watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Tugas membawa kenikmatan

Halo, perkenalkan namaku Dana usia 27 tahun
berasal dari Sumatra Utara. Aku sudah
berkeluarga dengan 1 anak yang masih berusia 3
tahun. Aku dan R suamiku hidup sangat romantis
dan sebenarnya keharmonisan kami sudah
terbentuk sejak kami masih berteman (R adalah
rekan kerja satu kantor sampai sekarang) yang
seiring berjalannya waktu kamipun berpacaran.
Ternyata keasikan pertemanan kami setelah
memasuki masa pacaran tidak mengalami
perubahan malah semakin kompak karena untuk
pulang kerumah aku tidak perlu kuatir jam
berapapun karena R dengan setia siap
mengantarku pulang atau kalau aku yang lembur
maka R akan pulang duluan lalu kembali ke kantor
untuk menjemput. Maklumlah sekalipun posisiku
dikantor masih tergolong pegawai biasa tetapi
kesibukan seolah tidak pernah berhenti dan aku
sangat menikmati pekerjaan itu.
Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan
salah satu NGO asing yang menangani
perpajakan sehingga banyak sekali tugasku
menuntut aku harus banyak menghabiskan
waktu untuk berhubungan dengan orang-orang
pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat
banyak tuntutan. Akupun jadi terbiasa
menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat
“melunakkan” hati mereka aku harus bersikap
seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit
termasuk tampil agak seronok dengan tujuan
supaya tugasku dapat selesai dengan mudah.
Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat
memahami keberadaanku dengan memberikan
kepercayaan 100% kepadaku. Ternyata
keleluasaan ini justru membawa aku kedalam
situasi yang sulit hingga akhirnya aku memasuki
satu dunia yang belum pernah kukenal tapi
gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia
tersebut yaitu threesome sex.
Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup
buku dan seperti biasanya kesibukan kami di
keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-
sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang
kantor menjelang pagi. Aku sendiri tetap pada
tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan
pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas
pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk
konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing
bagiku yaitu Heru (26) dan Dimas (25) sehingga
aku tidak perlu buang-buang waktu untuk
beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.
Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk
makan siang sekaligus berdiskusi awal
menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan
dan pembagian tugasnya. Karena sudah akrab
kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau
dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di
kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di
Tanggerang. 3 hari pertama semua berlangsung
normal, ketika memasuki hari ke 4 volume
pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa
sudah jam 8 malam. Sedangkan target selesai
kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan.
Akupun jadi gelisah sendiri dan rupanya Heru
menangkap gelagat itu dan mencoba
membantuku mencari solusinya.
“Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di
Bogor sedangkan jam segini aku masih di
Tanggerang”
“Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Muti
bermalam saja di cottage dekat kantor lalu besok
pagi minta tolong suami Mbak Dana
membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang
harus kasih tahu dulu sama suami supaya dia
tidak gelisah nungguin,” usul Heru
“Boleh juga, usul diterima” sambutku gembira
dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan
Heru.
Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada
di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui
bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan.
Setelah makan malam nasi goreng di kantor
akupun minta tolong Heru mengantarku ke
cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata
tempatnya cukup menyenangkan karena tersedia
ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu
ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun
cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung
setuju bahkan menyesali.
“Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak”
Rupanya reaksiku ini disambut oleh Heru, “kalau
begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas
kita disini supaya aku dan Dimas enggak perlu
repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi
lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana
Mbak?”
“Boleh saja,” jawabku pendek tapi dalam hati
menyesali spontanitasku tadi karena berarti
malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki
dalam satu atap rumah.
Namun keraguanku pupus karena aku berusaha
berpikir positif, toh kita nggak akan macam-
macam karena kamar kami terpisah, kalaupun
terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah,
jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan
penampilan mereka yang intelek mana
mungkinlah mereka mau berbuat macam-
macam.
Tak lama kemudian Dimaspun datang dengan
membawa beberapa tumpuk order dan
meletakkan di meja makan yang rencananya akan
kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan
rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di
kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar
mandi. Tapi baru kusadar aku tidak membawa
pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip
singlet dan kebetulan dibalik celana panjang yang
kupakai aku juga mengenakan celana sport
stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain
adalah aku hanya membawa CD yang
menempel.. Duh bagaimana ya..
Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan
menjemur di kamar mandi dengan harapan
besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD
aku melapisi kemaluanku dengan panty liner yang
kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan??
Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah
kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun
berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan
ketika keluar kamar kulihat Heru dan Dimas sudah
segar karena mereka juga sudah mandi dan
seolah sudah janjian mereka sama-sama
mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya
hanya Heru yang mengenakan kaos singlet
sedangkan Dimas bertelanjang dada saja
membiarkan dadanya yang bidang berotot dan
berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit
berdesir.
“Maaf Mbak Dana aku terpaksa tidak pakai apa-apa
karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh dari
kapstok sehingga basah”
Dimas berusaha menjelaskan dan menutupi rasa
saltingnya karena mataku menatap tajam.
“O ya, tapi sudah dijemur kan?” tanyaku basa
basi.
“Sudah sih,” jawab Dimas sambil pura-pura sibuk
dengan kerjaannya lagi.
“Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak
Dana.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu
banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha” ganggu
Heru sambil melirik ke aku dan kulihat Dimas
semakin malu.
Rupanya introduksinya Heru tidak berhenti disitu
karena akhirnya kami kembali bersenda gurau
yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi
diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat
pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam
pembicaraan tentang teknik-teknik ML. Dari situ
baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata
Heru sangat piawai dalam teknik sex. Heru terus
bercerita tentang pengalamannya dengan
beberapa teman gadisnya yang menurut
pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-
tergila dengan permainannya.
Lain halnya dengan Dimas yang lebih banyak
mendengarkan tapi tanpa sadar Dimas sudah
menutupi bagian auratnya dengan bantal,
mungkin malu kalau ketahuan “adik”nya sudah
meronta-ronta. Semula aku bertahan untuk tidak
menceritakan pengalamanku, tapi karena Heru
pandai memanfaatkan suasana akhirnya
kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku
pernah lakukan tapi masih dalam batas yang
sopan karena itu hal yang tabu untuk
disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis
dan bukan suami sendiri.
Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat,
aku sudah semakin berani menyampaikan hal
yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang
masing aku dan suamiku sukai. Begitu juga
dengan Dimas yang berhasil dibuat mengaku
kalau ternyata selama ini mengalami minder
akibat bawaan lahir karena memiliki penis yang
sangat besar. Dengan tetap berusaha keras
mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha
untuk menghibur Dimas.
“Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya
bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku
suka minder karena memiliki rambut yang
berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak
apa-apa, tapi aku suka kuatir suamiku tidak
menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya
untuk mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan
salah.. Dia selalu puas dengan coitus kami”
Hari semakin malam dan topik diskusi kami
semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke
sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan
entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi
duduk sudah tak karuan.. Aku bersandar di
pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Heru
dan kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana
Dimas duduk dilantai sambil menikmati Heru
yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu
halus yang tumbuh rapih disitu dan Dimas
memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan
kuku dilapisi kutex transparan.
Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka
berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang
apalagi pijitan Heru sudah naik ke arah pahaku
dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan
mata terpejam ketika Heru dan Dimas
melepaskan celana sportku dengan alasan untuk
memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah
pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk
mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat
karena celana itu baru saja terlepas dari ujung
kakiku.
“Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu”
Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka
sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan
aku semakin bergumul dengan diri ini antara
menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya
aku dengan perlahan dan sambil menggoyang-
goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu
hebat membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan
melupakan rasa malu karena telah memamerkan
bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan
hanya dapat dibuka didepan suamiku. Tapi
peraturan itu seolah tidak berlaku karena dibawah
selangkanganku sana dua lelaki muda sedang
menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba
berubah seperti hewan lapar sedang rebutan
makanan dan begitulah mereka sedang saling
dorong untuk bisa melahap kemaluanku..
Dan akhirnya Dimas mengalah membiarkan Heru
melahap kemaluanku dengan rakusnya,
selanjutnya giliran Dimas yang berbeda dari
Heru.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh
permukaan kemaluanku terasa dikunyah,
penasaran mau tahu apa yang sedang Dimas
lakukan, kubuka mata dan kulihat mulutnya yang
ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah
menutupi kemaluanku membuat aku kegelian
hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang
mendesak dari bagian bawahku yang ternyata
cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi
rongga kemaluanku..
Setelah puas menggeluti kemaluanku Heru
mengambil handuk dan menyeka kemaluanku..
Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim
cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang
akan Heru lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex
itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang
dengan posisi mengangkang..
“Heru apa yang mau kamu lakukan??”
Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Heru
memberi kode kepada Dimas yang kemudian
Dimas menghampiriku dan didepan mataku dia
menurunkan celana pendeknya.. Dan wow..
Batang kemaluan Dimas ternyata sudah memuai
sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap
lembut Dimas menyodorkan Super Dicknya ke
mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak
dengan penis milik Dimas sementara dibawah
sana Heru rupanya asik mencukuri kemaluanku..
Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit
dan ketika “pekerjaan” Heru selesai Dimaspun
mencabut penisnya dari mulutku.
Ketika kutengok kemaluanku sudah licin
memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulu-
buluku Heru memulai tugas lainnya, penisnya
yang tidak kalah besarnya dari milik Dimas segera
melompat dari celana pendeknya.. Sehingga yang
terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis sudah
polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku
sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah
tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-
gosok oleh batang kemaluan Heru sampai
cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk
menyambut penis Heru yang besar dan penuh
urat..
“Sshh..”
Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika
kepala cendawan itu menerobos perlahan
kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan
oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka
lebar ketika kurasakan batang kemaluan Heru
sudah tertanam seluruhnya di dalam liang
senggamaku.. Setelah beberapa saat didiamkan
yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya
kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga
tanpa sadar pinggulku bergoyang yang disambut
dengan genjotan Heru..
Selang beberapa lama Heru tiba-tiba membalikkan
tubuh kami dengan penis masih tetap tertanam
sehingga sekarang aku berada diatas Heru
memberiku kesempatan untuk mencari sensasi
sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah
sudah berapa kali aku orgasme.. Tak lama
kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan,
ketika kutengok ternyata Dimas sedang dalam
posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby
oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah
kenyataan 2 penis besar mereka sudah tertanam
dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai
akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan
di wajahku..
Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-
pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang
tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah
sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun
dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan
persetubuhan.. Kadang aku melayani sekaligus
berdua, kadang satu-satu dan sementara salah
satu dari mereka tetap bekerja.
Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat
yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang
jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Heru
dan Dimas ditambah 3 orang temannya yang
lain.. Luar biasa.. Benar-benar aku sudah punya
dunia sendiri diluar ijin suamiku R.
E N D


Adult | GO HOME | Exit
1/1552
U-ON

inc Powered by Xtgem.com