watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
aku dan tanteku

Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan
postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada
34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu
aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara
tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena
memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu
atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu,
jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan
melampirkan handuk di tembok yang menjadikan
tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.
Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka
memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa
memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di
pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi
sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman
depan dan itu otomatis ketika dia menunduk
menampakkan buah dadanya yang lumayan besar
dan montok. Hal ini dilakukan sebelum dia
menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-
ku biasanya tidak ada di rumah karena sering
bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku
melamunkan bagaimana rasanya jika aku
melakukan persetubuhan dengan tanteku itu,
namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di
kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-
anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang
menumpang nonton TV di rumah tanteku pada
siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah
dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi
harinya.
Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV
sendirian yang bersebelahan dengan warung
tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku
langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku
sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang
belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.
“Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar
belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja,
Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang
tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis
dengan posisi membungkuk. Karena toples rokok
ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku
tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang
kebetulan tanpa memakai BH. “Aduh! hati-hati dong
kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada
tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-
urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya.
Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan
jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu.
“Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan,
Diko ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit
bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah,
sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih
mengurut dadanya.
Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di
dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam
warung secara perlahan, aku melihat tante sedang
mengurut dadanya tapi melepaskan baju
terusannya yang bagian atasnya saja. “Ini Tante,
minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras
sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku
lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut
dan segera merapikan bagian atas bajunya yang
masih menggelantung di bagian pinggangnya.
Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu
tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa
membuang kesempatan aku langsung menawarkan
jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun
tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit
memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya
aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan
dari belakang.
Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping
buah dadanya dari belakang namun secara perlahan
pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke
depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui
aksi nakalku. “Diko! kamu jangan nakal ya!” seru
tanteku namun tidak menepis tanganku dari
badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati
kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara
aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk
mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar
yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju
itu. “Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku
sudah mulai memegang susunya dari belakang
sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan…
Diko… jang…” tante masih merintih namun tidak
kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh
tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku.
Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu
yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut
susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi
kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku
mulai terangsang dengan mengerasnya kedua
susunya.
Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai
menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk
memegang kemaluanku yang sudah dari tadi
mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara
perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar
perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap
jongkok namun sambil memegang kemaluanku
yang lamayan panjang. Untuk diketahui, batang
kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan
diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut
dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok,
namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai
mengulum kemaluanku secara perlahan dan
semakin lama semakin cepat. “Ah… ah… ah… yak..
begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi
kepala tanteku yang maju mundur mengulum
batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah
tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di
pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan
sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar
meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD
dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping
dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah
basah.
Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan
kumain-mainkan klirotisnya. “Ah… ahhh.. Diko,
Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian
rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia
langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan
kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan
surganya di mulutku, “Crettt… crett… cret…”
mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku.
Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati
kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu
untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante
ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras
aku dapat merubah posisinya menelentang di
depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya
dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut
lubang kemaluannya. Agak susah memang karena
memang aku agak kurang berpengalaman dibidang
ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya.
Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku
tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!”
lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.
Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai
agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi
dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku
dapat masuk seluruhnya. “Diko… akh…” jerit kecil
tanteku ketika kumasukkan seluruh batang
kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang
lumayan basah namun agak sempit itu sambil
merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan
aku melakukan gerakan maju mundur sambil
meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh
menit kemudian gerakanku makin lama main cepat.
Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan… aku…
aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat
gerakanku. “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas
tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil
kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara
beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil
menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil
masih memegangi susunya. Rupanya tanteku juga
mengalami hal yang sama denganku, dia
memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat
masuk seluruhnya sambil menyemburkan air
surganya untuk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…”
hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke
dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di
campur dengan air surga tanteku yang hampir
berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret…
ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika
mengeluarkan air surga yang dari lubang
kemaluannya.
Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku
secara perlahan bangun untuk berdiri sambil
mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri
oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali
kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang
kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku
perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil
menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan
oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar,
namun sebelum itu dia masih menyempatkan
dirinya untuk memegang kemaluanku yang
lumayan besar ini.
Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu
kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal
tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba
posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak
tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah
tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut
Om-ku yang mendapat tugas di daerah.


Adult | GO HOME | Exit
2/2473
U-ON

inc Powered by Xtgem.com