watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Aku diperawani bosku

“Ahhhh ….” Aku hanya bisa mendesah pendek
karena kesal saat suamiku sudah berejakulasi
padahal penetrasinya baru berjalan kurang dari dua
menit saja, sedangkan aku sendiri baru mulai
menikmati persetubuhan ini.
Seharusnya aku bisa maklum karena ini adalah
pengalaman pertama bagi suamiku yang baru
melangsungkan pernikahan denganku. Sedangkan
aku sudah lebih dari empat tahun mengenal seks
dan secara rutin berhubungan badan. Sehingga
dengan tanpa sadar tadi pun aku membantu
suamiku memasukkan penisnya ke dalam liang
vaginaku.
Tentu saja suamiku bahkan keluargaku sendiri tidak
pernah tahu mengenai pengalaman seksku selama
ini karena dari penampilan dan aktivitasku sehari-hari
terlihat biasa-biasa saja. Hal itu dimungkinkan karena
aku hanya berhubungan badan dengan orang yang
sama terus. Walaupun demikian aku sudah siapkan
alasan kalau suamiku nanti mempermasalahkan
tidak adanya pendarahan saat malam pertama.
Namaku Tini, aku bekerja sebagai sekretaris di
sebuah perusahaan pelayaran kapal barang.
Umurku waktu menikah adalah 28 tahun, tapi aku
kehilangan keperawananku pada umur 23 tahun saat
aku berkerja sebagai sekretaris di sebuah
perusahaan telekomunikasi. Di bawah ini adalah
ceritaku mengenai pengalaman seksku yang
pertama.
-------- oo0oo ---------
Hari ini adalah hari terakhir bossku ada di kantor
cabang Bandung ini, karena mulai besok beliau akan
digantikan oleh orang baru yang dipilih oleh kantor
pusat. Bossku memang mendapat promosi dari
kepala cabang di Bandung menjadi direktur di
Jakarta. Padahal aku belum sampai dua bulan
bekerja sebagai sekretaris di sini, sehingga selain
harus beradaptasi dengan tempat kerja yang baru
aku juga harus beradaptasi dengan boss baru. Di
tempat kerjaku ini, aku adalah karyawan yang paling
muda karena karyawan lainnya rata-rata 10 tahun
lebih tua.
Calon boss yang baru juga sudah datang karena
hari ini akan menjadi hari serah terima de facto
kantor cabang Bandung dari boss lama ke boss
yang baru. Ternyata boss baru ini masih muda,
umurnya masih sekitar 26-27 tahun dengan badan
yang tinggi besar dan cukup tampan dengan
kumisnya yang tebal. Pak Yanto adalah nama boss
baruku itu, beliau sudah berkeluarga dengan dua
anak ; seorang putri dan seorang putra.
Pak Yanto ternyata membawa gaya kepemimpinan
yang sama sekali berbeda dan membawa
moderenisasi dalam bekerja. Karyawan-karyawan
yang asalnya terbiasa dengan kerja individual
sekarang dipaksa kerja secara kolektif dalam suatu
team work. Semua karyawan tanpa kecuali harus
melek teknologi dan untuk itu boss baru tidak
segan-segan turun sendiri mengajari. Sebagai
sekretaris akupun banyak belajar dari beliau tetang
berbagai hal dan karena aku adalah karyawan yang
paling sering berinteraksi dengan beliau tentunya
aku punya paling banyak kesempatan untuk belajar .
Pelahan-lahan mulai muncul rasa kagumku pada
pak Yanto dan mulai mengidamkan mendapatkan
jodoh seperti beliau atau mendekati kemampuan
beliau. Berbeda dengan karyawan pria lain yang
suka memandang rendah bahkan melecehkan
sesama karyawan wanita, pak Yanto sangat santun
kepada wanita baik itu karyawannya maupun
bukan. Hal ini membuat muncul rasa sayangku
pada pak Yanto karena aku merasa bisa berlindung
kepada beliau.
Kombinasi rasa hormat, kagum dan sayang
membuat aku merasa selalu ingin dekat dengan
beliau, sehingga saat kami sedang berdua aku
kadang-kadang bersikap agak manja dan
kelihatannya beliau tidak keberatan. Lambat laun aku
mulai melihat bahwa pak Yanto pun mulai merasa
nyaman kalau dekat dengan aku. Walaupun
demikian kesempatan kami bisa berdua hanya saat
berada di kantor saja sehingga semua urusan adalah
berkaitan dengan pekerjaan dan pak Yanto tidak
pernah mencoba mengajakku keluar berdua selain
karena urusan kantor.
Hingga pada suatu waktu kantor Bandung harus
bertindak sebagai tuan rumah pelatihan produk baru
dari perusahaan dan pada akhir acara semua peserta
ingin berwisata ke Ciater Subang. Walaupun aku
bukan peserta training, tapi sebagai wakil panitia aku
harus menemani mereka berwisata ke sana. Seperti
yang aku khawatirkan sebelumnya, sebagai wanita
satu-satunya dimana peserta lainnya adalah pria,
aku menjadi bulan-bulanan yang cenderung
melecehkan.
Untung saja pak Yanto segera melihatnya sehingga
bisa menarikku dan mengajakku pulang lebih awal
karena teman-teman kantor Bandung yang lain pun
tidak bisa diandalkan untuk melindungi aku.
Akhirnya aku pulang berduaan saja dengan pak
Yanto dan pada kesempatan sepanjang perjalanan
kembali ke Bandung kami manfaatkan untuk
mengobrolkan hal-hal diluar perkerjaan bahkan ke
hal-hal yang agak pribadi.
“Udah hampir sampai Bandung nih …” kata pak
Yanto “Enaknya ke mana dulu ya ?”
“Lho … kenapa ga langsung pulang ? ” Kataku
keheranan “Bukankah bapak biasa ada acara
bersama keluarga kalau malam minggu seperti
sekarang ?”
“Saya sudah tanggung nih ijin pulang malam ke
istriku untuk nemenin orang-orang tadi” jelas pak
Yanto
“Kalau begitu terserah bapa saja deh …” kataku
dengan perasaan campur aduk antara senang bisa
bersama beliau di malam minggu dengan rasa takut
bepergian dengan suami orang.
“Okay … Jadi malam ini kita akan malam mingguan
berdua ya ” Sahut beliau sambil tersenyum.
Malam itu kami seperti orang yang baru jadian
pacaran, walaupun masih serba canggung tapi
penuh dengan gairah yang menggebu. Apalagi
beliau juga langsung bergerak cepat dengan tidak
ragu-ragu lagi untuk memeluk dan menciumi pipiku
setiap ada kesempatan.
Menjelang tengah malam pak Yanto
mengantarkanku pulang dan untuk pertama kalinya
aku merasakan ciuman bibir dari laki-laki di dalam
mobil sesaat sebelum masuk ke rumah.
Semalaman aku hampir tidak bisa tidur karena
semua kejadian beberapa jam bersama bossku itu
seperti diputar berulang-ulang dikepalaku.
Perasaanku sangat bahagia karena langsung
dimabuk cinta walaupun itu cinta terlarang. Selama
ini aku tidak pernah benar-benar pacaran dengan
beberapa pria yang bergantian mencoba
mendekatiku, mereka hanya aku jadikan teman
dekat sampai mereka menjauh sendiri.
Sejak hari itu pak Yanto selalu mengajakku keluar
setiap hari Sabtu, kebanyakan hanya dari pagi
sampai sore, jarang sekali bermalam mingguan lagi.
Kadang-kadang kami juga keluar malam
sepulangnya dari kantor untuk nonton filem di
bioskop atau makan malam bareng. Walaupun
demikian aku menganggap kami sudah “jadian”,
apalagi pak Yanto sudah mengajari aku berciuman
bibir dengan permainan lidahnya.
Tidak sampai sebulan payudaraku sudah mulai di
remas-remasnya ketika kami berciuman. Waktu
pertama kali dilakukan hanya dari luar baju tapi
untuk yang selanjutnya sudah merogoh langsung
ke balik BHku setelah melepas kancing baju dan
mengangkat cup BHku. Terus terang aku sama
sekali tidak memberikan penolakan atas aksi bossku
yang ini karena aku sendiri sangat menikmatinya,
apalagi kalau remasannya diselingi permainan jari-
jarinya pada putingku.
Tidak puas dengan meremas payudaraku, beliau
juga mulai mengusap-usap vaginaku kalau aku
kebetulan sedang memakai rok. Untuk aksi beliau ini
aku sempat menolak karena aku masih perawan
dan itu yang kusampaikan kepadanya, tapi bossku
bilang bahwa dia hanya akan mengusapnya dari
luar celana dalam saja tidak sampai menyentuh
langsung vaginaku. Walaupun awalnya ragu-ragu
tapi akhirnya aku “mengijinkannya” apalagi ternyata
sentuhan beliau pada vagina membuat aku mulai
mengenal apa yang namanya orgasme.
“Bapaaaa… Tini sudah ga tahaaannnn” itulah teriakan
khasku pada saat mencapai orgasme yang terasa
seperti sangat ingin pipis tetapi penuh kenikmatan.
Kata bossku aku mempunyai libido yang tinggi
karena cukup dengan ciuman panjang dengan
remasan di payudara dan permainan jari diluar
vagina, aku bisa mencapai orgasme berkali-kali
sampai celana dalamku basah kuyup seperti
ngompol tapi cairannya lebih kental dan sangat
lengket.
Sebenarnya aku sangat risi karena kami selalu
melakukannya di dalam mobil yang diparkir di
tempat umum atau di ruangan beliau di kantor.
Apalagi biasanya dalam sekejap pak Yanto bisa
membuat bajuku berantakan. Tapi dengan
hubungan cinta terlarang seperti kami hampir tidak
mungkin melakukannya di rumah sampai akhirnya
tiba hari itu …
Pada suatu hari aku beri tahu pak Yanto bahwa pada
minggu ini aku hanya hanya sendirian di rumah
sampai hari Minggu karena orang-orang rumah
sedang mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah)
kampung halamanku. Jadi aku menawarkan ke
beliau untuk kencan di rumahku saja sekalian
menemani aku menjaga rumah. Saat itu hubungan
kami sudah berjalan hampir tiga bulan dan aku
sama sekali tidak memikirkan kemungkinan apa
yang akan terjadi kalau hanya berduaan dengan
bossku di rumah yang kosong.
Hari Sabtu pagi aku sudah tak sabar menunggu pak
Yanto di rumahku, ada perasaan senang di hatiku
karena akan bisa berkencan dengan beliau tanpa ada
rasa khawatir seperti yang biasa kami lakukan. Rasa
senang ini menimbulkan rasa kangen yang amat
sangat kepada pak Yanto, padahal baru kemarin
kami bercumbu di mobil saat diantarnya pulang.
Akhirnya beliau datang juga dengan menenteng
satu kantung kecil warna gelap (yang belakangan
kuketahui berisi kondom dan pelumas). Sesuai
permintaanku sebelumnya beliau memarkir
mobilnya agak jauh dari rumahku supaya tetap
memberi kesan rumahku kosong sehingga kencan
kami tidak terganggu oleh saudara atau teman yang
tiba-tiba datang berkunjung.
Setelah mengunci pagar dari arah luar dan
mengunci pintu masuk, aku langsung menubruk
dan memeluk pak Yanto yang saat itu sedang
meletakkan kunci mobil dan tas kecilnya di atas meja
makan. Beliau langsung membalasnya dengan
menciumku penuh kehangatan seolah-olah juga
baru bertemu kembali denganku. Dengan tanpa
melepaskan pangutan dibibir, kami kemudian
bergerak untuk duduk di karpet depan pesawat TV.
Pak Yanto sengaja mendudukkan aku di atas bantal-
bantal yang ada supaya tinggi kami menjadi
seimbang.
Setelah puas melepas kangen dengan berciuman,
pak Yanto kemudian melepas bajuku kemudian
BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku
kini telanjang. Aku hanya bisa tertunduk malu
karena selama ini belum pernah bercumbu sampai
benar-benar melepaskan baju. Setelah aku tunggu
beberapa saat aku mulai merasa heran karena pak
Yanto tidak juga segera beraksi setelah menelanjangi
bagian atas tubuhku. Aku coba memberanikan diri
mengangkat mukaku untuk melihat ke arah beliau,
ternyata pak Yanto sedang mengamati dengan
seksama payudaraku dengan ekspresi kagum.
Bossku ini rupanya juga sudah melepas baju
atasnya sehingga kami sama-sama bertelanjang
dada sekarang.
“Tini, aku baru sadar ternyata besar sekali payudara
kamu !” akhirnya beliau berkomentar “Bukan
sekedar besar tetapi benar-benar hampir bulat
sempurna dengan letak putting di tengah-tengah”
“Ba .. bapa gak suka ?” kataku agak khawatir karena
aku tahu ukuran payudara istrinya tergolong normal
sedangkan semua perempuan di keluargaku
payudaranya memang besar-besar, bahkan ukuran
payudaraku masih tergolong kecil kalau
dibandingkan mereka.
“Saya suka sekali, terutama karena bentuknya yang
benar-benar membulat” Jawabnya “Hanya saja saya
kaget karena tidak menyangka sebesar ini terutama
kalau dilihat dari ukuran tubuh kamu yang kecil”
“Tapi yang jelas payudara kamu sangat kenyal”
lanjutnya sambil tersenyum nakal “Sehingga terlihat
selalu membusung walaupun sudah tidak
menggunakan BH lagi”
Sambil bicara pak Yanto mulai memegang-megang
kedua payudaraku dengan kedua tangannya
kemudian langsung memangut bibirku. Ciuman
beliau kali ini tidak hanya ke bibir saja, tapi juga pada
kupingku leherku, dadaku dan juga putting
payudaraku yang berwarna coklat kehitaman.
Remasan pada satu payudara bersamaan dengan
isapan-isapan yang disertai gigitan kecil pada putting
payudara yang lainnya membuat aku dengan cepat
merasa melayang.
“Ahhhh… ahhhh…bapaaaa…aaahhh” Celotehku
dengan mulut yang menganga dan mata yang
susah fokus karena mendapat kenikmatan yang
datang tiba-tiba.
Posisi tubuhku kemudian dirubah menjadi setengah
berbaring sehingga bossku bisa lebih leluasa
mencumbuku. Nafsu berahiku meningkat dengan
cepat, aku mulai merasakan celana dalamku menjadi
lebih lembab oleh cairan yang keluar di sana.
“Bapaaaaa …. TIni sudah ga tahaaaan ….” Teriakku
seperti biasa kalau sudah mencapai orgasmeku. Saat
itu aku ingin pak Yanto mengelus-elus vaginaku
yang basah dari luar celana dalamku, tapi sekarang
beliau tidak melakukannya mungkin kah karena aku
masih pakai celana jeans ?
Tapi karena berahiku sudah sampai ke ubun-ubun
maka aku tarik tangan kanan pak Yanto ke arah
selangkanganku sebagai isyarat keinginanku. Beliau
rupanya bisa menangkap maksudku, tapi karena
terhalang oleh celana jeans maka beliau berinisiatif
membuka kancing celanaku dan resletingnya
dengan satu tangannya supaya bisa menjangkau
celana dalamku.
Pinggang celana jeansku yang tinggi (sampai pusar)
rupanya masih menyulitkan beliau sehingga
membuatnya jadi tidak sabar. Beliau lalu berhenti
mencumbuku dan dengan gerakan cepat beliau
menarik celana jeans dan celana dalamku sekaligus
sampai terlepas. Tidak berhenti di sana, pak Yanto
pun kemudian melepaskan celana dan celana
dalamnya sendiri dengan masih dalam posisi duduk
di karpet sehingga kami berdua sekarang dalam
kondisi telanjang bulat.
Tubuhku yang telanjang berada dalam posisi badan
setengah terbaring di karpet bersandar pada bantal
dengan kedua kaki yang mengangkang. Saat itu aku
sudah tidak begitu peduli dengan keadaanku karena
yang aku inginkan adalah pak Yanto segera
mengelus-elus vaginaku seperti biasanya.
Tanpa menunggu lama-lama pak Yanto langsung
menindih kemudian menciumi bibirku sedangkan
tangan kanannya mengelus-elus vaginaku tanpa
terhalang celana dalam lagi. Sentuhan langsung
tangan bossku pada vagina ternyata terasa jauh
lebih nikmat dari biasanya sehingga tensi berahiku
mulai meninggi lagi setelah orgasme pertama tadi.
Apalagi saat pak Yanto menggunakan jari-jarinya
mempermainkan kelentitku sambil menggesek-
gesek liang vaginaku yang sudah semakin basah.
“Hhhhmmmmpphhh …. Hmmmmmppphhhh…..”
jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Yanto.
Beliau kemudian beralih menciumi dan menjilati
kedua putting payudaraku secara bergantian
membuat tubuhku bergelinjang dengan hebat
karena diserang rasa geli yang menimbulkan
kenikmatan yang luar biasa. Jari-jarinya yang ada di
vagina juga terus beraksi dengar berputar-putar di
sekitar liangnya sehingga vaginaku terasa mulai
merekah dan semakin basah.
“Ahhhh….bapa …ahhhh …. Ahhhhh … enaakkk …
ahhh “ Aku hanya bisa menjerit-jerit sebagai
ekspresi kenikmatan.
Pak Yanto adalah laki-laki pertama yang aku anggap
sebagai pacar dan juga yang pertama menyentuh
tubuhku. Cara beliau memperlakukanku membuat
aku tidak bisa menolak permintaannya, bahkan
membuatku selalu ketagihan dan merindukan beliau
melakukannya lagi, lagi dan lagi. Walaupun selama
tiga bulan perpacaran keperawananku masih belum
terusik, tapi kali ini jadi lain ceritanya …
“Ga tahan pa … Tini sudah ga tahan Bapa ….
ooohhhhh” Teriakku saat merasakan orgasme lagi.
Setelah mengejang beberapa kali karena kenikmatan
luar biasa yang kurasakan, tubuhku menjadi lemah
lunglai. Aku mengangkat kedua tanganku ke arah
beliau sebagai tanda ingin dipeluk, tapi pak Yanto
malah bangun dan berlutut diantara kedua kakiku
sambil menarik kakiku sedikit untuk membuat
posisiku badanku berbaring secara sempurna.
Kedua kakiku dipentangkannya lebar-lebar dan tanpa
ragu-ragu beliau langsung memangut vaginaku
dengan bibir dan lidahnya sehingga sekarang kepala
bossku itu ada diselangkanganku.
“Bapa apa yang ….Uuuuhhhhhh
…..akkkkhhhhhhhh…..shhhhhhhh” aku sempat
kaget dan ingin bertanya apa yang dilakukannya itu
tapi sebelum kalimatku lengkap aku sudah disergap
lagi rasa nikmat dari permainan lidah dan bibir beliau
di vaginaku.
Bibirnya mulai menciumi kelentitku sedangkan
lidahnya menari-nari menjelajahi sisi dalam
vaginaku yang sudah mulai merekah. Kadang-
kadang ujung lidahnya terasa bergerak keluar
masuk kedalam liang vaginaku yang walaupun tidak
masuk terlalu dalam tapi mendatangkan sensasi
yang luar biasa. Aku mulai menggerak-gerakkan
pinggul dan pantatku mengikuti tarian lidahnya
sedangkan kedua tanganku meremas-remas
rambut bossku dengan gemas.
Pak Yanto seperti tidak memperdulikan cairan
vaginaku yang semakin membanjir dan bibir
vaginaku semakin membengkak . Beliau bahkan
mulai menggigiti kelentitku dan diselingi sapuan
lidahnya yang kasar mengelilingi kulit kelentik yang
sensitif membuat tubuhku mulai bergetar dengan
hebat menahan rasa nikmat yang dahsyat.
“Akkkkkhhhhhhhhhhh……ga tahan… bapa …Tini ga
tahan lagi …….akkkkkkhhhhh” Aku mengerang
dengan badan hampir melenting karena nikmatnya.
Pada saat nafasku masih memburu dan tersengal-
sengal karena dihantam kenikmatan, aku lihat pak
Yanto kembali pada posisi berlutut dan masih
berada diantara kedua kakiku. Kemudian beliau maju
lebih mendekat ke selangkanganku sambil tangan
kanannya seperti menggenggam sesuatu yang
kemudian diarahkannya pada vaginaku.
Aku belum pernah melihat kemaluan atau penis
orang dewasa, aku hanya pernah melihat penis anak
kecil keponakanku saat aku diminta memandikan
mereka. Walaupun bentuk dan ukurannya jauh
berbeda, tapi aku yakin “benda” yang dipegang
beliau itu adalah penisnya sendiri. Pengetahuan
seksku memang sangat minim kalau tidak bisa
dibilang nol, tapi naluriku mengatakan bahwa pak
Yanto sekarang sedang berniat menyetubuhi aku.
Seketika timbul rasa takutku dan juga rasa menyesal
karena telah mengundang pak Yanto ke rumahku
yang sedang kosong supaya kami bisa bercumbu
lebih bebas. Tapi badanku sudah sangat lemas
karena tiga kali orgasme dan rasa takut membuatku
malah semakin lemas saja sehingga akhirnya hanya
bisa merasa pasrah kepada keadaan ini. Aku hanya
mencoba memejamkan mata supaya pikiranku tidak
merekam memori visual dari peristiwa yang
mungkin kuanggap akan kusesali seumur hidup.
Kurasakan pak Yanto sudah berada di atas tubuhku
dengan bertopang pada tangan kirinya, sedangkan
tangan kanannya membawa kepala penisnya
bergesekan dengan kelentitku. Rasa nikmat yang
ditimbulkannya sedikit banyak mulai mengurangi
rasa gelisah akibat ketakutanku tadi. Pak Yanto juga
kadang-kadang membawa penisnya ke muka liang
vaginaku dan melakukan gerakan berputar seolah-
olah ingin membesarkan ukuran liangnya yang
setahuku sangat sempit.
“Shhhhhhh…shhhhh…shhh…” Tanpa bisa kucegah
mulutku mengeluarkan suara desisan nikmat yang
seirama dengan gerakan tangan kanan beliau.
Tiba-tiba aku merasakan kepala penis pak Yanto
tidak lagi berputar-putar dimulut liang vaginaku,
tetapi aku merasakan penis pak Yanto tersebut mulai
terasa dijejalkan masuk ke dalam liang vaginaku.
Daging penis beliau yang padat terasa menyakitkan
saat memasuki liang vaginaku yang sudah merekah
basah dan licin.
“Aduuuuuhh….sakiiit …aduuuhhh…bapa…sakit sekali
…aduuhhhh” Aku hanya bisa mengaduh pelan-pelan
sambil mengangkat kedua tanganku untuk
berpegangan pada pinggiran bantal yang
menyangga kepalaku sehingga bisa meremas-
remasnya saat merasa sakit.
BLESSSSS …. Seluruh batang penisnya akhirnya
masuk dengan sempurna dengan tidak terlalu sulit
karena sudah “siap” akibat cumbuan-cumbuan luar
biasa yang dilakukan tadi.
“Sakit ya sayang ?” Tanya bossku sambil
memperbaiki posisi badannya tanpa merubah posisi
penisnya dalam liang vaginaku.
Aku hanya mengangguk perlahan dan tanpa terasa
ada butir-butir air mata muncul di ujung mataku
yang terpejam. Pak Yanto dengan lembut mencium
air mata pada ujung mataku dan mengelus-elus
rambutku yang panjang dan tebal.
“Uuuuhhhhhh ….” Aku kembali mengeluh pelan saat
pak Yanto mulai melakukan gerakan maju mundur
pada penisnya dengan perlahan. Beliau lalu
memelukku dengan erat sehingga kedua tanganku
pun sekarang dalam posisi melingkari
punggungnya. Rasa sakit itu lama-lama makin
berkurang dan berganti menjadi rasa nikmat jauh
melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.
“ Aarkkkhhh … arkkhhhhh ….arkkkhhh….” aku
mengeluarkan erangan yang terdengar aneh saat
pak Yanto mulai mempercepat gerakannya sambil
tetap dalam posisi memelukku.
“Bapaaaa … aduuuhhh…. bapaaa …Tini udah gak
tahaaaannn” Hanya dalam beberapa menit saja aku
sudah meneriakan kata-kata orgasmeku yang khas.
Pak Yanto membalasnya dengan gerakan yang
makin cepat dan diakhiri dengan hujaman yang
dalam dan dilanjutkan dengan gerakan penis
berputar-putar seolah-olah mau membuka lobang
rahimku. Aku sampai mengejang-ngejang
kenikmatan sambil mengangkat-angkat pantatku
untuk mengimbangi gerakannya, sedangkan kedua
tanganku sekarang beralih meremas-remas
pantatnya beliau.
“Ooohhhhhhhhh…….” Akhirnya aku kembali
tergolek lemas karena kenikmatan, pak Yanto pun
menghentikan gerakannya setelah melihat reaksiku.
Aku buka mataku dan memberikan senyumanku
yang paling manis kepada bossku yang telah
memberikan kenikmatan yang luar biasa dan secara
ajaib menghapus sama sekali rasa menyesal yang
sebelumnya kurasakan. Lalu kami berciuman cukup
lama sambil saling membelai muka dan rambut
masing-masing.
Setelah puas berciuman pak Yanto kemudian
melepas pelukannya dan duduk tegak tanpa
melepaskan penisnya dari vaginaku.
“Tini, coba kamu lihat darah perawan kamu” Ajak
pak Yanto
Aku coba mengangkat badanku sedikit dengan
ditopang kedua tanganku sambil melihat ke arah
selangkanganku. Penis pak Yanto hanya terlihat
pangkalnya saja karena sisanya masih berada di
dalam liang vaginaku. Selain penuh dengan urat-urat
yang menonjol, pada penisnya juga terlihat sedikit
cairan berwarna merah pada beberapa bagiannya.
Noda merah yang sama aku lihat juga pada bulu
kemaluanku, perutku, paha sebelah dalam dan
perutnya pak Yanto. Rupanya itulah yang disebut
darah perawan atau darah malam pertama oleh
orang-orang selama ini. Sebagai perempuan suku
Jawa, warna kulitku lebih gelap dari wanita suku
Sunda, demikian juga dengan kulit kemaluanku
yang berwarna merah gelap sampai kebagian
dalamnya sehingga bercak-dercak darah itu tidak
terlalu terlihat kalau tidak diperhatikan dengan
seksama.
Belum sempat aku membuka mulut untuk
memberikan komentar, beliau sudah mulai
mengerakkan lagi penisnya maju mundur yang
membuatku terpaksa berbaring kembali. Kedua
kakiku satu persatu beliau naikkan ke atas bahunya
sehingga badanku menjadi hampir terlipat dalam
tindihan pak Yanto. Dalam posisi seperti itu pak
Yanto memompa penisnya makin lama makin cepat
sehingga membuat tubuhku terguncang-guncang.
“Oooowww ….ahhhh…aawww” aku menjerit
kenikmatan “Bapaaa..aa..aa..aa … nii… iii..kk…
mmmaa…aaa..aatttt…sssee …eee…kkkaa…aaa…
llliiiii…” suaraku jadi terputus putus karena kerasnya
goncangan badanku.
CROK … CROK …CROK …CROK … aku mulai
mendengar bunyi seperti air becek yang ditepuk-
tepuk dengan keras. Belakangan aku ketahui itu
adalah bunyi dari cairan yang telah membanjiri
vaginaku dipompa dengan keras oleh penisnya pak
Yanto sampai berbuih-buih.
Badan kami kurasakan mulai berkeringat sehingga
terlihat mengkilat, setetes dua tetes keringat pak
Yanto mulai jatuh ke tubuhku. Tak berapa lama
kemudian keringat pak Yanto semakin membanjir
dan mengalir deras ke perutku bercampur dengan
keringatku sendiri .
CROK…CROK …CROK… CROK …CROK… bunyi itu
semakin keras
Rasanya aku hampir tak sadarkan diri karena
gelombang demi gelombang nikmat yang makin
lama makin besar seolah-olah tidak aka nada
batasnya. Tapi tiba-tiba aku merasakan tubuh pak
Yanto mulai bergetar, pompaan penisnya makin
tidak teratur iramanya.
“TINNNIIII …. Saya mau keluarrrrr …” teriak pak
Yanto yang saat itu aku tidak tahu artinya.
Kurasakan pak Yanto menekan kuat-kuat penisnya di
dalam vaginaku, tak berapa lama kemudian
penisnya terasa berdenyut denyut dengan kuat lalu
seperti memuntahkan sesuatu yang hangat berkali
kali di dalam tubuhku. Denyutan pada penis beliau
yang disertai semburan cairan hangat tersebut
melipatgandakan kenikmatan yang tengah
kurasakan.
“Bapppaaaaa … Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ……”
akupun menyusul mengeluarkan lenguhan
kenikmatan yang panjang sampai semburan dari
penis pak Yanto berhenti.
Tubuh pak Yanto lalu ambruk kelelahan menimpa
tubuhku setelah sebelumnya menurunkan kedua
kakiku dari bahunya. Untuk beberapa saat pak Yanto
tidak bereaksi sama sekali, sehingga aku coba peluk
beliau erat-erat sambil mengelus-elus kepalanya
dengan penuh kasih sayang. Beberapa saat
kemudian beliau mulai bergerak bangun dan
langsung mencium bibirku.
“Tini, kamu bisa merasakan kenikmatannya
sayang ?” Tanya beliau dengan setengah berbisik
ditelingaku.
AKu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum
kepada beliau.
“Sekarang bapa sudah mencicipi milik Tini yang
paling berharga dan hanya ada satu-satunya” Kataku
secara spontan yang dijawab dengan senyuman
dan ciuman dari pak Yanto.
“Tapi sebagai gantinya tadi Tini sudah merasakan
kenikmatan yang luar biasa” lanjutku “Jadi Tini
sebenarnya tidak tahu apakah harus meyesal atau
berterima kasih”
Sekali lagi beliau menjawabnya dengan tersenyum
sambil memandangku dengan mesra sehingga aku
menjadi jengah sendiri hingga tertunduk malu.
Kembali aku dihujani dengan kecupan-kecupan kecil
dan ciuman-ciuman pendek yang sangat berarti
bagiku.
“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh….” Jeritku tertahan ketika
tiba-tiba pak Yanto menarik penisnya keluar.
Pak Yanto kemudian berdiri dan berjalan ke halaman
belakang untuk mengambil selembar handuk yang
sedang dijemur di sana, kemudian dengan halus
beliau menyeka keringatku dan keringatnya sendiri
dan terakhir menyeka vaginaku dan penisnya.
-------- oo0oo ---------
Hari itu kami bertelanjang bulat seharian selama di
dalam rumah, baik itu waktu memasak di dapur,
makan siang , nonton TV ataupun saat sekedar
mengobrol berdua. Kondisi kami yang bertelanjang
bulat membuat kami selalu mudah terangsang lagi
untuk bersetubuh, sehingga antara satu kegiatan
dengan kegiatan lainnya kami selingi dengan
bersetubuh.
Dalam persetubuhan-persetubuhan lanjutannya itu,
beliau selalu menggunakan kondom yang
dibawanya. Waktu itu aku dengan polosnya
memprotes penggunaan kondom karena
mengurangi kenikmatan bersetubuh padahal waktu
persetubuhan yang pertama beliau tidak
menggunakan kondom tersebut. Sambil nyengir
beliau menjelaskan bahwa yang pertamapun
seharusnya beliau memakai kondom, tapi beliau
khawatir aku keburu sadar dan menolak
meneruskan saat beliau sedang memasang
kondomnya.
Menjelang malam pak Yanto akhirnya pamit pulang
setelah total empat kali menyetubuhiku sepanjang
hari tadi.
Hubungan kami selanjutnya semakin “panas” karena
untuk dua tahun pertama aku benar-benar ketagihan
untuk bersetubuh dan untuk itu aku bersedia
disetubuhi dimanapun dan dalam segala kondisi,
tentu saja hanya dengan pak Yanto saja. Seringkali
aku di kantor minta di setubuhi sambil berdiri atau
dalam posisi menungging di meja dengan
berpakaian lengkap. Kalau aku sedang menemani
pak Yanto ke luar kantor atau saat diantar pulang
sorenya, kadang aku suka merengek minta mampir
ke hotel melati atau motel untuk memuaskan
berahiku. Tidak terhitung pula persetubuhan yang
kami lakukan di dalam mobil yang biasanya kami
parkir areal parkir umum yang luas tapi gelap.
Pak Yanto tidak pernah menolak permintaanku, tapi
beliau mewajibkan aku untuk selalu membawa
kondom di dalam tasku karena beliau tidak bisa
membawa persediaan kondom yang memadai
tanpa ketahuan istrinya.
Tapi nafsu berahiku yang terlalu tinggi ini akhirnya
membawa akibat fatal ketika aku memaksa untuk
tetap disetubuhi pada saat persediaan kondom telah
habis. Saat itu aku meminta bersetubuh dengan
posisiku di atas dan pada saat pak Yanto akan
ejakulasi aku tidak mengindahkan isyarat pak Yanto
untuk mencabut vaginaku dari penisnya karena aku
belum mencapai orgasmeku yang ketiga sehingga
akhirnya sperma beliau tumpah di dalam tubuhku.
Akibatnya dua bulan kemudian aku dipastikan
hamil !
Rasa bersalah membuatku tidak berani langsung
membicarakannya kepada pak Yanto sehingga
janinku semakin membesar. Pak Yanto akhirnya
mengetahui juga setelah beliau merasa heran karena
aku bersedia disetubuhi pada tanggal-tanggal
biasanya aku mendapat haid dan juga merasakan
payudaraku semakin membesar.
Karena kandunganku yang mulai besar, pak Yanto
membawaku ke dokter kandungan untuk
digugurkan dengan cara yang aman. Dokter
tersebut mau melakukan tindakan aborsi karena aku
diakui sebagai istri muda beliau yang tidak diijinkan
punya anak oleh istri tuanya. Sangat ironis memang

Kehamilan yang tidak dikehendaki dan aborsi yang
aku lakukan membuat Pak Yanto memintaku untuk
memasang IUD sehingga kami berdua tidak lagi
perlu khawatir akan kebobolan. Sehingga kini
aktivitas seks kami berdua terasa makin intensif dan
tanpa disadari mulai terlalu demonstratif yang
membuat orang-orang kantor mulai bertanya-tanya
adanya hubungan istimewa diantara kami.
Akhirnya untuk mencegah kecurigaan orang-orang
kantor yang sering melihatku keluar dengan nafas
memburu dan lipstik memudar dari ruangan
bossnya hampir dua kali sehari, pak Yanto
merekomendasikan aku ke perusahaan lain yang
dikelola pelanggan perusahaan kami. Kemudian aku
dikontrakkan kamar kos yang memungkinkan beliau
datang kapan saja. Hampir setiap sore sepulang dari
kantor beliau datang menyetubuhiku sebelum
pulang ke rumahnya dan kadang-kadang pagi-pagi
juga datang mengantarku ke kantor setelah
bersetubuh dulu tentunya.
Setelah hampir empat tahun berhubungan dengan
pak Yanto tanpa status yang jelas, akhirnya aku
menerima lamaran dari teman SMAku yang
inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran.
Mulanya pak Yanto keberatan dengan keputusanku,
tapi akhirnya beliau mau menerimanya setelah aku
berjanji mau tetap melayaninya kalau diminta. Hal
itu memang bisa aku buktikan, bahkan saat aku
sedang hamil anak pertamaku, aku tetap bersedia
bersetubuh dengan beliau.
Aku memang tidak pernah bisa melupakan mantan
bossku ini, bukan karena beliau orang yang telah
merengut keperawananku, tapi karena aku memang
mencintainya …


Adult | GO HOME | Exit
2/52788
U-ON

inc Powered by Xtgem.com