watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg


Cerita sedara
Pengalamanku dengak kakak kandungku

Ini mungkin sebuah pengalaman yang paling gila
(menurutku), karena orang pertama yang
mengajarkan seks kepadaku adalah kakak
kandungku sendiri. Aku adalah seorang gadis
berumur 18 tahun (sekarang), dan kakakku
sendiri berusia 23 tahun. Sudah lama aku
mengetahui kelainan yang ada pada diri kakakku.
Karena ia sering mengajak teman perempuannya
untuk tidur di rumah, dan karena kamarku
berada persis di sebelah kamarnya, aku sering
mendengar suara-suara aneh, yang kemudian
kusadari adalah suara rintihan dan kadang pula
teriakan-teriakan tertahan. Tentu saja meskipun
orang tuaku ada di rumah mereka tak menaruh
curiga, sebab kakakku sendiri adalah seorang
gadis.
Ketika aku mencoba menanyakannya pada awal
Agustus 1998, kakakku sama sekali tidak
berusaha menampiknya. Ia mengakui terus
terang kalau ia masuk sebuah klub lesbian di
kampusnya, begitu juga dengan kekasihnya.
Waktu itu aku merasa jijik sekaligus iba padanya,
karena aku menyadari ada faktor psikologis yang
mendorong kakakku untuk berbuat seperti itu.
Kekasihnya pernah mengecewakannya, kekasih
yang dicintainya dan menjadi tumpuan
harapannya ternyata telah menikah dengan orang
lain karena ia telah menghamilinya. Kembali pada
masalah tadi, sejak itu aku jadi sering berbincang-
bincang dengan kakakku mengenai pengalaman
seksnya yang menurutku tidak wajar itu. Ia
bercerita, selama menjalani kehidupan sebagai
lesbian, ia sudah empat kali berganti pasangan,
tapi hubungannya dengan mantan-mantan
pacarnya tetap berjalan baik.
Begitulah kadang-kadang, ketika ia kembali
mengajak pasangannya untuk tidur di rumah,
pikiranku jadi ngeres sendiri. Aku sering
membayangkan kenikmatan yang tengah
dirasakannya ketika telingaku menangkap suara
erangan dan rintihan. Aku tergoda untuk
melakukannya. Pembaca, hubunganku yang
pertama dengan kakakku terjadi awal tahun 2000,
ketika ia baru saja putus dengan pasangannya. Ia
memintaku menemaninya tidur di kamarnya,
dan kami menonton beberapa CD porno, antara
tiga orang cewek yang sama-sama lesbian, dan
aku merinding karena terangsang secara hebat
mengingat kakakku sendiri juga seperti itu.
Awalnya, aku meletakkan kepalaku di paha
kakakku, dan ia mulai mengelus-elus rambutku.
“Aku sayang kamu, makasih ya, mau nemenin
aku”, katanya berbisik di telingaku.
Mendengar hal itu, spontan aku mendongakkan
wajah dan kulihat matanya berlinang, mungkin ia
teringat pada kekasihnya. Refleks, aku mencium
pipinya untuk menenangkan, dan ternyata ia
menyambutnya dengan reaksi lain. Di balasnya
kecupanku dengan ciuman lembut dari pipi
hingga ke telingaku, dan di sana ia menjilat ke
dalam lubang telingaku yang membuat aku
semakin kegelian dan nafsuku tiba-tiba saja naik.
Aku tak peduli lagi meski ia adalah kakakku
sendiri, toh hubungan ini tak akan membuatku
kehilangan keperawanan. Jadi kuladeni saja dia.
Ketika ia menunduk untuk melepaskan kancing-
kancing kemejaku, aku menciumi kuduknya dan
ia menggelinjang kegelian.
“Oh.. all..”, desahnya.
Aku semakin liar menjilati bagian tengkuknya dan
memberi gigitan-gigitan kecil yang rupanya
disukai olehnya.
Ketika kusadari bahwa kemejaku telah terlepas,
aku merasa tertantang, dan aku membalas
melepaskan T-shirt yang ia kenakan. Ketika ia
menunduk dan menjilati puting susuku yang
rupanya telah mengeras, aku menggelinjang.
Kakakku demikian lihai mempermainkan lidahnya,
kuremas punggungnya.
“Oohh.. Kaakk, ah.. geli”, Ia mendongak
kepadaku menatap mataku yang setengah
terkatup, dan tersenyum.
“Kamu suka?”.
“Yah..”, kujawab malu-malu, mengakui.
Ia kembali mempermainkan lidahnya, dan aku
sendiri mengusap punggungnya yang telanjang
(kakakku tak biasa pakai bra ketika hendak tidur)
dengan kukuku, kurasakan nafasnya panas di
perutku, menjilat dan mengecup. Aku
memeluknya erat-erat, dan mengajaknya rebah
di peraduan, lantas kutarik tubuhku sehingga ia
berada dalam posisi telentang, kubelai
payudaranya yang kencang dan begitu indah,
lantas kukecup pelan-pelan sambil lidahku
terjulur, mengisap kemudian membelai
sementara jemariku bermain di pahanya yang
tidak tertutup. Aku menyibakkan rok panjang
yang dipakainya kian lebar, dan kutarik celana
dalamnya yang berwarna merah sementara ia
sendiri mengangkat pantatnya dari kasur untuk
memudahkanku melepaskan CD yang tengah
dipakainya.
Ketika aku meraba ke pangkal pahanya, sudah
terasa begitu basah oleh cairan yang
menandakan kakakku benar-benar sedang
bergairah. Aku sendiri terus menggelinjang
karena remasannya di payudaraku, tapi aku ingin
lebih agresif dari pada dia, jadi kubelai lembut
kemaluannya, dan merasakan jemariku
menyentuh clitorisnya, aku membasahi jemariku
dengan cairan yang ada di liang senggamanya
kemudian kuusap clitorisnya, lembut pelan,
sementara ia mendesah dan kemudian meremas
rambutku kuat-kuat.
“Oh.. Yeahh.. Ukkhh, ahh, terus, teruss, ahh”,
celoteh kakakku dengan ributnya. Aku terus
mengusap clitoris kakakku, dan tiba-tiba
kurasakan tubuhnya mengejang kuat-kuat,
jemarinya meremas punggungku, lantas ia
merebah lemas.
Aku memandang ke wajahnya yang bersimbah
keringat, “Sudah Kak?” Ia mengangguk kecil dan
tersenyum.
“Thanks yah”, aku mengedik.
Aku belum puas, belum. Kukeringkan jemariku
sekaligus kemaluan kakakku, kemudian aku
turun, dan menciumi pahanya.
“Ohh.. teruskan terus.. yeah.. terus..”, aku tak
peduli dengan erangan itu, aku mendesakkan
kepalaku di antara kedua pahanya dan sementara
aku mulai menjilati selangkangannya, kulepaskan
ritsluiting rok kakakku, dan menariknya turun.
Aku juga melepaskan sendiri celana jeans pendek
yang tengah kupakai, kemudian aku memutar
badanku sehingga kemaluanku berada tepat di
atas wajah kakakku. Ia mengerti dan segera kami
saling menjilat, pantat serta pinggul kami terus
berputar diiringi desahan-desahan yang makin
menggila. Aku terus menjilati clitorisnya, dan
kadangkala kukulum, serta kuberi gigitan kecil
sehingga kakakku sering berteriak keenakan.
Kurasakan jemarinya bergerak mengelusi
pantatku sementara tangan kirinya merayap ke
pinggir dipan.
Sebelum aku menyadari apa yang ia lakukan, ia
menarik tanganku dan menyerahkan sebuah
penis silikon kepadaku.
“Kak?”, bisikku tak percaya.
“Masukkan, masukkaan, please..” Ragu, aku
kembali ke posisi semula dengan ia terus menjilati
clitorisku, kumasukkan penis buatan itu perlahan-
lahan, dan kurasakan ia meremas pantatku kuat-
kuat, pinggulnya berputar kian hebat dan kadang
ia mendorong pantatnya ke atas, aku sendiri
menyaksikan penis itu masuk ke lubang
kemaluan kakakku dan asyik dengan
pemandangan itu, kusaksikan benda tersebut
menerobos liang senggamanya dan aku
membayangkan sedang bersetubuh dengan
seorang lelaki tampan yang tengah mencumbui
kemaluanku.
Lama kami berada dalam posisi seperti itu,
sampai suatu ketika aku merasakan ada sesuatu
di dalam tubuhku yang membuatku seolah
merinding seluruh tubuh karena nikmatnya, dan
tahu-tahu aku menegang kuat-kuat, “okh.. kaakk..
ahh.. ahh!” Tubuhku serasa luluh lantak dan aku
tahu aku telah mengalami orgasme, kucium paha
kakakku dan kumasukkan penis silikon itu lebih
cepat, dan pada ritme-ritme tertentu,
kumasukkan lebih dalam, kakakku mengerang
dan merintih, dan terus-terang, aku menikmati
pemandangan yang tersaji di depanku ketika ia
mencapai orgasme. Terakhir, aku mencium
clitorisnya, kemudian perut, payudara dan
bibirnya. Lantas ketika ia bertanya, “Nyesel
nggak?” aku menggeleng dengan tegas. Malam
itu kami tidur dengan tubuh telanjang bulat, dan
sekarang kami kian sering melakukannya.


Adult | GO HOME | Exit
1/2434
U-ON

inc Powered by Xtgem.com