watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg


Cerita Sexs
Anak smp bercinta dengan orang dewasa

Sebelum aku menceritakan cerita dewasa
pengalaman sex pertama ini, perkenalkan dulu
pembaca namaku Rini, usia sekarang 23 tahun,
aku bekerja sebagai salah satu karyawati di BUMN
besar di Jakarta. Kata temen-temen aku memiliki
wajah yang cantik, dengan rambut sebahu,
kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm, dengan
tubuh yang langsing dan seksi. Apalagi waktu
masih gadis SMP aku terpilih sebagai mayoret
drum band sekolah karena kecantikanku.
Aku ingin menceritakan pengalaman seks
pertamaku justru dari teman baik ayahku
sendiri, pengalaman sex yang tak kuduga ini
terjadi ketika aku masih gadis SMP, baru saja akan
masuk kelas 2 SMP di Yogya, pengalaman sex
gadis smp bersama pria dewasa teman ayahnya
sendiri. Teman ayah itu bernama, Om Bayu dan
aku sendiri memanggilnya Om. Karena
hubungan yang sudah sangat dekat dengan Om
Bayu, ia sudah dianggap seperti saudara sendiri di
rumahku. Om Bayu wajahnya sangat tampan,
wajahnya tampak jauh lebih muda dari ayahku,
karena memang usianya berbeda agak jauh, usia
Om Bayu ketika itu sekitar 28 tahun. Selain
tampan, Om Bayu memiliki tubuh yang tinggi
tegap, dengan dada yang bidang.
Kejadian ini bermula ketika liburan semester,
waktu itu kedua orang tuaku harus pergi ke
Madiun karena ada perayaan pernikahan saudara.
Karena kami dan Om Bayu cukup dekat, maka
aku minta kepada orang tuaku untuk menginap
saja di rumah Om Bayu yang tidak jauh dari
rumahku selama 5 hari itu. Om Bayu sudah
menikah, tetapi belum punya anak. Istrinya
adalah seorang karyawan perusahaan swasta,
sedangkan Om Bayu tidak mempunyai pekerjaan
tetap. Dia adalah seorang makelar mobil. Hari-hari
pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil
bercanda-ria, setelah istri Om Bayu pergi ke
kantor. Om Bayu sendiri karena katanya tidak ada
order untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah
sambil menunggu telepon kalau-kalau ada
langganannya yang mau mencari mobil. Untuk
melewatkan waktu, sering juga kami bermain
bermacam permainan seperti halma, atau
monopoli, karena memang Om Bayu orangnya
sangat pintar bergaul dengan siapa saja.
Ketika suatu hari, setelah makan siang, tiba-tiba
Om Bayu berkata kepadaku, “Rin.. kita main
dokter- dokteran yuk.., sekalian Rini, Om periksa
beneran, mumpung gratis”.
Memang kata ayah dahulu Om Bayu pernah
kuliah di fakultas kedokteran, namun putus di
tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya
kuliah.
“Ayoo..”, sambutku dengan polos tampa curiga.
Kemudian Om Bayu mengajakku ke kamarnya,
lalu mengambil sesuatu dari lemarinya, rupanya
ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang
dipakainya ketika kuliah dulu.
“Nah Rin, kamu buka deh bajumu, terus tiduran
di ranjang”.
Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah
melihat mukanya yang bersungguh-sungguh
akhirnya aku menurutinya.
“Baik Om”, kataku, lalu aku membuka kaosku,
dan mulai hendak berbaring.
Namun Om Bayu bilang, “Lho.. BH-nya sekalian
dibuka dong.., biar Om gampang meriksanya”.
Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya
aku membuka BH-ku, sehingga kini terlihatlah
buah dadaku yang masih mengkal.
“Wah.., kamu memang benar-benar cantik Rin..”,
kata Om Bayu.
Kulihat matanya tak berkedip memandang buah
dadaku, dan aku hanya tertunduk malu.
Setelah telentang di atas ranjang, dengan hanya
memakai rok mini saja, Om Bayu mulai
memeriksaku. Mula-mula di tempelkannya
stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin, lalu Om
Bayu menyuruhku bernafas sampai beberapa
kali, setelah itu Om Bayu mencopot
stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum
kepadaku, tangannya menyentuh lenganku, lalu
mengusap-usapnya dengan lembut.
“Waah.. kulit kamu halus ya, Rin.. Kamu pasti
rajin merawatnya”, katanya. Aku diam saja, aku
hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut
Om Bayu.
Kemudian usapan itu bergerak naik ke pundakku.
Setelah itu tangan Om Bayu merayap mengusap
perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku
diusap-usapnya, sentuhan Om Bayu benar-benar
terasa lembut, dan lama- kelamaan terus terang
aku mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya,
sampai- sampai bulu tanganku merinding
dibuatnya. Lalu Om Bayu menaikkan usapannya
ke pangkal bawah buah dadaku yang masih
mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu
mengusap buah dadaku. Ih.., baru kali ini aku
merasakan yang seperti itu, rasanya halus,
lembut, dan geli, bercampur menjadi satu.
Namun tidak lama kemudian, Om Bayu
menghentikan usapannya. Dan aku kira.. yah,
hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian
Tom Bayu bergerak ke arah kakiku.
“Nah.., sekarang Om periksa bagian bawah
yah..”, katanya. Setelah diusap-usap seperti tadi
yang terus terang membuatku agak terangsang,
aku hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu
aku masih mengenakan rok miniku, namun tiba-
tiba Om Bayu menarik dan meloloskan celana
dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati.
“Ih.., Om kok celana dalam Rini dibuka..?”, kataku
dengan gugup.
“Lho.., khan mau diperiksa.., pokoknya Rini
tenang aja..”, katanya dengan suara lembut
sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan
senyum Om Bayu penuh dengan maksud
tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa
berbuat apa-apa.
Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu,
dia duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya
tak berkedip menatap vaginaku yang masih
mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat
halus dan tipis. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke
pahanya, sehingga pahaku menumpang di atas
pahanya. Lalu Om Bayu mulai mengelus-elus
betisku, halus dan lembut sekali rasanya, lalu
diteruskan dengan perlahan-lahan meraba- raba
pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam.
Hii.., aku jadi merinding rasanya.
“Ooomm..”, suaraku lirih.
“Tenang sayang.., pokoknya nanti kamu merasa
nikmat..”, katanya sambil tersenyum.
Om Bayu lalu mengelus- elus selangkanganku,
perasaanku jadi makin tidak karuan rasanya.
Kemudian, dengan jari telunjuknya yang besar,
Om Bayu menggesekkannya ke bibir vaginaku
dari bawah ke atas.
“aahh.., Ooomm..”, jeritku lirih.
“Ssstt.., hmm.., nikmat.., kan..?”, katanya.
Mana mampu aku menjawab, malahan Om Bayu
mulai meneruskan lagi menggesekkan jarinya
berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin
tidak karuan, aku menggelinjang- gelinjang,
menggeliat- geliat ke sana-ke mari.
“Ssstthh.., aahh.., Ooomm.., aahh..”, eranganku
terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar,
kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Vaginaku
rasanya sudah basah sekali karena aku memang
benar-benar sangat terangsang sekali.
Setelah Om Bayu merasa puas dengan
permainan jarinya, dia menghentikan sejenak
permainannya itu, tapi kemudian wajahnya
mendekati wajahku, aku yang belum
berpengalaman sama sekali, dengan pikiran yang
antara sadar dan tidak sadar, hanya bisa
melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang
sebenarnya sedang terjadi. Wajahnya semakin
dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu
ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli,
lembut, dan basah. Namun Om Bayu bukan
hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku
sambil memainkan lidahnya, Hii.., rasanya jadi
makin geli.., apalagi ketika lidah Om Bayu
memancing lidahku, sehingga aku tidak tahu
kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga
lidahku dengan lidah Om Bayu saling bermain,
membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat
kegelian.
Kemudian Om Bayu mengangkat wajahnya dan
memundurkan badannya. Entah permainan apa
lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh
sudah pasrah. Dan eh.., gila.., tiba-tiba badannya
dimundurkan ke bawah dan Om Bayu tengkurap
di antara kedua kakiku yang otomatis
terkangkang, kepalanya berada tepat di atas
kemaluanku dan Om Bayu dengan cepat
menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku,
kedua pahaku dipegangnya dan diletakkan di atas
pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku
seperti menjepit kepala Om Bayu. Aku sangat
terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi
kedua tangannya memegang pahaku dengan
kuat, lalu tanpa sungkan- sungkan lagi Om Bayu
mulai menjilati bibir vaginaku.
“aa.., Ooomm..!”, aku menjerit, walaupun lidah
Om Bayu terasa lembut, namun jilatannua itu
terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke
seluruh tubuhku, namun Om Bayu yang telah
berpengalaman itu, justru menjilati habis- habisan
bibir vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam
vaginaku, dan menari-nari di dalam vaginaku.
Lidah Om Bayu mengait-ngait ke sana-ke mari
menjilat- jilat seluruh dinding vaginaku. Tentu
saja aku makin menjadi-jadi, badanku
menggeliat- geliat dan terhentak- hentak,
sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong
kepalanya dari kemaluanku. Akan tetapi usahaku
itu sia-sia saja, Om Bayu terus melakukan aksinya
dengan ganas. Aku hanya bisa menjerit-jerit tidak
karuan.
“aahh.., Ooomm.., jaangan.., jaanggann..,
teerruskaan.., ituu.., aa.., aaku.., nndaak..,
maauu.., geellii.., stoopp.., tahaann.., aahh!”.
Aku menggelinjang- gelinjang seperti kesurupan,
menggeliat ke sana-ke mari antara mau dan tidak
biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa
geli, bercampur dengan kenikmatan yang teramat
sangat mendominasi seluruh badanku. Om Bayu
dengan kuat memeluk kedua pahaku di antara
pipinya, sehingga walaupun aku menggeliat ke
sana-ke mari, namun Om Bayu tetap
mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan- jilatan
Om Bayu benar- benar membuatku bagaikan
orang lupa daratan, vaginaku sudah benar-benar
banjir dibuatnya, hal ini membuat Om Bayu
menjadi semakin liar, ia bukan cuma menjilat-
jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot
vaginaku. Cairan lendir vaginaku bahkan disedot
Om Bayu habis-habisan. Sedotan Om Bayu di
vaginaku sangat kuat, membuatku jadi samakin
kelonjotan.
Kemudian Om Bayu sejenak menghentikan
jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir
vaginaku, lalu di sorongkan sedikit ke atas. Aku
saat itu tidak tahu apa maksud Om Bayu,
rupanya Om Bayu mengincar clitorisku. Dia
menjulurkan lidahnya, lalu dijilatnya clitorisku.
“aahh..”, tentu saja aku menjerit keras sekali, aku
merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu
bagian yang paling sensitif buatku. Begitu
kagetnya aku merasakannya, aku sampai
menggangkat pantatku. Om Bayu malah
menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku
nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati clitorisku
sambil dihisap- hisapnya.
“aa.., Ooomm.., aauuhh.., aahh!”, jeritku semakin
menggila. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang
teramat sangat, yang ingin keluar dari dalam
vaginaku, seperti mau pipis, dan aku tak kuat
menahannya, namun Om Bayu yang sepertinya
sudah tahu, malahan menyedot clitorisku dengan
kuatnya.
“Ooomm.., aa!”, tubuhku terasa tersengat
tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak
sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan
kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku
bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan
vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Om Bayu
tidak menyia-nyiakannya disedotnya vaginaku,
dihisapnya seluruh cairan vaginaku. Tulang-
tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa
lemas sekali. Aku tergolek lemas.
Om Bayu kemudian bangun dan mulai
melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru pertama
kali mengalami orgasme, merasakan badanku
lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa
memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh
Om Bayu. Mula-mula Om Bayu membuka
kemejanya yang dilemparkan ke sudut kamar,
kemudian secara cepat dia melepaskan celana
panjangnya, sehingga sekarang dia hanya
memakai CD saja. Aku agak ngeri juga melihat
badannya yang tinggi besar itu tidak berpakaian.
Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tak
sengaja melihat ke bawah, aku sangat terkejut
melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh
CD- nya, mecuat ke depan. Kedua tangan Om
Bayu mulai menarik CD-nya ke bawah secara
perlahan- lahan, sambil matanya terus
menatapku.
Pada waktu badannya membungkuk untuk
mengeluarkan CD-nya dari kedua kakinya, aku
belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu Om
Bayu berdiri tegak, darahku mendadak serasa
berhenti mengalir dan mukaku menjadi pucat
karena terkejut melihat benda yang berada di
antara kedua paha atas Om Bayu. Benda tersebut
bulat panjang dan besar dengan bagian ujungnya
yang membesar bulat berbentuk topi baja
tentara. Benda bulat panjang tersebut berdiri
tegak menantang ke arahku, panjangnya kurang
lebih 20 cm dengan lingkaran sebesar 6 cm
bagian batangnya dilingkarin urat yang menonjol
berwarna biru, bagian ujung kepalanya
membulat besar dengan warna merah kehitam-
hitaman mengkilat dan pada bagian tengahnya
berlubang di mana terlihat ada cairan pada
ujungnya. Rupanya begitu yang disebut
kemaluan laki-laki, tampaknya menyeramkan.
Aku menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa
yang akan dilakukan Om Bayu terhadapku
dengan kemaluannya itu.
Melihat ekspresi mukaku itu, Om Bayu hanya
tersenyum-senyum saja dan tangan kirinya
memegang batang kemaluannya, sedangkan
tangan kanannya mengelus-elus bagian kepala
kemaluannya yang kelihatan makin mengkilap
saja. Om Bayu kemudian berjalan mendekat ke
arahku yang masih telentang lemas di atas
tempat tidur. Kemudian Om Bayu menarik kedua
kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan
pantatku berada tepat di tepi tempat tidur. Kedua
kakiku dipentangkannya, sehingga kedua pahaku
sekarang terbuka lebar. Aku tidak bisa berbuat
apa-apa, karena badanku masih terasa lemas.
Mataku hanya bisa mengikuti apa yan sedang
dilakukan oleh Om Bayu.
Kemudian dia mendekat dan berdiri tepat diantara
kedua pahaku yang sudah terbuka lebar itu.
Dengan berlutut di lantai di antara kedua pahaku,
kemaluannya tepat berhadapan dengan
kemaluanku yang telah terpentang itu. Tangan
kirinya memegang pinggulku dan tangan
kanannya memegang batang kemaluannya.
Kemudian Om Bayu menempatkan kepala
kemaluannya pada bibir kemaluanku yang
belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala
kemaluannya yang besar itu mulai digosok-
gosokannya sepanjang bibir kemaluanku, sambil
ditekannya perlahan- lahan. Suatu perasaan aneh
mulai menjalar ke kesuluruhan tubuhku, badanku
terasa panas dan kemaluanku terasa mulai
mengembung, aku agak menggeliat-geliat
kegelian atas perbuatan Om Bayu itu dan rupanya
reaksiku itu makin membuat Om Bayu makin
terangsang. Dengan mesra Om Bayu
memelukku, lalu mengecup bibirku.
“Gimana Rin.., nikmat khan..?”, bisik Om Bayu
mesra di telingaku, namun aku sudah tak mampu
menjawabnya, nafasku tinggal satu- satu, aku
hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu.
Aku sudah tidak berdaya diperlakukan begini oleh
Om Bayu dan tidak pernah kusangka, karena
sehari-hari Om Bayu sangat sopan dan ramah.
Selanjutnya tangan Om Bayu yang satu
merangkul pundakku dan yang satu di bawah
memegang penisnya sambil digosok-gosokkan
ke bibir kemaluanku, hal ini makin membuatku
menjadi lemas ketika merasakan kemaluan yang
besar menyentuh bibir kemaluanku, aku merasa
takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan Om
Bayu, di samping pula ada perasaan bingung
yang melanda pikiranku. Kemaluan Om Bayu
yang besar itu sudah amat keras dan kakiku
makin direnggangkan oleh Om Bayu sambil salah
satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas. Aku
benar-benar setengah sadar dan pasrah tanpa
bisa berbuat apa-apa. Kepala kemaluannya mulai
ditekan masuk ke dalam lubang kemaluanku dan
dengan sisa tenaga yang ada aku mencoba
mendorong badan Om Bayu untuk menahan
masuknya kemaluannya itu, tapi Om Bayu bilang
tidak akan dimasukkan semua cuma ditempelkan
saja. Saya membiarkan kemaluannya itu
ditempelkan di bibir kemaluanku.
Tapi selang tak lama kemudian perlahan- lahan
kemaluannya itu ditekan-tekan ke dalam lubang
vaginaku, sampai kepala penisnya sedikit masuk
ke bibir dan lubang vaginaku. Kemaluanku
menjadi sangat basah, dengan sekali dorong
kepala penis Om Bayu ini masuk ke dalam lubang
vaginaku, gerakan ini membuatku terkejut karena
tidak menyangka Om Bayu akan memasukan
penisnya ke dalam kemaluanku seperti apa yang
dikatakan olehnya. Sodokkan penis Om Bayu ini
membuat kemaluanku terasa mengembang dan
sedikit sakit, seluruh kepala penis Om Bayu sudah
berada di dalam lubang kemaluanku dan
selanjutnya Om Bayu mulai menggerakkan
kepala penisnya masuk dan keluar dan selang
sesaat aku mulai menjadi biasa lagi, perasaan
nikmat mulai menjalar ke seluruh tubuhku, terasa
ada yang mengganjal dan membuat kemaluanku
serasa penuh dan besar, tampa sadar dari
mulutku keluar suara, “Ssshh.., sshh.., aahh.
oohh.., Ooomm.., Ooomm.., eennaak.., eennaak!
Aku mulai terlena saking nikmatnya dan pada saat
itu, tiba-tiba Om Bayu mendorong penisnya
dengan cepat dan kuat, sehingga penisnya
menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek
selaput daraku dan akupun menjerit karena terasa
sakit pada bagian dalam vaginaku oleh penis Om
Bayu yang terasa membelah kemaluanku.
“aadduuhh.., saakkiitt.., Ooomm.., sttoopp..,
sttoopp.., jaangaan.., diterusin”, aku meratap dan
kedua tanganku mencoba mendorong badan Om
Bayu, tapi sia- sia saja. Om Bayu mencium
bibirku dan tangannya yang lain mengelus-elus
buah dadaku untuk menutupi teriakan dan
menenangkanku. Tangannya yang lain menahan
bahuku sehingga aku tidak dapat berkutik.
Badanku hanya bisa menggeliat-geliat dan
pantatku kucoba menarik ke atas tempat tidur
untuk menghindari tekanan penis Om Bayu ke
dalam liang vaginaku, tapi karena tangan Om
Bayu menahan pundakku, maka aku tidak dapat
menghindari masuknya penis Om Bayu lebih
dalam ke liang vaginaku. Rasa sakit masih terasa
olehku dan Om Bayu membiarkan penisnya diam
saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat
kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar
itu.
“Om.., kenapa dimasukkan semua, kan.., janjinya
hanya digosok-gosok saja?”, kataku dengan
memelas, tapi Om Bayu tidak bilang apa-apa
hanya senyum- senyum saja.
Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu, terasa
besar dan mengganjal rasanya memadati seluruh
relung-relung di dalam vaginaku. Serasa sampai
ke perutku karena panjangnya penis Om Bayu
tersebut. Waktu saya mulai tenang, Om Bayu
kemudian mulai memainkan pinggulnya maju
mundur sehingga penisnya memompa
kemaluanku. Badanku tersentak-sentak dan
menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya
bisa keluar suara, “Ssshh.., sshh.., oohh.., oohh”,
dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda
keseluruhan tubuhku, bayangan hitam menutupi
seluruh pandanganku, sesaat kemudian kilatan
cahaya serasa berpendar di mataku. Sensasi itu
sudah tidak bisa dikendalikan lagi oleh pikiran
normalku, seluruh tubuhku diliputi sensasi yang
siap meledak. Buah dadaku terasa mengeras dan
puting susuku menegang ketika sensasi itu kian
menguat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di
atas tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak
dalam sensasi, jari-jariku menggengam alas
tempat tidur erat-erat, tubuhku bergetar,
mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh
Om Bayu ketika aku mengalami orgasme yang
dahsyat. Aku merasakan kenikmatan berdesir dari
vaginaku, menghantarkan rasa nikmat ke seluruh
tubuhku selama beberapa detik terasa tubuhku
melayang- layang dan tak lama kemudian terasa
terhempas lemas tak bedaya, tergeletak lemah di
atas tempat tidur dengan kedua tangan yang
terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di
lantai.
Melihat keadaanku Om Bayu makin terangsang,
sehingga dengan ganasnya dia mendorong
pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat,
sehingga seluruh batang penisnya terbenam
dalam kemaluanku. Aku hanya bisa menggeliat
lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya,
terasa clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh
batang penisnya yang besar dan berurat itu. Hal
ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan.
Hampir sejam lamanya Om Bayu
mempermainkanku sesuka hatinya, dan saat itu
pula aku beberapa kali mengalami orgasme dan
setiap itu terjadi, selama 1 menit aku merasakan
vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat
penis Om Bayu, sampai akhirnya pada suatu saat
Om Bayu berbisik dengan sedikit tertahan,
“Ooohh.., Riinn.., Riinn.., aakkuu.., maau..,
keluar!, Ooohh.., aahh.., hhmm.., oouuhh!”.
Tiba-tiba Om Bayu bangkit dan mengeluarkan
penisnya dari vaginaku. Sedetik kemudian,
“Ccret.., crett.., crett”, spermanya berloncatan
dan tumpah tepat di atas perutku. Tangannya
dengan gerakan sangat cepat mengocok-ngocok
batang penisnya seolah ingin mengeluarkan
semua spermanya tanpa sisa.
“aahh..”, Om Bayu mendesis panjang dan
kemudian menarik napas lega. Dibersihkannya
sperma yang tumpah di perutku. Setelah itu kami
tergolek lemas sambil mengatur napas kami yang
masih agak memburu sewaktu mendaki puncak
kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku yang
masih berpeluh untuk kemudian disekanya.
Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.
“Terima kasih, sayang..”, bisik Om Bayu dengan
mesra. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas
terlelap di pelukan Om Bayu.
Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-
benar merasa gamang, perasaan- perasan aneh
berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu
itu, saat aku bangun dari tidurku Om Bayu telah
berupaya menenangkanku dengan lembut.
Namun entah kenapa, setelah beberapa hari
kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi,
memang kalau diingat-ingat sebenarnya nikmat
juga sih. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke
rumah Om Bayu, tentu saja aku malu
mengatakannya, aku hanya pura-pura ngobrol ke
sana-ke mari, sampai akhirnya Om Bayu
menawarkan lagi untuk main-main seperti
kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan
mengangguk malu-malu. Begitulah kisah
pengalamanku, ketika pertamakalinya aku
merasakan kenikmatan hubungan seks.


Adult | GO HOME | Exit
1/1388
U-ON

inc Powered by Xtgem.com