya jika ada kesempatan. Kalau
bukan aku yang ke Sukabumi, maka dia yang
akan datang ke Bandung untuk menyetor
spermanya ke vaginaku. Saat ini aku mulai
berani menghisap sperma yang dikeluarkan
oleh adikku.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
2/1354
U-ON

inc Powered by Xtgem.com