watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Ngentot sama tante anna

Diawali dengan masuknya aku ke salah satu kampus
yang kebetulan memang tempat cita-citaku sebagai
ahli komputer. Pada tahun 1994, kepindahanku dari
Jakarta Barat ke Bandung, tepatnya aku tinggal di
daerah perumahan yang dulu pernah ditinggali
kedua orang tuaku, dan sekarang aku tinggal
bersama pembantu dan seorang anak kecil.
Beranjak dari kehidupanku yang jauh dari kedua
orang tua dan aku baru saja memiliki motor untuk
mendukungku berangkat ke kampus. Aku mulai
terbiasa dengan kehidupan bertetangga dan aku
sering dipanggil untuk membantu tetangga dekat
yang kadang kuperhatikan sepertinya adalah
seorang wanita beranak satu dan suaminya jarang
di rumah. Usianya kira-kira 32 tahun, di sini
namanya aku samarkan saja yaitu Anna. Aku
memanggilnya Tante Anna.
Satu tahun sudah aku tinggal, di akhir tahun 1995
aku mulai merasakan gejolak nafsu yang amat
sangat terhadap wanita. Pada suatu malam aku
mulai merasa ingin sekali bermain/bertamu ke
rumah tante Anna namun aku selalu tidak berani
dan merasa takut kalau nanti suaminya akan datang
dan aku akan dikomentari tidak baik.
Bulan itu adalah bulan Januari 1996, usiaku pada saat
itu baru 19 tahun dan tepat pada bulan Januari
tanggal 20 aku genap 20 tahun. Di sini aku
mengkisahkan hal sangat nyata yang terjadi dalam
diriku. Malam itu malam Jum’at, cuaca sangat tidak
mendukung dan tiba-tiba hujan sangat deras
dengan diikuti angin kencang.
Aku sangat sedih dengan kesendirianku, karena
malam ini adalah malam kelahiranku. Aku duduk-
duduk seorang diri sambil menghisap rokok
kesukaanku, namun malam semakin tidak
mendukung karena cuacanya. Aku berusaha
mencari kesibukan dengan membaca-baca buku
pelajaran, tiba-tiba aku dikejutkan dengan bunyi
pagar samping yang khas, seorang wanita
menghampiriku yang ternyata adalah tetangga
sebelahku (Tante Anna).
“Ada apa tante?” aku mulai bertanya.
“Bob, (namaku) tolong dong pasangin lampu kamar
saya di rumah,”
Ternyata lampu kamar tante Anna putus dan aku
disuruh memasangkannya. Lalu aku mengikutinya
dari belakang menuju rumahnya melalui pintu
belakang. Di saat aku mengikutinya aku sempat
terangsang dengan sentuhannya pada saat
memasuki pintu belakang, karena ternyata dia tidak
menggunakan bra dan aku sempat gemetar.
Sementara ini aku berkonsentrasi dengan
permintaanya agar aku memasangkan lampu di
dalam kamarnya. Setelah selesai kukerjakan, cepat-
cepat aku keluar kamarnya dan berusaha tenang,
kemudian aku diminta untuk duduk dulu minum
kopi karena kopinya sudah disuguhkan. Aku duduk
sambil melihat tayangan TV dan aku lihat anaknya
yang baru satu sedang tidur pulas di depan TV.
Kemudian tidak berapa lama baru anaknya
dipindahkan ke kamar. Sekarang tinggal aku dan
tante Anna berdua di ruangan tengah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 dan aku
minta izin untuk pulang namun aku dicegah, ia
memintaku menemaninya ngobrol. Lama kelamaan
aku mulai mengantuk dan dimintanya aku untuk
rebahan dan diambilkannya bantal dan aku menurut
saja. Ia bercerita bahwa tadi ada telepon dari
temannya, katanya ia ditakut-takuti karena sekarang
malam Jum’at ada hantu kalau sendirian di rumah.
Asyik juga lama-lama acara mengobrolnya hingga
tanpa kusadari tante Anna mulai mendekatiku dan
meletakkan kepalanya di paha sebelah kiriku, karena
aku rebahan agak di belakang dari tante Anna.
Perasaanku mulai tak karuan, jantungku berdebar
sangat keras serta sekujur tubuhku dingin. Karena
baru pertama kali ini aku diperlakukan seperti itu (aku
masih perjaka). Tiba-tiba tangan tante Anna mulai
bergerak menuju selangkanganku, dan
meremasnya kemudian mengusapnya. Saat itu aku
memakai celana pendek berbahan lemas.
“Hei, Bob!, ini kamu kok bangun?” tanya tante Anna.
Saat itu aku sangat malu dan tidak bisa berkata-kata
lagi. Kemudian Tante mematikan lampu dan
memintaku pindah ke kamarnya dengan menarikku
ke atas tempat tidur. Pikiranku sangat kacau dan
sangat gugup saat tiba-tiba aku dipeluk dan ditindih
kemudian diciumi. Hingga pada saat bibirku
dikulumnya aku mulai panas dan terangsang amat
sangat.
Lama aku dibuatnya terlena dalam kemelut yang
dibuatnya. Hingga tante itu mulai menuruni lekuk
tubuhku sampai pada selangkanganku dan
membuka celanaku. Sesaat kemudian seluruh
pakaianku sudah terlepas dan apa yang terjadi
ternyata penisku dimasukkan ke mulutnya. Aku
merasa sangat tegang dan memang baru pertama
kali aku mengalami hal seperti ini. Dengan lembut
dan penuh penghayatan, penisku dipegangnya,
kadang dijilatnya kadang dihisapnya namun juga
kadang digigitnya hingga sampai pada buah zakarku
juga di kulumnya.
“Bob, jangan keluar dulu ya?” ujarnya dengan
mulutnya yang tertutup oleh penisku.
“Akh.. Mmnyamm”
Aku sudah dapat membaca bahwa tante sangat
haus akan sex. Seperti orang yang lama tidak
bersetubuh hingga dengan ganasnya aku mulai
ditindihnya dan aku mulai merespons. Dengan
naluri rangsangan, aku dorong Tante Anna
kemudian aku buka pakaiannya secara perlahan
sambil menciuminya, kemudian kulumat teteknya
yang tidak begitu besar namun masih kencang. Aku
hisap dan kumain-mainkan lidahku di sekitar puting
susunya, Tante Anna mulai terangsang sambil
menggeliat-geliat dan menekan kepalaku agar aku
lebih keras lagi menghisapnya.
Lama aku bermain di sekitar payudaranya sampai
akhirnya aku disuruh menjilat bagian yang sensitif di
antara selangkangannya. Aku mulai sedikit mengerti.
Dengan dibantu tangannya, aku mengerti yang
mana yang harus aku jilat dan kulumat. Hingga
pada akhirnya aku ditariknya kembali ke atas sampai
aku menindihnya dan dadaku menekan toketnya
yang semakin agak keras. Lalu aku didorong ke
sampingnya dan aku mulai ditindihnya kembali
namun sekarang tante Anna memegang penisku
yang semakin keras kemudian dengan perlahan
tante Anna membimbingnya memasuki liang
kenikmatannya.
Posisi tante Anna berada di atas seperti orang naik
kuda, menggoyang-goyangkan pinggulnya dan
kadang menaik turunkan bokongnya. Lama sekali
dia bertahan pada posisi itu, hingga akhirnya Tante
menjerit kecil menahan sesuatu namun sambil
mencengkeram bahuku..
“Akhh, Bob, saaya keluar nih, ahh.. Ahh.. Ohh.. Bob
kamu belum keluar ya?”
Kemudian aku membalikkan tubuhnya dan sekarang
aku ganti berada di atasnya dengan penisku masih
menancap di liang kenikmatan itu. Aku mulai
menyerang, dan sekarang aku mengeluarmasukkan
penisku. Lalu aku mengambil posisi duduk di antara
selangkangannya sambil mengocoknya. Suara yang
keluar dari mulut Tante Anna membuatku sangat
terangsang.
“Bob, yang keras dong, lebih cepat kamu
kocoknya,” kata tante sambil memegang kedua
tanganku. Aku merasa belum akan sampai, tapi tiba-
tiba tante Anna mulai menggeliat-geliat sangat kasar
hingga aku dipeluknya.
“Bob, ah.. Saya mau keluar lagii. Bob.. Ahh.. Ohh
Bob”
Lalu aku disuruhnya mencabut penisku dan tante
Anna keluar menuju kamar mandi. Tidak berapa
lama dia kembali dan membawa kain basah lalu
mengusapkannya di penisku yang mulai lengket.
Kemudian, tante Anna mulai menaiki tubuhku
kembali dan memasukkan penisku ke vaginanya
yang ternyata sudah kering. Ia memulai dengan
gerakan lambat dengan menggoyangkan
pinggulnya maju mundur dan aku kemudian
diminta berposisi di atas.
Sekarang aku yang mencoba memasukkan penisku
ke dalam vaginanya dan mulai bereaksi namun
sangat seret dan terasa penisku dijepitnya. Aku
mencoba memasukkannya lebih dalam dan
menekan penisku agar lebih masuk kemudian aku
mencoba dengan perlahan kugerakkan maju
mundur diiringi goyangan pinggul Tante Anna,
sesekali kedua pahanya mengapit rapat. Lama aku
mulai merasakan terangsang. Dengan mengulum
toketnya aku mulai bereaksi dan aku mulai merasa
ingin keluar. Akhirnya aku keluar dengan diiringi
jeritan kecil tante Anna yang ternyata juga keluar
bersamaan sampai aku tak bisa menahan diri.
Kemudian aku langsung dipeluknya erat-erat dan
tidak boleh mencabut penisku sampai aku tertidur.
Terdengar suara samar-samar dari kejauhan, orang
sudah ramai di luar seperti tukang roti dan lainnya.
Aku terbangun dan kulihat tak ada seorangpun di
sampingku dengan pintu kamar masih tertutup
rapat dan hordeng jendela masih tertutup. Aku
sempat kaget dan kulihat diriku dalam keadaan tanpa
sehelai benang pun yang menempel di kulitku. Aku
berusaha mencari pakaianku yang tadi malam
dilempar ke sisi spring bed Tante Anna. Tak berapa
lama kemudian Tante Anna membuka pintu dan
masuk kembali ke kamar.
“Bobby! Kamu sudah bangun?”
“Ya..” jawabku sambil melihat seluruh tubuh Tante
Anna yang ternyata baru selesai mandi dengan
hanya menggunakan handuk.
Handuk itu hanya menutupi sebatas toketnya dan
pangkal pahanya yang putih merangsang. Lalu aku
duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi
pemandangan yang indah itu. Tiba-tiba saja penisku
yang sudah loyo bangun kembali, namun
kuurungkan niatku untuk bermain di pagi hari.
Dengan cepat aku keluar dari kamar menuju kamar
mandi.
Selesai dari kamar mandi aku masuk kembali ke
kamar tidur untuk minta handuk, tapi ternyata yang
kulihat di dalam kamar, Tante Anna belum juga
berpakaian sementara handuk yang melekat di
tubuhnya sudah tidak ada. Aku pandangi terus
tubuh tanpa busana itu, lalu aku mendekatinya dan
sempat kucium bahunya, namun dengan gerakan
yang cepat sekali aku didorongnya ke atas tempat
tidur oleh tante Anna dan tanpa basa basi lagi
dikulumnya lagi penisku hingga basah oleh liurnya.
Pagi ini ternyata aku sudah mulai on kembali oleh
kuluman, hisapan, dan belaian tante Anna pada
penisku. Lalu aku dimintanya berdiri dan melumat
toketnya yang sudah agak mengeras pada
putingnya yang berwarna agak kemerahan. Kujilat,
kuhisap kadang kuremas pada toket yang satunya.
Kembali aku didorong dan ditindihnya lalu.. Bless..
Slepp.. Ternyata penisku sudah digiringnya masuk
kembali ke liang kenikmatannya. Dengan agresif dan
penuh nafsu, digoyangkannya maju mundur pantat
Tante Anna hingga aku pun mengiringinya dari
bawah, sambil kuremas-remas kedua toketnya
dengan kedua tanganku.
“Ah.. Aah.. Ahh.. Ohh, Booby saya puaas ssekalii.
Bob, saya mau.. Keeluaar.. Ahhohh..”
Lalu Tante Anna mencabut penisku dari memeknya
dan membersihkannya dengan kain di sekitar,
kemudian aku dengan ganasnya memasukkan
kembali senjataku lalu kugoyang-goyangkan lalu
kutekan kembali hingga Tante Anna menjerit kecil..
“Aahh.. Oohh, Bobb.. Mentok nih? Terus bob tekan
punya kamu, oh Bob!”
Lama sekali aku memainkan Tante Anna, kemudian
aku mencoba kembali dengan posisi Doggy Style.
Tante Anna sambil membungkukkan badannya di
atas kasur kucoba untuk memasukkan penisku dan
Blees.. Slepp..
“Ahh, Bobb.. Terus Bob, Masukin sampai dalam, oh
Bobb.. Yang kasar Bob”
Lalu dengan cepat aku memaju mundurkan
pantatku hingga aku sudah tidak tahan lagi. Dan
kemudian aku sudah sampai pada dimana
kenikmatan itu terasa sampai ujung rambut. Dan
cairan yang kukeluarkan tidak kubuang keluar.
Setelah selesai, aku mulai merasa letih dan sangat
lapar. Aku mencoba beristirahat sebentar, kutatap
langit-langit yang ada di kamar itu. Kuatur nafasku
perlahan dan kupeluk kembali Tante Anna, kuusap-
usap toketnya lalu aku mencoba menghisap-hisap
pelan hingga sampai kumain-mainkan dengan
tanganku.
“Bob, udah ah, nanti lagi”.
Lalu aku lepaskan tanganku dan aku langsung
bangun menuju kamar mandi. Pukul 07.15 aku
sudah rapi, lalu aku minta izin untuk pulang. Setelah
itu aku mulai dengan pekerjaanku di rumah. Di
dalam rumah aku sempat berfikir tentang apa yang
telah terjadi semalam dengan Tante Anna.
Malam pun tiba, aku seperti biasa ada di rumah
sambil menyaksikan tontonan TV. Tiba-tiba pintu
samping ada yang mengetuk dan kubuka, ternyata
Tante Anna membawa makanan buatku. Dengan
senyumnya aku ditawari makan lalu aku diciumnya,
namun tangan tante Anna kembali menggerayangi
penisku. Aku terangsang tapi niatku untuk
bersetubuh lagi dengannya tertunda karena aku ada
janji dengan teman.
*****
Cerita ini aku sudahi dulu, namun so pasti, kejadian
yang kualami ini selalu terulang setiap malam
bahkan kadang di siang hari pada saat anaknya
sudah berangkat sekolah. Terkadang di siang hari
sambil memutar film BF kami bermain dengan
mengikuti apa yang ada di adegan film tersebut.
Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan banyak yang
aku pelajari dari permainan sexku dengan Tante
Anna.


Adult | GO HOME | Exit
2/94943
U-ON

inc Powered by Xtgem.com