watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Aku seorang ibu yg diintip

Tidak ada yang bisa memaafkan dengan apa yang
pernah saya lakukan. Yang pernah kami lakukan,
lebih tepatnya. Suatu perbuatan yang tidak terpuji,
maksud saya adalah pembenaran dari suatu hal
yang buruk atau mungkin hal yang menjauh dari
kesucian, dari tindakan buruk yang pernah kami
lakukan. Tapi pasti ada alalasan, pasti ada, pasti
selalu ada konsekuensi dari suatu kelakuan yang
buruk. Saya tidak meminta simpati dari para
pembaca, tapi jika anda mempunyai empati dari
cerita yang saya buat, saya harap cerita ini bisa
membuat anda mengerti. Memang, alasan saya
menulis cerita ini untuk mengklarifikasi dan sebagai
motivasi dan kelemahan dan juga suatu kebutuhan
yang didasari suatu kebodohan dan juga mungkin
kesenangan dari sebuah hubungan sedarah kami,
sewaktu saya menyetubuhi anak laki – laki saya.
Jika cerita ini memang terdengar klise atau sudah
pernah di tulis, itu hanya disebabkan oleh kesamaan
suatu keadaan prilaku Manusia. Namun cerita ini
berdasarkan dari kisah saya. Robbie (pacarnya
memanggilnya Robert, teman2 nya memanggilnya
Rob, tapi aku tetap memanggilnya Robbie, anak laki2
ku yang sangat ku sayang) sekali lagi dia
mengganggu privasi aku, sewaktu aku mandi. Yang
ke-3 kalinya di dalam bulan ini. Dengan alasan
sebelumnya bahwa adik perempuannya memakai
kamar mandi kami yang lain, dan Robbie menjadi
sangat benar2 cerdik dalam kenakalannya. (suatu
alasan yang memang tidak bisa aku sanggah)
Saat pertama dia hanya buang air kecil, tapi dia
lakukan dengan waktu yang lama, menggoyangkan
penisnya, memasukan ke celananya dan menutup
retsleting celananya sebelum dia berlalu. Memang
seperti itu prosedurnya (kecuali memang karena
harus melakukan sesuatu yang membutuhkan
waktu yang panjang). Dia pernah menayakan
kepadaku tentang sesuatu (tapi aku lupa tentang apa)
dan pertanyaan itu membuat dia semakin lama
untuk keluar dari kamar mandi, aku jadi curiga dia
berusaha untuk melihat sekilas tubuh telanjangku
dari balik kaca plastic yang buram, tetapi tetap bisa
memperlihatkan lekuk tubuhku yang langsing
diusiaku yang ke- 38 ini.
Aku harus mengakui dimana aku tidak bisa
menyembunyikan diriku lebih jauh, sebagai anak laki
– laki yang berumur 16 tahun dan sebagai remaja
masa kini, pasti sudah melihat banyak sekali tubuh
wanita yang sedang telanjang. Sudah pasti saat dia
sedang kencan (dan jika beruntung) dia akan
mendapatkan semua kejujuran dan kebohongan
apa yang disimpan wanita, tentang suatu rahasia
yang berada diantara kaki wanita, secara pribadi.
Sebenarnya aku tidak berpikir lebih tentang niatnya
untuk mengintip ku sampai nanti, setelah beberapa
saat Robbie muncul waktu aku sedang menyabuni
tubuhku. Saat itu juga aku langsung membilas
tubuhku dari sabun, dan seketika itu juga aku
tersadar dengan isyarat bahwa aku tidak sendirian
dirumah. Suamiku sudah pergi ke kantor pagi2
sekali, lalu dimana Sally ? Aku berkata di dalam hati.
“ Maaf, Mam”, terdengar suara dari anak lakiku yang
mempunyai tubuh lumayan atletis itu. “ Sally
memakai kamar mandi yang lain dan aku sudah
putus asa tidak tahan ingin buang air kecil, jadi aku
masuk ke kamar mandi Mama”. Kata Robbie
kepadaku, sambil membalikan badan ke kloset, dan
duduk di kloset, setelah itu saya melihat
bayangannya dari balik kaca penghalang plastic dia
menurunkan celana boxernya dengan sekali gerakan
“ Dia bilang mau buang air kecil, tapi kenapa dia
duduk di kloset dan melepas semua celananya”, aku
bergumam di dalam hati. Setelah aku perhatikan,
suatu perhatianku kepadanya yang tidak terlalu
khusus,”Mmm..”, aku bergumam yang gumaman
ku mungkin agak keras dan bisa terdengar diantara
derasnya suara air pancuran, dan aku tetap
melanjutkan membilas badanku. Dan diluar ruangan
shower, aku melihat dengan sudut mataku ada
semacam rupa gerakan yang berirama, dan sudah
bisa dipastikan itu adalah gerakan yang sangat
familiar.” Sepertinya dia sedang menarik Penisnya,
benar gak ya..Hmmm”, aku jadi sedikit penasaran.
Aku tidak bisa menahan senyum kecilku, ternyata
aku melihat anak lakiku secara diam-diam
melakukan masturbasi di hadapan Mamanya yang
sedang telanjang. Aku merasa seperti terngganggu
tetapi juga merasa senang dalam waktu yang
bersamaan, bingung sekali rasanya.
Yang membuat ku senang bukanlah sesuatu yang
sedang dia lakukan. Tetapi Tubuh ku ini, setelah aku
lihat2, aku bangga mempunyai tubuh yang bisa
menjadi inspirasi bagi dia, itu yang membuatku jadi
agak tersenyum nakal. Yang membuat ku merara
terganggu dan risih adalah karena tidak ada
tanggapan yang sesuai dari ku sebagai seorang Ibu,
aku merasa bersalah karena aku tidak marah
kepadanya. Tapi faktanya, malah membuatku
seperti agak sedikit horny dan merasa berada di
dalam keanehan yang eksotik, aku malah merasa
sebagai penari striptis yang sedang tampil di dalam
sebuah pelindung kaca.
Aku geser badanku dengan sedikit goyangan yang
sexy, yang memperlihatkan lekuk tubuhku, dan aku
mendengar meningkatnya tempo pergerakan
genggaaman tangannya di penisnya. Di dalam
sebuah gerakan tubuhku yang total tanpa aku
merasa ragu untuk memperlihatkan bayangan lekuk
tubuhku dari balik penghalang kaca platic yang
buram itu, dan aku tidak tahu darimana ide ini
datang seperti spontan saja mengikuti naluri, aku
majukan perutku ke menghadap plastic pelindung
yang tembus cahaya itu tepat disebelanya adalah
muka Robbie yang sedang mengintipku secara
langsung.
Dengan aku memajukan perutku agak menempel ke
kaca tersebut, otomatis dia melihat bagian gelap di
bawah perut Mamanya yang memperlihatkan
seperti semak tipis yang gelap yang sedang disirami
oleh siraman air dari shower, dengan gerakan tubuh
ku yang naik dan turun perlahan secara berulang –
ulang, dengan sangat benar-benar
memprovokasinya. Menurutku gerakan itu cukup
memberikan dia serangan mendadak ke psikisnya
dan membuat dirinya berpikir untuk mengambil tisu
sebanyak-banyaknya untuk menahan semprotan
derasnya aliran sperma yang mengalir deras dari
penisnya, agar tidak bercucuran di lantai. Pikiran
nakal yang ada di otakku adalah, menginginkan
dengan sangat untuk menghisap bagian vital dari
anak lakiku itu yang sedang dimainkan olehnya dan
melakukan hisapan ketika spermanya keluar
bagaikan air mancur. “ Tapi dia adalah anak laki mu”,
protes hati nurani ku, sambil aku membalikan
badanku menjauh dari wujud bayanganya yang
sedang memuntahkan sperma, tapi jariku sendiri
malah menyentuh Vaginaku secara spontan.
Menurutku, mungkin saat itu kami mempunyai
pikiran yang sama, tentang ketidak senonohan/
lancang mengenai diri kami masing2, berpikir
dengan memutar imajinasi kami tentang
keuntungan atau keburukan yang akan kita
dapatkan. “Ibu dan anak sama2 mempunyai nafsu
sexual yang tinggi”, pikirku.
Aku menunggunya sampai dia keluar dari kamar
mandiku, dia terliahat seperti terburu-buru saat
keluar dari pintu kamar mandi. Aku tidak tahu,
apakah dia sebenarnya tahu apa yang sedang
terjadi, sehingga dia keluar cukup tergesa-gesa, atau
dia takut diketahui oleh diriku, (jika memang aku
tidak tahu, tapi mengapa tadi aku tempelkan
tubuhku,agar dia bisa melihatku di kaca plastik ini?)
Tapi sayangnya akibat ketergesa-gesaannya dia telah
melewatkan pertunjukan besar dari ibunya, yang
ternyata diriku juga merasakan orgasme, tidak lama
kira2 tidak sampai 30 detik setelah dia keluar dari
kamar mandi. Dan menurutku itu sangat
memalukan!! Dan aku mengakuinya kepada diriku
sendiri sesaat setelah aku pulih dari nikmatnya
orgasme kecilku. JIka dia bukan anak ku, mungkin
aku sudah tergoda. Aku mengingat kembali tetang
aksi masturbasi kita antara aku dan Robbie yang
saling berbalasan tapi secara sembunyi dan aku
mengingatnya satu persatu, aku membayangkan
jika aku jadi Robbie atau pada diriku sendiri, seperti
kejadian yang terjadi begitu saja dan memang tidak
terencana tapi memang sungguh nyata, meskipun
diantara kita sekarang sudah tidak di ruangan yang
sama.
Sampai pada suatu kesempatan, Sally anak
perempuanku pergi keluar rumah pagi2 sekali.
Dimana menurut Robbie, Sally pergi untuk
melakukan suatu kegiatan di luar rumah. Jadi
kesempatan kali ini, bisa digunakan Robbie untuk
mengintip lagi Ibu-nya yang sedang telanjang.
Apakah aksi Robbie sebelumnya, merupakan suatu
kelicikan?Akankah dia melakukannya lagi, dan
apakah tanggapanku yang harus aku buat kali ini?
“Ah, tidak, Jangan” tapi pikiran nakalku berbisik,”
Ayolah, sayang, biarkan inspirasi erotis itu datang
dan ada diantara kalian berdua”,hal ini bisa
membuatku nakal lebih jauh, dan libidoku yang
tinggi ini ingin merasakan sisi gelap dari sebuah
gairah yang terlarang. Bagaikan seorang permaisuri
di dalam novel-novel romantis yang tertarik kepada
Pemuda2 nakal, dan membayangakan pemuda
tersebut sebagai sumber obsesinya, dan gairah
kupun kembali menyala.
Aku mencoba untuk menempatkan diri dan berpikir,
jika aku berada pada situasi itu, aku masih belum
bisa menemukan jalan keluar mengenai masalah ini
sampai dengan 8 hari kemudian, sekali lagi privasi
ku diserang. Tapi kali ini, sesaat setelah aku selasai
mandi dan bersiap untuk keluar dari kamar mandi,
sebelum Robbie menyelesaikan aksinya. “
Upsss...!!”, kataku. Robbie, berdiri diatara aku dan
handuk besarku yang masih tergantung di
gantungan pintu kamar mandi, dan aku kembali
masuk kedalam ruangan shower , lalu aku berkata “
Hey, sayang..tolong berikan handuk Mama, yang
warna merah jambu, lempar saja handuk itu dari
atas!! “
Saya melihat gerakan bayangan penisnya dari
bayangan kaca plastik pelindung, sewaktu dia
melemparkan handuk kepadaku. Aku segera
memakai handuk dengan melilitkan kebadanku, dan
aku segera keluar dari ruangan shower.
Sewaktu aku keluar, perasaan ku seperti meleleh.
Aku melihat Robbie dengan celana pendeknya, yang
sudah siap dengan ujung penis yang sudah terlihat
keluar dari celananya. Handuk kecil yang ada
ditanganya tidak terlalu lebar untuk menutupi
penisnya, dari situ aku mulai mengerti. Anak laki –
laki ku menatap dengan berani kearah tubuh ibunya.
Dia menjulurkan tangannya ke penis untuk
membetulkan posisi penisnya agar lebih nyaman.
Dan dia mulai mengocok Penisnya di depan diriku,
namun itu hanya asumsi ku saja mungkin apa yang
ku lihat adalah salah, dan aku akan mencoba
memikirkannya nanti. Saat pertama kali kami
menggunakan kamar mandi bersama, mungkin dia
terlihat seperti kejadian yang tidak disengaja, tapi
lama kelamaan dan kali ini, dia lebih berani dan
mempunyai maksud tersembunyi, dan sekarang,
dia melakukannya secara nyata di depanku.”Sudah
keterlaluan, menurutku” dan spontan aku langsung
menampar mukanya dengan keras.
Akibat tamparanku, Robbie sangat kaget, dan
akupun juga kaget, mengapa aku menampar Dia,
aku agak sedikit merasa bersalah. Terlihat dari muka
Robbie yang sangat kebingungan dan sangat sedih.
Aku tahu bahwa mungkin aku telah salah bertindak,
dengan tidak melihat situasi dan kondisi. Melihat
kebingungan dan ketakutannya, sikap keibuanku
pun mulai keluar, dan aku jadi tidak memperhatikan
mengenai keadaanku sekarang yang sudah
mendekati telanjang, hanya berbalut handuk merah
jambu, tapi aku tetap acuh dan melupakan keadaan
ku sekarang yang hanya berbalutkan handuk, aku
langsung memeluknya dengan pelukan erat seorang
ibu yang sangat sayang kepada anak laki-laki nya.
Penisnya yang tadi berdiri tegak dan keras, menjadi
agak lembek beberapa saat, tapi mukanya secara
tidak langsung menempel pada payudaraku, karena
dekapan pelukanku yang erat kepada dirinya.
Aku merasa menjadi sangat buruk di mata Robbie,
dan aku ingin memberikanya suatu ganti rugi
untuknya. “Oohh Robbie anaku sayang, maafkanlah
Mama sayang, Mama tidak bermaksud untuk
menyakitimu, soalnya Mama sangat kaget ketika
membuka pintu shower, kamu sedang
bermasturbasi dengan mengintip Mama, dengan
melihat tubuh Mama yang sudah tua ini”.
Robbie hanya terdiam, dengan mengeluarkan sedikit
air mata, dengan tetap meneruskan pelukannya
pada tubuhku dan terus menyandarkan kepalanya di
Dadaku. Aku coba mengatakan kepadanya, agar
kejadian ini tidak dianggap sebagai hal yang serius,
dengan mengatakan,” Adakah yang Mama bisa
lakukan untuk mu, agar kamu bisa melupakan
kejadian ini, sayang?” , “ Apa yang bisa mama
dapakan untuk bayi Mama ini, apakah kamu mau
yang special dari Mama? Ayo, bilang ke Mama,
Sayang!!!”
Sewaktu aku sedang membujuknya, aku merasakan
Puting susuku yang sebelah kiri seperti dihisap.
Ternyata setelah aku melihat kearah Payudaraku,
Robbie telah berkata dengan tersirat melalui aksi
mulutnya, apa yang dia inginkan dariku. Apa yang
bisa dilakukan lebih, dari seorang ibu kepada
anaknya kecuali menyusuinya, meskipun anaknya
sudah berumur 16 Tahun. Hati dan perasaan ku
seperti menabur rasa kemurnian kasih sayang dari
seorang ibu untuk anaknya melalui bagian tubuh
yang sangat intim, yaitu putting susu ku ke Bibir
Robbie. Rasanya aku ingin memelihara kedekatan
fisik, tubuh kami antara aku dan anak ku, sebagai
moment yang manis. Sama seperti saat Robbie
masih bayi. Tapi dengan bertumbuhnya
kedewasaan diantara kami, pasti akan menimbulkan
image yang buruk.
Aku merasakan Penisnya mulai mengeras dan
berdiri tegak kembali, dan artinya hisapan di Puting
susuku terasa bukan hisapan yang kekanak kanakan,
tetapi dengan mengerasnya Batang penis Robbie,
memperlihatkan bahwa dia sedang berada di dalam
samudra gairah yang tak tertahankan!! Gelombang
gairah itu pun akhirnya juga menerpa dan mulai
merasuki ku, dan aku mulai terangsang sangat
hebat, sikapku pada saat itu mulai berubah dari
seorang wanita yang sangat keibuan menjadi
seorang Ibu yang sangat menginginkan bercinta
dengan seorang pemuda yang umurnya terpaut
jauh lebih muda dariku (MILF). Saya mulai
merasakan telapak tangan Robbie, meluncur turun
kebawah perutku dan jari2nya menuju kearah
lipatan vertikal ku yang ditumbuhi bulu halus, yang
memang sangat aku rawat, dan sekarang vagina ku
sudah mulai basah oleh cairan kewanitaanku, karena
rangsangan yang hebat yang aku rasakan dari
rabaan jari – jari Robbie. Dia pasti tahu dengan apa
yang dia lakukan kepadaku dan akan membuatku
menggeliat, dimana tangan kanannya meyeruak
masuk kedalam Vaginaku dan jarinya memainkan
bagian yang paling tervital di tubuhku, jarinya mulai
memelintir dengan halus klitorisku, dan aku
merasakan aliran darahku yang deras berdesir ke
seluruh tubuhku, suatu kenikmatan yang sulit
diungkapkan dengan kata-kata, aku merasa seperti
melayang jauh tinggi ke awan. Yang kurasakan ini
mungkin karena, Anaku sendiri yang membuatku
jadi begini, memang rasanya terasa sangat jauh
berbeda , saat aku melakukan ini dengan suamiku.
Tanpa sadar aku terus memajukan pinggulku untuk
penetrasi ke dalam sentuhannya jari2nya, kami
lakukan ini dengan sanagt perlahan, dan aku sangat
menikmatinya. Robbie memindahkan mulutnya
untuk menghisap puting ku yang satu lagi, dan jari
dari tangan kirinya tetep menusuk kedalam liang
vaginaku, sambil kadang memencet klitorisku
dengan lembut, dan aku rasakan sisa jarinya yang
masih diluar liang vaginaku meraba bibir anusku
dengan nakal, kadang dimasukan atau menggesek
gesek bibir anusku. Aku mulai merasa kehilangan
kontrol terhadap situasi yang terjadi saat itu, aku
sangat yakin bahwa aku tidak mempunyai kehendak
untuk menghentikan cekramaan dari rangsangan
gairah nafsu yang sedang membakar kami berdua.
Yang terjadi malah aku mencengkram Bantang
penis anaku yang mengacung tinggi dan keras,
yang selama ini anaku pamerkan kepadaku tapi aku
acuh tak acuh, dan aku merasakan kekuatan dari
seorang lelaki yang mempunyai nafsu seperti
binatang. Semakin aku berpikir liar, dan aku semakin
terangsang sangat hebat. Sentakan dari desiran
darah di dalam adrenalinku merasuki sistem
pertahanan tubuhku, dan aku dibuat sangat lemah
karenanya, aku sudah melupakan kejadian saat aku
menamparnya tadi. Dan aku merasakan lututku
mulai melemah.
Robbie mengetahui bahwa memang pertahananku
sudah runtuh, dan dia juga tahu bahwa ibunya
sudah pasrah dengan rangsangan dari kenikmatan
siksaan yang dia berikan dan dengan mudah dia
membaringkan tubuhku ke lantai. Karpet berwarna
merah muda pekat, dengan bahan kain sedikit
berbulu, melapisi lantai kamar mandi utama kami,
dan menjadi bantalan yang empuk dah halus yang
memang tepat sekali untuk alas bercinta yang
sangat indah, aku merasa badanku seperti perlahan
melayang jatuh saat tubuh telanjangku terbaring,
lebih tepatnya dibaringkan diatas bulu2 halus di
karpet itu dengan dibantu oleh Anak lakiku tercinta
yang kuat dan sangat tampan. Setelah tubuhku
terbaring di lantai, Robbie langsung memeluku, aku
berada di bawahnya yang juga menyambut pelukan
itu dengan langsung mencium bibirnya dengan
penuh gairah yang tertahan untuk diledakan, aku
merasakan mulut Robbie dan merasa anaku ini juga
ingin di explor olehku,lidahnya menelusuri tiap inci
dalam mulutku, baru kali ini aku merasakan tentang
Robbie anak laki2 ku yang ternyata sangat hebat
dalam bercinta. Aku sempat terpikir, dengan apa
yang sedang terjadi sekarang, dan dampak apa
yang terjadi setelah kejadian ini, dan lama kelamaan
bersama dengan desiran angin asmara diantara aku
dan Anakku, pikiran itu hilang terbawa gelombang
kenikmatan surga yang datang menerpa diriku dan
aku merasa seperti tubuhku sedang melayang
terbang jauh menuju sebuah Bintang yang
memberikan harapan tentang kenikmatan suatu
keintiman Seks yang indah yang mungkin akan aku
rasakan dan diberikan oleh anaku sendiri.
Diriku semakin haus akan kepuasan, bukan saja
haus melainkan aku sudah sangat merasakan lapar
akan kenikmatan Bercinta, aku sudah sangat basah,
aku sempat berpikir biarlah aku Hamil dari anaku
sediri, semua sudah kepalang basah, yang penting
aku hanya mau kenikmatan itu, aku arahkan agar
Robbie untuk segera memasukan batang Penisnya
yang lumayan besar itu untuk segera menerobos
masuk ke dalam Vagina ibunya yang merah
merona dan merekah yang sudah sangat banjir
akan cairan2 kewanitaan. Aku mulai menggenggam
lengan atas Robbie, dan merasakan otot bisep dan
trisepnya yang semakin membuatku bergelora,
dengan ketelanjangan kami berdua, aku merasakan
bersatunya tubuh dan badan kami antara ibu dan
anak, dengan sensasi yang benar-benar luar biasa,
merasakan kulit ku bersentuhan langsung secara
penuh dengan kulitnya tanpa adanya batasan dan
halangan dan kami lakukan dengan tanpa ada rasa
tabu diantara kami. Tubuhku sudah mendekap erat
tubuhnya dan memperlihatkan suatu buaian –
buaian kasih sayang dengan penuh nafsu dan
rongrongan birahi. Aku menjadi birahi kepada anak
lakiku, sangat dan teramat sangat, sehinggap Robbie
dapat dengan mudah membuat serapat mungkin
tubuhnya kepadaku agar dia dapat lebih leluasa
untuk menentukan posisi yang nyaman untuk
menyetubuhi ibu kandungnya sendiri, yang
mungkin terkesan kuno tapi klasik dengan cara
bercinta lelaki diatas perempuan. Dalam situasi
berciuman kami yang penuh dengan hasrat dan
birahi, aku bisa merasakan Penisnya mulai
menyodok dan mulai mendorong mencari lubang
Vagina ibunya sendiri yang memang sudah basah,
banjir oleh cairan yang licin dan lengket yang sudah
siap untuk diterobos masuk, pintu kenikmatan
surgaku seperti diketuk sudah siap kubuka,
kenikmatan surga duniawi yang penuh dengan
dosa, tapi sangat indah dan luar biasa, Surga
duniawi sudah menunggu kami, dan kami berdua
siap melayang terbang kesana menggapai
kenikmatan yang terbalut dengan indahnya dosa.
Birahi kami sudah sangat tidak bisa kami tolerir.
Tiba-tiba aku merasakan suatu sensasi yang sangat
sulit untuk diungkapan, tanpa tuntunan tangan ku
ternyata penisnya telah menyeruak menerobos
masuk dengan hentakan nafsu binatang seorang
anak Laki2 dan terus mendesak terpompa semakin
dalam dan semakin dalam ke liang Vagina ku,
dengan ukuran besar dan panjangnya penis anaku
aku sedikit merasakan agak ngilu pada bibir Vagina
ku, tapi rasa sakit dan ngilu itu terhapuskan oleh
buaian gelombang nafsu birahiku yang sedang
berkobar, dan aku merasakan suatu sensasi
nikmatya dari suatu hujaman yang bisa menggapai
rahimku, dimana kesucianku sebagai seorang ibu
telah terengut dan dirampas oleh anak
kandungku,yang selama ini hanya aku khususkan
untuk suami ku tersayang, dengan jujur aku katakan
aku menikmati terengutnya dan terampasnya
kesucian ini, kesucian dari sebuah Vagina, sebuah
rahim seorang ibu yang bisa menghasilkan sumber
kehidupan dan benih dari suatu kehidupan baru.
Penetrasi demi penetrasi kami lakukan bersama,
suatu dorongan, desakan dan hujaman demi
hujaman Penis anak ku kedalam Rahim tempat
dimana dulu dia dikandung. Penetrasi itu
menimbulkan setruman setruman, yang secara
intensif dari setiap gerakan didalam persetubuhan
fisik kami dalam suatu hubungan sedarah/inces,
yang termotivasi lebih dari suatu pengorbanan
ungakapan cinta dari sepasang manusia. Hujaman
Penisnya keluar dan masuk seperti itu berturut turut
kedalam Vaginaku, dan aku dengan sangat senang
menerima hujaman tersebut ke dalam vaginaku,
pasti kami merasakan rasa persetubuhan yang
sama indahnya, suatu sensasi kepuasan yang
belum tentu bisa di gapai oleh orang lain.
Kenikmatan dari persetubuhan yang nista ini
bagaikan binatang yang tidak mengenal ayah ibu
atau anak, yang terpenting adalah kepuasan, aku
merasa menjadi seorang yang primitive seperti tidak
ada laki2 lain di dunia ini yang bisa memberikan aku
kepuasan tanpa batas, erangan demi erangan kami
lakukan, desahan demi desahan, dan jeritan jerita
kecil yang ku ungkapan ke telinga Robbie
membuatnya semakin Liar menghujamkan penis
besar dan panjangnya itu sedalam dalamnya
kedalam liang Vaginaku sehingga aku merasakan
sodokan pada rahimku. Basahan dari keringat kami
berdua yang membasahi sekujur tubuh kami,
menimbulkan suara tepukan yang terdengar sangat
dramatis, setiap tepukan dari bagian tubuh kami dari
kulit yang basah oleh keringat, pertemuan antara
selangkangan ku dengan selakangan Robbie yang
menimbulkan suara tepukan dipadukan dengan
nikmatnya Sodokan, dan jeritan, sangat sulit
diungkapkan. Yang pasti sangat nikmat. Tubuh kami
terkunci dalam suat dekapan erat yang tak
terlepaskan, dadanya medekap dadaku sehingga
payudaraku tergencet dan tertumpah menyembul
ke samping diantara badanku dan dia, pinggul dan
pahanya menghantam pinggul dan pahaku naik
turun dengan sangat perlahan tapi pasti dengan
nafsu birahinya kepadaku, dengan erat aku
cengkram kedua pantat sexy anak ku, membantu
mendorong membuat hujaman2 keras dan sedikit
kasar untuk Vaginaku, gerakan yang sangat
bermanfaat dan membuat kami seperti terbang
bersama sesaat, merasakan hujaman demi
hujaman yang dia lakukan terhadapku.
Aku mulai menantikan dengan waswas dan hati
berdebar tapi sangat menginginkannya juga, aku
sangat menyukai disaat saat seperti ini dimana aku
rasakan sebuah penis yang besar keras dan panjang
akan menyemprotkan sperma di dalam Vaginaku,
penisnya sudah mulai berdenyut dengan
hebat,dengan denyutan penisnya itu pun aku juga
mulai merasakan hal yang tak akan pernah
kurasakan di di dalam hidupku, bahwa nafsu
birahiku terpuaskan oleh anak kandung ku sendiri,
Suatu sensasi yang memang sangat luar biasa,
sepertinya aku juga akan mengalami oragasme.
Sengaja aku tahan oragasme ku agar Aku dan
Robbie dapat bersama menikmati Nikmatnya Suatu
dosa hubungan sedarah antara ibu kandung dengan
anak kandungnya. Robbie memiliki Penis dengan
batang dan kepala yang cukup besar, saat dia
melakukan hujaman yang kali ini cukup terasa keras
bagiku, tiba-tiba Robbie diam mematung seperti
membeku, badannya bergetar menahan suatu
kenikmatan yang selama ini dia impi-impikan, Aku
rasakan Penisnya seperti terkunci tertelan sangat
dalam di vaginaku dengan kepala Penis berada jauh
di dalam rahimku, aku melihat wajahnya yang
tampan dan kedewasaan mulai tergambar dari raut
wajahnya yang mungkin nanti menjadi Ayah dari
anak yang akan ku kandung ini. Akhirnya hal yang
kutakutkan terjadi aku terlambat mencabut batang
penisnya dari dalam vaginaku, tapi disatu sisi aku
merasakan sensasi nakal yang menjalar di tubuhku
yang ingin merasakan rasanya jika dibuahi oleh anak
kandung ku sendiri, Robbie melenguh dan
mendesah hebat Penisnya menyemburkan sperma
di Rahimku tempat dimana aku mengandungnya,
semburannya berkali kali sangat kencang terasa, dan
saat itu pula aku merasakan Vaginaku juga
berdenyut keras dan aku menjerit histeris karena
merasakan Orgasme yang selama ini belum pernah
aku rasakan, karena sensasi persetubuhan sedarah
ini, aku merasa seperti terbebas terbang, aku
orgasme sangat panjang dan lama seiring dengan
keluarnya sperma Robbie yang menyembur di
dalam Vaginaku. Terasa hangat basah, gemericik,
sedikit lengket pada selangkangan kami yang
menempel terkunci satu sama lain, dengan aku
menyilangkan kakiku pada pinggang Robbie.
“ Mam, aku mengeluarkannya di dalam...maaf”,
ucapnya dengan nada datar, takut aku hamil, tapi dia
puas tanpa ada penyesalan. “Ya Tuhan,
Robbie...Kamu membuat orgasme terpanjang dan
terbaik dalam hidup Mama, dan Mama sangat
menikmatinya”, itu yang aku katakan kepadanya.
Kami mengalami klimax persetubuhan sedarah yang
sangat indah, terdengar tabu tapi faktanya indah dan
luar biasa.
Spermanya perlahan lahan mengalir keluar dari
dalam Vagina ku, bercampur dengan cairan
kewanitaan ku, spermanya sangat banyak, dan aku
yakin dia sehat dan pasti spermanya juga
sehat.Hamilkah diriku? Apa yang terjadi, menjadikan
kami ketagihan akan hubungan rahasia yang sangat
penuh dengan dosa, aku akan menjalani hubungan
ini dengan caraku, dan aku tidak akan pernah
menyerah.
Memang seperti yang aku katakan di awal cerita ini,
perbuatan ini pasti tidak bisa di maafkan, apa yang
kami lakukan pasti akan ada kosekwensinya, aku
tahu itu dan aku mengerti. Tapi disaat Robbie ada
disebelahku, dan waktu kami melakukan Dooggie
style, atau jika aku berada diatasnya layaknya wanita
penunggang kuda, atau di manapun kami
menumpahkan cairan kenikmatan itu, semuanya
mengandung resiko yang sangat tinggi, ketahuan
oleh suami atau orang lain tentang hubungan
sedarah kami, atau aku hamil. Tapi aku, kami
bersuha secantik mungkin agar semua itu tertutup
dengan rapih, dan sepintar mungkin agar aku tidak
mengandung benih dari anak ku sendiri.
Singkat kata,” Waktu aku tahu Anak lakiku masuk
kedalam kamar mandi, untuk mengintip Mamanya
yang sedang Mandi, dan menawarkan suatu
permainan yang beresiko tinggi, AKU TIDAK BISA
MENOLAKNYA”!!!


Adult | GO HOME | Exit
2/3241
U-ON

inc Powered by Xtgem.com