watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Aku dan ibu temanku

Aku adalah seorang pria berumur 42 tahun,
menikah dan sudah memiliki dua anak yang lucu-
lucu. Setelah membaca kisah-kisah di 96.30.41.93,
aku ingin menceritakan pengalamanku sendiri
dengan ibu tetanggaku 3 tahun yang lalu kepada
pembaca sekalian. Selamat membaca...
Setiap sabtu malam minggu aku punya kebiasaan
main catur di rumah tetanggaku. Catur adalah salah
satu dari sekian banyak hobiku selain olahraga,
membaca, otak-atik elektronik dan bercocok tanam.
Aku biasanya main catur dengan tetanggaku,
seorang bujangan yang rumahnya tak jauh dari
rumahku. Tetanggaku itu tinggal hanya dengan
ibunya saja. Kakak perempuannya sudah menikah,
dan tinggal dengan suaminya di lain kota.
Hubunganku dengan sahabatku terjalin sangat
akrab, juga dengan ibunya. Kami saling
menghormati satu sama lain, meskipun beda usiaku
dengan sang ibu hanya 5 tahun, dia 5 tahun lebih
tua dariku saat itu. Hingga terjadilah peristiwa itu,
yang tak pernah kusangka-sangka sebelumnya.
Peristiwa yang akhirnya mengubah diriku 180
derajat.
Seperti pada sabtu sebelumnya, aku bermaksud
main ke rumahnya buat caturan. Kupamit pada
istriku dan segera bergegas ke rumahnya. Udara
malam itu memang dingin sekali akibat hujan lebat
selama 2 jam yang terjadi sore tadi. Singkat kata aku
sudah berada di pintu rumahnya. Kuketuk pintunya,
dan tak lama pintu itu terbuka. Ternyata si ibu yang
membukanya.
"Oh Ibu, ada Barinya bu?" tanyaku ramah.
"Nak Surya? oh Barinya lagi pergi tuh..." jawab si ibu
sama ramahnya.
"Ke mana, Bu?"
"Ke pesta pernikahan teman SMUnya. Baru aja dia
jalan..."
"Oh gitu ya?" sahutku. "Kalau gitu, saya pamit aja
deh..."
"Oh, kenapa buru-buru, kan Nak Surya baru
sampai?"
"Ah, nggak. Kalau Bari nggak ada, saya pamit aja
deh..."
"Ah, jangan terburu-buru begitu. Temani Ibu ya?"
Walau agak heran dengan permintaannya, aku
akhirnya menurut juga. Kuikuti dia masuk. Kamipun
tak lama asyik berbincang-bincang di ruang
tamunya. Hingga akhirnya si ibu menawariku kopi.
"Oh iya, Nak. Keasyikan ngobrol jadi lupa nawari
minum. Sebentar saya siapkan dulu ya..."
"Ah, Ibu. Nggak usah repot-repot..."
"Ah, nggak kok. Masa repot?" kata si ibu sambil
tersenyum ramah. Setelah itu, dia segera beranjak
ke dapur.
Sambil menunggu, kuambil koran terbitan hari ini
yang tergeletak di meja tamu lalu kubaca-baca.
Sedang asyik kubaca koran itu, tiba-tiba si ibu
memanggil dari dapur.
"Nak... Nak, bisa saya minta tolong?"
"Oh, ada apa, Bu?"
Spontan aku segera beranjak dari sofa itu dan
langsung menghampirinya. Ternyata kompor gas si
ibu agak macet dan dia memintaku
membetulkannya. Pas sedang membetulkannya, tak
sengaja aku melihat ke arah gundukan payudara si
ibu. Saat itu si ibu sedang membungkuk
memperhatikanku yang sedang sibuk mengutak-atik
kompor gasnya yang macet. Apalagi si ibu hanya
mengenakan daster yang belahan dadanya agak
rendah. Aku langsung terpana melihatnya. Selain
besar, payudaranya juga tampak ranum dan kenyal.
Tak kusangka perempuan ini masih memiliki
payudara seindah itu di usianya yang tak muda lagi.
Pemandangan indah itu membuat Kontolku mulai
tegak membesar dari balik celana jeans yang
kukenakan tanpa kusadari. Aku begitu terangsang
melihat keindahan payudara si ibu.
Si ibu yang semula perhatiannya ke pekerjaanku, tak
urung kaget juga melihat perubahan ukuran
Kontolku. Tapi anehnya, dia tak juga merubah
posisinya. Sepertinya dia sih tahu aku terangsang
dengan kemolekan payudaranya tapi dia tampak
cuek saja, pura-pura tak tahu. Akhirnya setelah
berusaha sekuat tenaga mengendalikan malu
sekaligus mengendalikan Kontolku supaya tak
semakin membesar ukurannya, selesai juga
masalah kompor itu.
"Wah, Nak Surya hebat!" pujinya di sampingku.
"Ah, nggak masalah... cuma masalah kecil kok Bu"
sahutku.
"Kalau gitu ibu bisa minta tolong lagi?" katanya
sambil menatapku nakal dan tersenyum genit.
Walau aku sudah menduga apa yang akan dia minta
itu, tak urung hatiku berdebar-debar juga menanti
pertanyaannya. Apalagi kulihat dia semakin
mendekatkan dirinya ke tubuhku.
"A.. aa... pa Bu?" lidahku mendadak kelu, menyadari
betapa dekat wajahnya denganku saat ini.
Sambil mendesah, si ibu berkata parau, "Ibu mau
kamu cium ibu..."
Belum sempat menyahut, dia langsung berjinjit,
memeluk leherku lalu mencium bibirku. Sejenak aku
terkesiap, namun tak lama kemudian kami sudah
asyik berciuman di dapur itu. Hilang sudah akal
sehatku setelah bibirku bersentuhan dengan bibirnya
yang tipis dan indah itu. Sambil asyik berciuman,
diraihnya tangan kananku untuk meremasi
payudaranya di sebelah kanan, sedangkan
diarahkannya tangan kiriku ke pantatnya.
Tangankupun langsung bergerak terampil.
Keduanya langsung bergerak nakal menjalari
payudara dan pantatnya yang ranum dan montok
itu.
Si ibu tampak melenguh-lenguh merasakan
nakalnya tanganku meremasi payudara dan jari-
jariku menyusuri belahan pantatnya. Di lain pihak,
tangan si ibu aktif meremasi Kontolku dari luar
celanaku, membuat juniorku itu semakin meradang
saja ukurannya. Satu tangannya dia julurkan ke
dadaku untuk meremasi puting susuku yang
tercetak jelas dari balik kemeja kaus ketat yang
kukenakan ini. Ketika nafsu kami semakin
memuncak, dituntunnya aku ke ruang keluarganya.
Di sana dengan serempak, kami saling melucuti
pakaian masing-masing, sehingga tak lama kamipun
sudah bugil.
Kupandangi dengan sepenuh nafsu tubuhnya yang
bugil itu. Luar biasa! Usia boleh kepala 4, tapi
bodinya tak kalah dengan bodi para perempuan
yang lebih muda. Tanda-tanda ketuaan memang tak
bisa ditutupi, tapi secara garis besar, dia masih
sangat menggiurkan bagi para lelaki mana saja yang
menatapnya. Apalagi kalau sudah bugil begini.
Bahunya lebar, payudaranya besar, ranum dan
mengkal. Tak tampak tanda-tanda melorot seperti
payudara para wanita seusianya. Perutnya rata,
nyaris tak ada lemaknya. Pinggangnya bundar,
pinggulnya montok. Kaki dan betisnya tampak
mulus dan kencang. Mungkin si ibu suka olahraga
juga nih, makanya bodinya begitu terawat dan
indah.
Di lain pihak, si ibu tampak tak kalah kagumnya
melihatku telanjang. Maklumlah, hobi olahragaku
yang sudah kutekuni sejak SD, membuat fisikku
menjadi sangat bugar. Otot-otot kekar nan liat
tampak bersembulan di sekujur tubuhku. Membuat
banyak wanita sering kelimpungan kalau melihatku
telanjang.
"Tubuh Nak Surya keren banget deh... Ibu suka
sama lelaki macho kayak Nak Surya ini..." kata si ibu
smabil menatapku penuh nafsu. Dia mendekatiku
lalu memelukku lagi. Kedua tangannya bergerak liar,
meraba-raba bukit dada dan perut simetrisku, lalu
bergerak turun ke arah Kontolku. Sesaat kemudian,
kami kembali asyik berciuman liar dan saling
meremas apa yang bisa kami remas.
Hanya sebentar kami melakukan itu. Berikutnya,
kami saling membaringkan diri di atas karpet tebal di
ruangan itu. Kami seakan tahu apa yang harus
dilakukan selanjutnya. Kami membentuk posisi 69
dan tak lama kami sudah asyik saling menjilati
kemaluan lawan mainnya. Si ibu tampak
bersemangat mengulum kemaluanku sambil asyik
mengocoknya. Sesekali dia ikut menjilat dan
meremasi kantung spermaku.
Rasanya sangat dahsyat kulumannya. Bahkan
kuluman istriku tidak sedahsyat kulumannya.
Tampaknya si ibu ini benar-benar sudah lama tidak
disentuh lelaki, hingga kulumannya tampak begitu
ganas. Di bawah sana, lidah dan jari-jariku tak kalah
aktifnya dengan tangan si ibu. Lidahku bergerak
naik-turun sambil menjilati bibir kemaluannya, labia
mayoranya dan semua yang ada di sekitarnya.
Tangan kiriku asyik meremasi bokongnya,
sedangkan jari-jari tangan kananku asyik menusuki
lubang memeknya.
Kami terus saling merangsang sambil mendesis-
desis penuh kenikmatan. Kami saling mencium,
menjilat, meremas, dan menggigit dengan
rakusnya. Sampai akhirnya kami sendiripun merasa
tidak tahan. Tanpa ada aba-aba sebelumnya,
serentak kami berubah posisi. Si ibu ambil posisi di
bawah, sedangkan aku bergerak menindih di atas
tubuh moleknya. Sambil tersenyum mesum, dia
buka selangkangannya lebar-lebar. Memamerkan
liang surganya yang sangat indah nan menggiurkan
itu. Membuat jakunku naik-turun berulang kali. Tak
sabar segera kutuntun Kontolku ke lubang
memeknya.
Kugesek-gesekkan sejenak kepala Kontolku di bibir
memeknya, sebelum akhirnya kudorong pelan.
"Ssleebb... ssleebbb... bblessshhh..." sedikit demi
sedikit Kontolku tertelan liang surganya,
menimbulkan sensasi nikmat yang susah
digambarkan rasanya. Si ibu sendiri tampak
meringis-ringis nikmat merasakan sodokan
kemaluanku yang hangat dan keras ini memasuki
liang surganya.
Memek si ibu kurasakan masih sempit dan legit.
Tidak kalah dengan memek para gadis. Tampaknya
si ibu sangat pintar dalam menjaga kemaluannya
itu. Membuat batang Kontolku yang ukurannya king
size itu tampak agak kesulitan menembusnya.
Namun dengan rangsangan terus menerus dariku di
titik-titik erotisnya, akhirnya memek si ibu menyerah
juga. Lorong yang hangat itu terasa semakin basah
seiring meluapnya cairan pelumasnya, akibat
rangsangan lidah dan tanganku di payudaranya.
Kontolku terus melaju hingga sampai di bagian
terdalam liang surganya. Lalu mulai kupompa dia.
Aku bergerak dalam posisi push-up di atasnya.
Sementara pantatku bergerak maju-mundur
mengebor memeknya. Semakin lama gerak
pantatku semakin kupercepat. Membuat jeritan
erotis si ibu semakin keras terdengar. Membuatku
semakin bersemangat dalam menjajah lubang
kemaluannya.
Keringat mulai mengalir deras membasahi tubuh
bugil kami. Si ibu tampak menjerit-jerit keenakan
dipompa senjataku. Sepasang tangannya meremasi
rambutku. Tak jarang tangan-tangan itu aktif
mencakari punggungku yang liat ini, membuat
sedikit pedih di kulitnya karena kukunya yang agak
panjang itu. Aku sendiri tak mau kalah. Sambil terus
memompa Kontolku dalam-dalam, aku asyik
mencumbui bibirnya yang seksi. Aku juga gigit-gigit
pelan lehernya yang mulus kulitnya itu. Sesekali aku
menyusui sepasang payudaranya yang
menggiurkan itu secara bergantian. Pantat dan
pinggul si ibu tampak bergoyang-goyang liar
menyambut sodokan Kontolku, membuatku nyaris
gila karena begitu nikmat pengaruhnya di batang
Kontolku.
Sekitar 15 menit kemudian si ibu keluar. Dia semakin
erat memeluk tubuh atletisku yang basah kuyup
oleh keringat kami berdua. Kubiarkan dia beristirahat
sejenak setelah orgasmenya itu. Kemudian kembali
kuserang dia. Kucoba bangkitkan gairahnya lagi
dengan meremasi setiap jengkal titik erotisnya. Tak
lama kami sudah asyik berciuman dengan liarnya
sambil saling meremas dan meraba. Tak butuh
lama untuk membangkitkan gairahnya. Ciuman
kami yang liar berhasil membuatnya panas kembali.
Ketika aku hendak menggaulinya lagi dengan posisi
serupa, dia menggeleng.
Dia berdiri lalu memintaku untuk bercinta lagi di
posisi lain. Aku tersenyum mendengar
permintaannya itu. Lalu segera kubopong dia ke atas
sofa di ruang keluarganya. Di sana kami masih
sempat bergelut sebentar sebelum dia bergerak lagi.
Dia naik ke atas pangkuanku membelakangiku.
Dipegangnya batang Kontolku yang masih perkasa
ini ke arah memeknya yang sudah mulai basah
kembali, lalu... "blesshhhh...." masuk sudah seluruh
batang Kontolku ditelan memeknya.
Pada posisi yang kedua ini, rasa nikmat yang kami
rasakan terasa luar biasa. Kemaluanku yang king
size ini begitu menikmati pijatan otot-otot
memeknya si ibu. Di lain pihak si ibu tak henti-
hentinya mendesis kenikmatan. Kepalanya tampak
bergoyang-goyang liar merasakan pompaan
Kontolku. Kepala kemaluanku yang besar ini
rupanya berhasil sampai di mulut rahimnya, dan
memberikan kenikmatan tak terhingga baginya.
Turun-naik, keluar-masuk, memompa dan
dipompa, menggoyang dan digoyang. Semakin
lama semakin liar dan cepat. Sambil memompa, tak
henti-hentinya kuremasi payudaranya yang montok
itu dari belakang. Seperti tadi, sekitar 15 menit
kupompa memeknya, dia keluar lagi untuk yang
kedua kalinya.
Sebelum aku keluar, kami sempat bercinta dalam 2
posisi lagi. Kami melakukannya dalam gaya
berhadapan dan gaya anjing di sofa itu. Aku berhasil
membuatnya keluar sebanyak 2 kali. Masing-masing
dalam setiap gaya persetubuhan yang kami lakukan.
10 menit kemudian, setelah lebih dari sejam kami
bercinta, jebol juga pertahananku. Kutarik Kontolku
keluar dari jepitan memeknya semenit sebelum aku
sampai di puncak. Lalu kusemburkan spermaku
berkali-kali ke wajah dan payudara si ibu. Spermaku
yang kental dan banyak itu membasahi wajah,
leher, payudara dan rambutnya. Dikocoknya
batangku, seolah-olah dia tak puas dengan seluruh
sperma yang kutumpahkan tadi. Setelahnya, dia raih
sperma-sperma itu untuk ditelannya hingga habis.
Sisanya dia balurkan ke dada dan kedua puting
susuku, untuk dia jilati seperti seorang anak menjilati
sisa-sisa es krimnya. Membuatku meringis-ringis
kegelian.
Puas bercinta, kami sama terkapar di atas sofa. Kami
bercanda sambil sesekali berciuman dan saling
meremas. Sesudahnya aku mandi di rumahnya
untuk membersihkan tubuhku dari sisa-sisa
pergumulan dahsyat tadi, agar tidak ketahuan
istriku. Selesai mandi, si ibu membuatkanku teh
manis hangat dengan cemilan ringan. Kamipun
berbincang-bincang sejenak seperti tidak ada terjadi
apa-apa di antara kami.
Begitu kudapannya habis dan aku hendak pamit, si
ibu buru-buru mencekal lenganku. Sambil
menatapku genit, dia berpesan aku lebih sering-
sering mampir ke rumahnya. Aku hanya tersenyum
saja mendengar permintaannya itu. Dia lalu
mencium bibirku dengan sepenuh perasaan. Dia
juga sempat meremas kemaluanku dari balik celana,
sebelum dia melepasku di teras rumahnya
Dalam perjalanan ke rumah, aku berkali-kali
menghembuskan nafas panjang. Aku tak pernah
menyangka akhirnya aku berselingkuh juga. Dengan
wanita yang tak kusangka-sangka pula. Tetangga
sekaligus ibu sahabat baikku selama ini. Sebelumnya
tak pernah sekalipun aku mengkhianati istriku
selama 15 tahun pernikahan kami. Banyak wanita di
luar sana yang begitu menarik, namun tak
sedetikpun aku tertarik untuk berselingkuh dengan
mereka. Apalagi istriku juga termasuk wanita yang
pandai memuaskanku di atas ranjang.
Kali ini semuanya terasa berbeda. Walaupun aku
sangat menyesal telah mengkhianati istriku, aku tak
bisa membohongi diriku sendiri kalau
perselingkuhan itu ternyata nikmat juga. Sangat
nikmat malah. Ibarat kalau selama ini kita hanya
makan 'opor' di rumah tangga kita, selingkuh berarti
kita makan 'opor' di luar sana, tetapi dengan variasi,
rasa dan sensasi yang berbeda.
Begitu aku sampai di depan pagar rumahku sendiri,
sesungging senyum tiba-tiba muncul di sudut
bibirku. Aku merasa yakin, bahwa perselingkuhan
ini bukanlah yang pertama dan terakhir kalinya
terjadi dalam hidupku...
Sampai jumpa lagi di kisah-kisah erotisku yang
lain...
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/4583
U-ON

inc Powered by Xtgem.com