watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Pembalasan perselingkuhan

Setelah peristiwa bersama Rico, hubunganku
dengan Risa makin membaik secara kualitas, namun
secara kuantitas aku agak jarang bertemu dengan
Risa karena aku harus bekerja dan melanjutkan studi
di luar kota. Sehingga paling dua minggu atau tiga
minggu sekali aku bertemu dengannya.
Perihal dengan Rico aku tak cemburu lagi
dengannya, apalagi aku sudah dikenalkan juga
dengan pacarnya Rico. Findi namanya. Anaknya
lumayan cantik, badannya juga seksi meski teteknya
tak sebesar Risa, pacarku. Kutaksir ukuran BHnya
sekitar 34B.
Kisahku ini terjadi ketika aku pulang ke kota K, untuk
menengok Risa. Kangenku padanya sudah nggak
ketulungan, harusnya aku pulang 2 minggu lagi, tapi
aku pulang seminggu lebih awal, karena udah tak
tahan kangen. Sengaja Risa tak kuberi kabar untuk
memberikan kejutan kepadanya, karena saat
kutelepon katanya ia kangen sekali denganku.
Pagi-pagi benar aku sudah sampai di kota K, setelah
melepas lelah aku meluncur naik taksi ke dekat
rumah Risa. Dari wartel yang berjarak 500 m,
kutelepon ke rumahnya.
“Pagi, Risanya ada?”
“O.. Risanya pergi baru dua menit yang lalu” Ibunya
Risa yang mengangkat telephone.
“Kemana ya Bu?”
“Aduh kurang tahu ya.. Katanya mau bimbingan
skripsi atau apa gitu?”
“Ya udah Bu, makasih”
Begitu kuletakkan telepon, kulihat mobil Risa melintas
di depanku, entah kenapa aku tak terlintas dalam
benakku untuk mengikutnya. Kulihat Risa berdandan
sangat cantik dan sexy, mungkin itu juga yang
membuatku curiga karena selama ini setiap ia
bimbingan, dandanannya biasa-biasa saja. Akhirnya
kuminta sopir taksi untuk mengikuti mobil Risa.
Setelah berjalan 3 km, tiba-tiba mobil berhenti,
kemudian pintu dibuka, kulihat cowok yang sangat
kukenali wajahnya, Rico teman sekampus Risa,
sesaat mereka ngobrol kemudian Rico masuk ke
mobil melalui sebelah kanan. Ternyata mereka ganti
stir, Rico yang memegang stir kemudian Risa duduk
si sebelahnya.
Beberapa saat mobil berjalan Risa menoleh ke
belakang, aku terkejut langsung kutundukkan
badanku agar ia tak mengenaliku. Saat ku
munculkan lagi wajahku betapa terkejutnya aku
ketika Risa ternyata mencium pipi Rico, kemudian ia
menggelayut mesra di bahu Rico sambil Rico terus
menyetir. Hampir saja kuminta sopir taksi untuk
menghentikan mobil mereka, namun naluriku
berkata lain aku harus ikuti kemana mereka pergi.
Mobil Risa terus meluncur melewati batas kota K
melewati kota U arah menuju areal wisata di kota B.
Tiba-tiba badanku merinding, keringat dingin
membasahi tubuhku, jangan-jangan mereka benar
ke kota B, tempat aku dan Risa biasa memadu
asmara. Sejenak aku diam menenangkan diri, tiba-
tiba kulihat Hpku, aku ada ide coba telp HP Risa, toh
ia tidak tahu kalo aku lagi pulang ke kota K.
“Hallo Sayang, lagi ngapain?”
“Eh Ryan, kupikir siapa kok nggak ada nomornya?”
jawab Risa santai
“Oh iya aku pakai private number, sori belum
kuganti. Lagi dimana nih?”
“Ini Ryan mau ke tempatnya Bu Ani, konsultasi
skripsi”
“Emang rumahnya di mana?”
“E.. Di jl. KS..” Kudengar Risa agak gugup, ia
menjawab sekenanya. Padahal setahuku Bu Ani itu
rumahnya di Jl. RHT.
“Ya udah, ati-ati ya..”
“Ok Ryan Bye, cup ah..” Gila kupikir Si Risa, dia
bohongi aku tapi masih juga sempat bersikap
mesra.
Dengan jawaban tadi aku yakin betul kalo Risa dan
Rico sedang menuju ke tempat wisata di kota B.
Terbayang di wajahku pergumulan yang pernah
aku lakukan bersama Rico dan Risa, ada gairah, ada
cemburu yang membara. Tapi kenapa mereka
lakukan ini? Kenapa Risa menghianatiku? Kenapa Rico
menyalahgunakan kepercayaanku? Bukankah kuajak
dia ikut bergabung pada permainan dulu itu agar tak
ada cemburu diantara kita? Kenapa mereka
melakukan ini tanpa seijinku bahkan berbohong
kepadaku? Sejuta pertanyaan terus melintas di
kepalaku.
Aku menyalahkan diriku sendiri kenapa kuajak Rico
waktu itu? Ah semuanya sudah telanjur, aku nggak
bisa membayangkan lagi apa yang mereka perbuat
selama ini ketika aku di luar kota. Dengan dalih
skripsi mereka bebas melakukan apa saja.
Di sela-sela kegundahanku tiba-tiba kuingat Findi,
pacar Rico. Sedang apa kira-kira dia? Tahukah ia kalo
Rico selingkuh dengan Risa. Tiba-tiba ada gairah
dalam diriku untuk menikmati tubuh Findi,
kubayangkan bodynya, putihnya dan pantatnya
yang aduhai. Kulihat Hpku kucoba cari nomornya,
ah bersyukur aku ternyata aku masih menyimpan
nomornya.
“Hallo Findi?”
“Iya.. Siapa nih?”Suaranya merdu dan manja sekali.
“Ini Ryan..”
“Oh Bang Ryan. Gimana kabarnya Bang?” sapanya
sangat lembut dan ramah.
“Baik.. Findi sendiri gimana? Baik juga kan?”
“Iya Bang”
“Lagi dimana nih Fin”
“Di tempat temen Bang, di U”
“Lho nggak pacaran, kan hari sabtu?”
“Aduh Bang, Rico lagi sibuk sekali akhir-akhir ini
ngerjain skripsi, jangankan pacaran telp aja aku takut
ganggu.. Lho bukannya Rico lagi ke dosen ama
Mbak Risa? Abang di K kan? Belum ketemu Mbak
Risa?” tanyanya seperti memberondong.
“Oh ya tho.. Belum tuh Riss.. Eh kamu di kota U ya?
Aku juga di U nih.. Gimana kalo kita ketemu, itung-
itung ngilangin kangen sebagai sesama ditinggal
pacar sibuk skripsi.. He.. He..” kucoba sambil
bercanda sekaligus menghilangkan rasa cemburuku
pada Risa dan Rico.
“Ah Abang bisa aja.. Tapi boleh juga Bang, soalnya
temenku juga mau pergi bentar lagi”
“Ya udah kujemput kamu ya..” Setelah Findi
memberikan alamat temennya lalu kusuruh sopir
taksi meluncur ke alamat tersebut.
“Pagi Fin”
Gila kulihat cantik sekali Findi pagi ini badannya yang
dibalut kain ketat serta celana ketat tiga perempat
seolah memamerkan semua tonjolan yang ia
punya.
“Eh Abang.. Udah dateng kok cepat sekali?”
“Iya nih.. Ternyata posisiku tadi udah dekat.. Yuk”
ajakku sambil mengandengnya masuk ke taksi.
Terasa harum wangi parfumnya membuat ‘adik’ku
menggeliat.
Setelah memasuki taksi, kemudian kami meluncur
dengan cepatnya, seakan tahu betul sopir taksi itu
mengarahkan ke obyek wisata B.
“Kemana kita Bang?” Tanya Findi melihat taksi ke
arah B
“Gimana kalo kita ke B, sambil lihat pemandangan.
Di jakarta lihatnya gedung terus sih..”
“Boleh Bang.. Siapa takut.. Asal nggak aneh-aneh aja
Abang”
“Aneh-aneh gimana maksudnya?”
“Ya kan dah lama nggak ketemu Mbak Risa.. Aku
nanti jadi pelampiasan lagi” katanya sambil
mengerling penuh arti.
“Dasar kamu..” kataku sambil kucubit dia.
Di perjalanan kami terus bercanda, cerita kesana-
kemari sampe akupun agak lupa kalo tujuanku
adalah investigasi Risa dan Rico. Hingga karena taksi
dikemudikan sangat cepat maka tanpa diduga
sebelumnya posisi taksiku persis di belakang mobil
Risa yang dikemudikan Rico.
“Bang itu bukannya mobil Mbak Risa? Yang nyetir
Rico kan? Mau kemana mereka? Kok kemari?”
“Itulah yang juga Abang ingin tahu, Abang sejak tadi
membuntuti mereka. Trus Abang telp Findi, eh pas
di kota U juga, jadi sekalian aja pikirku. Abang juga
penasaran kok Fin”
“Pantesan sibuk terus mereka, jangan-jangan”Findi
tak meneruskan kata-katanya, matanya berkaca-
kaca, ia rebahkan tubuhnya ke dadaku.
“Bang.. Gimana nih Bang?”
“Udahlah Fin.. Gak pa-pa.. Santai aja, toh Findi kan
juga sama Abang.. Jadi satu-satu nantinya hehe”
“Ih Abang genit..
“Katanya sambil terus merapatkan ke badanku
seakan nggak mau ia lepaskan. Kulihat Findi mulai
agak tenang.
Taksi kami terus mengikuti arah mobil Risa, dari
belakang kulihat sesekali Risa mencium Rico, kadang
sebaliknya Rico yang mencium Risa.
“Ih.. Mereka genit sekali” kata Findi sebel.
“Aku cium Abang juga ah..” Tanpa peduli pada sopir
taksi tiba-tiba Findi menciumku.
“Ih nakal kamu” Padahal saat itu adikku betul-betul
tegang, aku bergairah melihat apa yang akan
diperbuat Risa dan Rico sekaligus bergairah karena
Findi terus merapat ke badanku.
Tiba di kota B. Kulihat mobil Risa belok ke arah Hotel
KDR, aku hafal betul karena di tempat itu aku dan
Risa sering memadu kasih, lalu kuminta sopir taksi
untuk terus dulu supaya nggak ketahuan mereka
kalo aku dan Findi membuntuti.
“Bang mereka ke Hotel. Mau ngapain mereka? Masak
konsultasi di Hotel?” Findi semakin sebel diliputi rasa
cemburu, rasa yang sama yang pernah kurasakan
dulu (Cemburu Membawa Sensasi).
“Udah Fin, tenang aja nanti kita ikutin mereka”
Setelah beberapa saat taksi kemudian kuminta
berputar masuk ke hotel, aku berbincang-bincang
sesaat dengan reseptionist yang aku udah lumayan
kenal karena langganan lalu aku minta kamar di
sebelah Risa dan Rico. Sedangkan sopir taksi
kuminta dia pulang setelah kubayar, karena aku
berpikir pulangnya bareng sekalian dengan Risa dan
Rico.
Jalan menuju ke kamarku melewati depan kamar
Risa dan Rico, saat aku lewat terdengar desahan-
desahan yang sangat menggairahkan. Kurang ajar
batinku ternyata mereka udah nggak mampu
menahan lagi, tapi di sisi lain desahan-desahan itu
justru membuatku terasa bergairah.
Begitu masuk kedalam kamar aku dan Findi segera
mencari lubang yang dapat kami gunakan untuk
mengintip aktivitas Risa dan Rico, tanpa menemui
kesulitan kami menemukan lubang yang mampu
melihat aktivitas mereka secara jelas namun tak
mungkin mereka lihat karena tempatnya sangat
tersembunyi.
“Oh Ris.. Aku kangen sekali ama tetekmu” ujar Rico
sambil memegang dada Risa yang masih
terbungkus kain lengkap.
“Ohh.. Ohh.. Aku juga Ric, aku kangen ama
batangmu yang tegak itu” desah Risa sambil terus
mereka berciuman bibir.
Kulihat Findi begitu dongkol melihat kelakuan
mereka, namun sisi laen aku juga lihat kalo Findi
wajahnya merah, kuduga selain menahan amarah ia
juga menahan gairah melihat aktivitas Rico dan Risa.
Perlahan kuraba paha Findi yang masih terus
mengintip aktivitas Rico dan Risa.
“Ohh.. Oh..” Lenguhnya tanpa menggeser posisi
mengintipnya.
Sementara di seberang kamar kulihat Rico telah
berhasil melucuti pakaian atas Risa hingga yang
tertinggal di atas hanyalah BH Risa.
“Ohh.. Ric.. Lidahmu nakal sekali”
“Tapi kamu suka kan?”
“He eh.. Ehm.. Oh.. Terusin nakalmu Ric, lepaskan
BH ku” Risa semakin bernafsu.
Aku hafal betul kalau Risa paling tidak tahan jika
teteknya di pegang. Dalam sekejap BH Risa sudah
terlepas dari tempatnya, kini yang nampak adalah
dua buah gunung kembar yang menjulang dengan
puting yang sudah mengeras. Rico dengan lahap
menjilati puting tersebut.
“Ohh.. Enak sekali Ric.. Kok bisa ya sekecil ini di jilat
rasanya sampe ke ubun-ubun.. Oh” lenguh Risa
dengan manja menahan gairah. Sementara aku
sendiri terus bergerilya di paha Findi..
“Ough.. Ohh.. Enak Bang”
“Lepasin celanamu ya..” Pintaku dengan berbisik
“Ho.. Oh” Kulepas celananya yang tiga perempat,
sengaja kusisakan CD-nya biar ada sensasi
tersendiri.
“Uhh.. Bang” rintihnya ketika tanganku mengucap
vegynya yang masih tertutup CD, namun nampak
jelas rambut-rambutnya yang hitam kecoklatan.
“Ohh.. Ouhh.. Ohh.. Kamu pintar sekali Bang”
desahannya makin keras tatkala kuraba bibir
vegynya yang sudah basah.
Di seberang kamar kulihat Risa dan Rico sudah tak
berpakaian lagi alias telanjang bulat. Risa kulihat
sedang mengoral penis Rico.
“Ohh.. Ris enak.. Sekali.. Oh” Rico meracau.
“Enak mana ama kuluman Findi Ric?” Tanya Risa
sambil terus mengoral.
“Enakan oralmu Ris”.
Mendengar ucapan Rico, Findi menjadi jengkel.
Seolah ia akan membuktikan ucapan Rico, kemudian
ia segera melucuti celanaku. Terpampanglah penisku
yang sudah tegak mengacung. Tanpa banyak basa
basi ia langsung kulum penisku.
“Oh.. Ohh..” Bibir tipis Findi ternyata lihai juga
mengoral penisku, memang kuakui bibir tebal Risa
lebih mantap untuk mengulum penis, namun demi
menyenangkan hati Findi aku tetap memuji dia.
“Auh.. Ogh, enak.. Fin.. Bohong kalo Rico bilang
enakan kuluman Risa.. Ohh..” Seakan makin
bersemangat Findi terus mengocok penisku dengan
cepat.
“Oh.. Fin enak sekali.. Aku nggak tahan Fin..” sambil
terus Findi mengulum penisku, tanganku
menyelusup ke dada Findi, kutemukan dua gunung
yang memang nggak sebesar punya Risa.
“Ohh.. Bang.. Aku bergairah sekali.. Bang.. Oh..”
Kulihat di kamar sebelah Risa dan Rico sudah tidur
berpelukan, terdengar dengkuran halus Risa yang
sangat kukenal. Karena aku dan Findi terlalu asyik
bermain sehingga tidak sempat melihat sampai
klimaks Rico dan Risa dalam mendaki kenikmatan.
“Bang masukin punyamu Bang.. Ohh.. Aku nggak
tahan lagi” perlahan kumasukin penisku di vagy
Findi.
“Pelan-pelan Bang.. Oh.. Nikmat.. Ohh”
“Ohh.. Ough..”
“Ouhh.. Ough.. Oghh.. Ohh” Kami terus berpacu
mengjar nafsu yang semakin membara seolah lupa
kalo di sebelah ada pasangan kita masing-masing.
“Ohh.. Bang aku hampir sampe”
“He eh.. Abang juga.. Dikeluarin dimana?”
“Di luar aja Bang aku lagi subur.. Oh”
“Ya udah Findi keluarin dulu..”
“Oh.. Bang.. Oh.. Ohh” Rintihan panjang Findi
mengakhiri klimaksnya.
Ia semburkan lahar basahnya ke penisku, sementara
penisku segera kutarik dan kukgoyang-goyangkan
dengan keras di atas perut Findi.
“Ohh.. Ohh” cret cret spermaku keluar dengan
derasnya di perut Findi.
Kami kemudian berpelukan sangat erat. Sementara
itu di kamar sebelah Rico dan Risa masih tertidur,
demikian pula dengan Findi, ia tertidur mungkin
karena kecapekan. Sedangkan aku sendiri tak bisa
tidur. Sambil menghisap rokok aku berpikir keras
untuk menggali ide agar dapat menyelesaikan konflik
perselingkuhan ini dengan happy ending dengan
tanpa amarah bahkan kalo bisa dengan gairah,
karena bagaimanapun awalnya aku yang salah dan
aku memang sangat mencintai Risa, tapi vegy Findi
pun juga lezat rasanya.


Adult | GO HOME | Exit
2/882
U-ON

inc Powered by Xtgem.com