watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

HENGKY


Perkenalkan namaku Yenny, sebentar lagi aku
akan berumur 25 tahun. Meskipun kini aku sudah
hampir setahun menikah, tetapi pengalamanku
ngesex dengan mantanku (sebut saja Hengky) tak
dapat kulupakan, dan itulah yang akan kuceritakan
berikut ini.

*****

Sebagai gambaran diriku, tinggi 170 cm, 65 kg,
32A. Kulit putih khas keturunan Tionghoa, rambut
lurus panjang tergerai, dengan menggunakan
bandana, ataupun dikuncir memamerkan
tengkukku, selalu mengundang perhatian pria. Di
manapun dan siapapun, pasti melirik. Dengan
mata bulat, dan hidung mancung, pinggul yang
aduhai, pokoknya jika pembaca melihatku, pasti
akan melotot. Dijamin!!

Bandung, September 1999

Hari ini aku kuliah sampai jam 11.00, di tengah
teriknya mentari kota ini, aku berjalan bergegas,
menyeberangi Jalan Merdeka, aku menuju ke
Purnawarman, lalu dengan angkot jurusan
Ledeng, menuju ke rumahku di kawasan
Cipaganti. Rumah yang dibelikan oleh ayahku,
yang kutinggali bersama seorang adik, dan 3
orang dayang.

Hengky pacarku, adalah seorang mahasiswa
fakultas teknik dari Universitas yang sama, tapi
lokasi kampusnya beda denganku. Beberapa
tahun kemudian, lokasi kampusku kemudian
dipindahkan.
Hari ini, seperti biasanya, selesai kuliah Hengky
datang, Sekitar pukul 13.00, Hengky datang, kami
duduk di depan TV. Tidak lama berselang saat
para dayang beristirahat di kamar mereka, tangan
Hengky meraih bahuku dan menarik tubuhku
sehingga rebah di pangkuannya. Bibir kami lalu
saling berpagutan, tangannya menjelajahi
dadaku. Menelusup ke bawah dasterku, meremas
payudara kiri dan kanan bergantian.
“Kau merokok lagi yah?” tanyaku.

“Tidak, tadi di kampus, anak-anak merokok
semua, jadi bajuku juga bau asap!” elaknya.
“Kenapa mulutmu bau rokok juga?”
“Ah.. Tidak apalah kalo cuma sebatang!”
jawabnya, langsung menyergap bibirku kembali.
Saat bibirnya mulai menjelajah turun ke leherku,
aku semakin tak tahan, tangannya menarik Bra-ku
ke atas, sehingga tangannya langsung
menyentuh kulit buah dadaku. Diputar-putarnya
pentilku bergantian. Kemaluanku mulai becek,
batang kemaluan Hengky terasa mengeras di
punggungku, mengganjal. Saat rasa gatal di
kemaluanku memuncak, aku bangkit, dan
mengatur posisi tubuhku menjadi merangkak
membelakangi Hengky yang duduk bersandar.

Tangan Hengky, meremas bola pantatku, yang
sebelahnya merayap masuk melalui bagian
bawah rokku. Tangannya merayap di pahaku,
meremas dengan liar, menambah perasaan
nikmat. Kugoyangkan pinggulku meminta
perhatian tangannya agar cepat membelai
kemaluanku yang gatal. Saat yang ditunggu tiba,
tangannya merambat perlahan di tepian karet
celanaku, berputar-putar, menambah gairahku.
“Oh.. Sayang..” desisan keluar dari sudut bibirku.
Perasaan was-was agar tidak terdengar oleh para
dayang timbul. Hengky semakin liar, kain segitiga
itu ditariknya, dan dengan bantuanku, diloloskan
melalui sepasang kaki panjangku. Tangannya
membelai lembut vaginaku, membuatku semakin
melebarkan jarak antara kedua pahaku. Sangat
asyik menikmati pekerjaan tangannya, membelai
dan sesekali meremas dan mencubit bibir vaginaku.

“Auw.. Sayang..” Aku menjerit ketika tiba-tiba
terasa hangat dan basah menyentuh
selangkanganku, rupanya Hengky mulai
menggunakan mulutnya. Napasnya terasa keras
di daerah duburku, lidahnya menyentuh, dan
merangsek ke vaginaku. Sesekali dengan keras
menyelinap ke celah sempit selangkanganku.

Aku semakin menggila saat tangannya
menyergap payudaraku yang tergantung dibalik
daster. Terasa textur kain, dikombinasikan dengan
pijatan lembut pada putingku, ingin rasanya aku
menjerit. Satu hal yang kusuka pada Hengky,
adalah kebiasaannya mencukur kumis dan
jenggotnya sekali dalam seminggu, saat ini terasa
mulai tumbuh, dan digesek-gesekkan seputar
bola pinggulku. Terasa seperti amplas,
menggaruk lembut seputaran bokongku.
Vaginaku terasa basah, bercampur liur dan cairan
syahwatku, Hengky jelas menikmati cita rasa
cairan itu, bahkan cenderung ketagihan. Saat aku
sedang terbuai nikmatnya oral sex, tiba-tiba
terdengar pintu pagar dibuka orang. Aku
bergegas menurunkan dasterku, dan kembali
mengambil posisi duduk di samping Hengky,
menonton film di HBO, yang entah apa judulnya.

Ternyata adikku pulang, seketika itu juga, seorang
dayang bangun, membuka pintu dan mengambil
tas kuliahnya. Yuly, sebut saja demikian, adikku
bungsu dari 4 bersaudara, selisih 1 tahun
denganku. Kuliah di universitas yang sama
dengan kami, namun beda fakultas. Kampusnya
selokasi dengan Hengky, Yuly melintasi kami dan
menuju ke ruang makan. Melihat potensi
ancaman yang semakin besar, Hengky
mengajakku relokasi menuntaskan pekerjaan
kami. Aku berdiri, dan menuju ke kamarku.

Hengky tidak beranjak, matanya menatap TV,
seolah asyik mengikuti jalan cerita film tersebut.
Padahal aku yakin, tak ada sepotong ceritapun
yang bisa nyangkut di otaknya. Saat aku selesai
berganti pakaian, aku menarik tangan Hengky,
seolah memaksanya bangun.

“Kau mau kemana?” Yuly bertanya dari arah
dapur.
“Mau ke Palasari, cari textbook!” jawabku.
“Aku mau titip donk!” Yuly bangkit dari meja
makan.
“Nggak ah, nanti salah! Mendingan kau barengan
teman-temanmu”
“Malas saya, nggak tahu dimana Palasari!” Balas
Yuly.
Memang Yuly barusan beberapa Minggu tinggal
di Bandung, setelah menyelesaikan SMU.
Sedangkan aku telah setahun lebih. Aku
menunjukkan keenggananku dititipi buku, soalnya
kami sama sekali tidak berminat ke Palasari.

Hanya sekedar alasan untuk keluar rumah.
“Masih panas, sorean lagi deh.” Hengky berkata,
tetapi dari matanya memberikan isyarat.
“Nggak ah, nanti tidak sempat memilih.”
Aku memberikan alasan, seraya menarik
tangannya. Dengan memasang tampang seolah
masih asyik menonton, Hengky, meraih remote
dan mematikan TV. Saat kami berjalan
menyusuri gang sepi, kutarik tangan Hengky,
yang memegang tanganku dan meletakkannya di
dadaku. Dengan liar Hengky langsung meremas
lembut, menaikkan nafsuku yang sempat
tenggelam tadi.

“Hehe belum kapok yah, tadi hampir aja
ketangkap!” Hengky berkata lirih.
“Gimana donk, pengen banget nih!” kilahku.
“Lihat nih!” Hengky merogoh kantongnya,
menarik secarik kain, dan ternyata celana
dalamku.
“Tadi kau ke kamar nggak sekalian dibawa sih?”
Tanya Hengky.
Saat itu sebuah angkot berhenti di depan kami.
Aku naik dan seperti biasa mengambil posisi di
belakang sopir. Posisi teraman, saat itu angkot
dalam keadaan kosong dan berhenti menunggu
penumpang di Jalan Cipaganti.
Lima belas menit menunggu tanpa hasil,
Angkotnya jalan, kutarik tangan kanan Hengky,
kuletakkan di pahaku dan kututupi dengan tas.

Tangan itu langsung meraba dan menggesek
vaginaku dari luar celana. Dengan menampilkan
mimik sebiasa mungkin, sehingga sopir angkot
tak akan menyangka apa yang terjadi di bawah
sana. Tak berapa lama, angkot kembali berhenti di
depan Ny. Suharti, menaikkan 2 orang. Aku agak
kecewa, berarti selama perjalanan berikutnya
akan terasa garing dan panas.
Di depan kampus, kedua orang itu turun, kami
melanjutkan perjalanan, sekitar 50 meter, lalu
turun dan berjalan kaki ke kost Hengky. Kost
Hengky, sebuah tempat kost kelas menengah
bawah, 60 kamar, terletak di belakang kampus,
campur pria dan wanita. Saat memasuki aula
tengah, tampak beberapa mahasiswa teman
Hengky sedang main kartu, beberapa lembar
seribuan di tengah meja, 5 orang pemain dan
tampak 3 orang komentator. Hengky
memberikan kunci kamarnya kepadaku, dan
berbincang sejenak dengan para penjudi sambil
sesekali mengomentari permainan.
Aku masuk ke kamar Hengky, yang agak
berantakan, lembaran kertas penuh gambar,
beberapa penuh tulisan angka berserakan di lantai
kamar. Jendela kamar yang dilapisi kertas hitam
membuat cahaya matahari sulit tembus.

Sayup-sayup masih terdengar suara mereka di
ruangan tengah. Meskipun berjarak sekitar 10
meter dari kamar ini, tetapi keriuhan yang
ditimbulkan masih terasa. Gairahku bangkit saat
terdengar suara langkah khas Hengky. Saat pintu
ditutup, kami berpelukan, sambil berciuman,
tangan Hengky merayap masuk dari bawah
kaosku, meremas payudaraku, memencet puting
susuku. Lidah yang saling dorong di antara
jepitan bibir kami membuatku sungguh
melayang, membuat kemaluanku terasa lembab.


Tangan Hengky mendorong tubuhku, dan
membalik badanku, sehingga aku berdiri
membelakanginya. Hengky menyelipkan kedua
lengannya di ketiakku dam kembali memeluk
tubuhku, dan tangannya meraba dadaku dengan
leluasa, kali ini kedua tangannya dapat bekerja
secara bersamaan. Memang harus kuakui Hengky
bertindak tepat, dengan membalik tubuhku,
kedua tangannya dapat berkerja dengan bebas,
merayap di dadaku, kadang turun meremas
kemaluanku dari luar jeansku, sehingga hanya
terasa sentuhan ringan. Hengky memeluk
tubuhku semakin erat, sehingga terasa hembusan
napasnya di leherku yang makin membakar
www.ceritaindo.sextgem.com birahi.

“Sayang..” Hengky berbisik ke telingaku, yang
membuatku menoleh, dan langsung terasa
bibirku diserbu, kembali ciuman panas berulang.
Kali ini aku tidak bisa terlampau bebas bergerak,
karena kedua lengan Hengky terasa ketat menjepit
badanku. Tanganku hanya dapat kuarahkan ke
selangkangan Hengky, itupun masih terasa
terlampau jauh. Di pantatku terasa ganjalan,
disebabkan kemaluan Hengky yang telah
‘Erma” (Ereksi Maksimum). Tangan Hengky terasa
membuka kancing celanaku, terasa getaran
lembut saat tangannya menarik turun retsleting,
posisi ini memungkinkan Hengky membuka
celanaku tanpa menghentikan ciuman kami. Saat
telah terbuka, Hengky menarik turun celana itu
sehingga melewati pinggulku, dan sebelah
tangannya menyerbu masuk ke balik celana
dalamku, sedangkan yang sebelahnya kembali ke
dadaku, meremas-remas payudaraku.
Saat tangannya perlahan mencapai rambut
kemaluanku, berputar-putar sebentar di sana,
kemudian terus turun mendekati celah
kemaluanku dari arah jam 12. Tak ada jari yang
menyusup ke celah bibir vaginaku, telapak
tangannya terus ke bawah, menaungi
kemaluanku, sehingga membuatku makin
gelisah. Aku mengangkat sebelah kakiku, guna
melepaskan celana panjangku. Saat aku
mengangkat kaki, terasa ada jari yang terpeleset
menggesek bibir vagina sebelah dalam. Sebuah
sentuhan ringan yang sungguh membuatku
makin melayang.

Gesekan itu makin membuatku ketagihan,
sehingga aku melakukan ritual melepas celana
panjang secara perlahan, sambil menggerakkan
pinggulku, berharap ada jari Hengky yang
kembali tersesat ke jalan yang benar. Sensasi
yang sangat indah, sampai sekarang belum
kudapatkan dari suamiku, meskipun gaya
pacaran kami juga tak begitu bersih, tapi sangat
jarang dia mengerjaiku dari belakang, aku ingin
memintanya, tapi takut menunjukkan
pengalamanku.

Back to story, Hengky kali ini menciumi
tengkukku, setelah tangannya menyingkirkan
rambutku ke depan. Terasa tengkukku dijilat kecil,
dan napasnya menghembus anak rambutku. Aku
sangat menyukai jilatan di tengkuk, sehingga
tanganku meraih rambut panjangku, dan
memeganginya di ubun-ubunku. Ini semakin
membuat Hengky leluasa menciumi tengkukku,
dan meremas buah dadaku. Berulang-ulang
jilatannya mengelilingi leherku, sebelah tangan di
vaginaku dan sebelahnya lagi dipayudaraku.
Sampai akhirnya Hengky menghentikan ketiga
serangannya, yang memberikanku kesempatan
mengatur napasku yang sudah kembang kempis.
Kali ini Hengky mengangkat kaosku, dan
melepaskannya melalui kepalaku. Setelah terlepas,
Hengky kembali menciumi tengkukku, dan aku
kembali memegang rambutku di ubun-ubun
yang tadi terlepas saat Hengky menanggalkan
bajuku. Jilatannya lebih bebas berputar, terasa
begitu nikmat saat jilatannya bergerak menyusuri
tulang belakang turun, diikuti hembusan
napasnya yang halus di kulitku. Saat lidahnya
terhalang BH, Hengky tidak melepasnya, tetapi
jilatannya menyusuri tali BH, ke samping tubuhku
terus menjilati secara halus naik lagi ke arah
pundak, dan kembali turun ke sisi tubuhku.

Tanganku yang memegangi rambut di atas
kepalaku, membuatnya semakin mudah menjilati
daerah sekitar ketiakku yang selalu tercukur
www.ceritaindo.sextgem.com bersih. Sungguh kali ini membuat kedua kakiku
tak mampu menyangga bobot tubuhku. Aku
langsung berjalan dan duduk di kasur Hengky
yang hanya dialas di atas lantai tanpa dipan.
Hengky melepaskan kaos dan celananya,
sehingga tampak kemaluannya membuat celana
dalamnya menyembul, ia lalu memungut
pakaianku dan menggantungnya di belakang
pintu kamar bersama pakaiannya.
Di luar masih terdengar suara para penghuni kost
yang masih asyik berjudi. Hengky berjalan ke
kasur, dan mendorong tubuhku sehingga rebah.
Hengky menindih tubuhku dan kami kembali
berciuman. Kali ini lebih ganas, lidah Hengky
terasa sangat agresif merangsek ke rongga
mulutku, sehingga bisa kusedot dengan sekuat
tenaga. Dengan bertumpu pada sikutnya, Hengky
menggerak-gerakkan pinggulnya menyodok
daerah selangkanganku. Aku pun menggerakkan
pinggulku untuk menambah sensasi gerakan
Hengky.

Ciuman Hengky kini berubah menjadi jilatan yang
menyusuri leherku, turun terus ke arah dadaku,
dan kembali ke samping tubuhku. Hengky lalu
bangkit dan membalik badanku lagi, sehingga aku
kini telungkup. Hengky melepaskan kait BH-ku
dan kini menjilati punggungku sepanjang tulang
belakang, membuatku menggigit bibirku guna
menahan suara desah kenikmatan yang
kurasakan. Aku makin menenggelamkan wajahku
ke bantal, tatkala lidah Hengky tiba di daerah
pinggulku.
Tangannya menurunkan karet celana dalamku
dan menciumi daerah sekitar belahan pantatku,
yang membuatku mengangkat sedikit pinggulku.
Rupanya gerakan otomatis tubuhku itu
dimanfaatkan oleh Hengky untuk menurunkan
celana dalamku sampai sebatas paha, dalam
posisi setengah menungging memberikan
Hengky kesempatan menjilati daerah sensitif yang
sangat sempit antara dubur dan vaginaku.

Sungguh sensasional, getaran yang diberikan dari
lidahnya langsung menaikkan tegangan birahiku
ke titik tertinggi. Energi berupa sentuhan lidah
yang sangat ringan diteruskan secara merata dan
sama besar ke seluruh jaringan saraf
kenikmatanku. Ini menyerupai prinsip kerja
Hidrolik, dengan gaya yang kecil dari lidahnya,
mampu menghasilkan gaya angkat yang sangat
besar yang diteruskan melalui aliran darahku,
kebetulan Hengky adalah mahasiswa Fakultas
Teknik mungkin ini adalah salah satu praktek ilmu
yang didapatnya.
Well, setelah mengalami orgasme aku langsung
jatuh telungkup, ini membuat akses ke daerah
celah sempit di pinggulku tertutup dari serangan
Hengky, sehingga dia membaringkan dirinya di
sampingku, seraya menumpangkan kakinya ke
atas pantatku, dan tangannya membelai
rambutku dan mengelus punggungku yang agak
basah karena jilatan Hengky dan keringatku
sendiri. Hengky menarik selimut, menutupi tubuh
kami berdua, karena memang Bandung pada
saat-saat itu dalam masa pancaroba dari musim
panas ke musim hujan, sehingga suhu udara
sangat dingin dibandingkan dengan bulan-bulan
lain dalam setahun.

Saat aku mencoba memulihkan kesadaranku,
kurasakan kemaluan Hengky yang masih
terbungkus celana dalam mengganjal di pahaku,
aku menghadapkan wajahku ke arah Hengky,
yang tampak tersenyum sangat simpatik ke
arahku.
“Astaga, enak sekali rasanya, saya tidak akan
melupakan saat ini.” Bisikku sambil mengelus pipi
Hengky.
“Aku juga tidak mau kehilangan waktu untuk
menciummu sayang.” Balas Hengky dan
mendekatkan wajahnya ke wajahku, cukup dekat
sehingga hidungku yang mancung dapat
terjangkau oleh lidahnya.

Bibirku bisa menciumi dagunya yang terasa kasar
ditumbuhi jenggot pendek. Aku membalikkan
tubuhku, sehingga kami berdua saling
berhadapan dalam posisi rebahan side by side.
Pada saat jeda ini kami biasanya bercakap-cakap,
menyatukan perbedaan pikiran, berbagai masalah
kuliah, keluarga, bahkan masalah keuangan biasa
kami diskusikan. Aku tak ingat masalah yang
kami bicarakan saat itu, tapi aku ingat, setiap kali
kami selesai bercinta, rasa cinta di dalam hatiku
senantiasa bertambah kepadanya.
Tangan Hengky meraba-raba buah dadaku,
menyentuh-nyentuhkan ujung kukunya di pentil
susuku, membuat gairahku bangkit kembali.

Tanganku merambat menyusuri dadanya, dan
perutnya yang ditumbuhi rambut yang cukup
lebat.
Aku merapatkan tubuhku, sehingga kami dapat
saling berciuman. Kali ini tanganku merogoh
celana dalam Hengky dan mengelus batang
kemaluannya dan juga kedua buah pelirnya.
Sambil terus berciuman, aku mendorong
tubuhnya hingga telentang, dan kutindih dadanya
dengan sebagian tubuhku, sehingga tanganku
dapat dengan leluasa bermain dengan
kejantanannya. Aku terus memagut bibirnya, dan
perlahan turun ke dadanya, dan ke puting.

“Terbalik sayang.” Hengky berkata.
“Terbalik apa?” Aku heran dan bertanya.
“Mestinya saya yang netek, bukan kau!” katanya
sambil mendorong tubuhku hingga rebah.
Tidak kuat melawan tenaganya, sehingga aku
hanya rebah tak berdaya. Hengky menindih
tubuhku, dan menyedot puting susuku. Dan
sangat efektif untuk membangkitkan gairahku.
Segera terasa cairan di liang senggamaku,
Hengky menciumi dadaku dan melempar selimut
yang menutupi tubuh kami. Saat itu tak kusia-
siakan, aku bangkit dan menduduki perutnya,
kusodorkan dadaku ke mulutnya, sehingga
Hengky langsung rebah telentang.
Tanganku meraba ke bawah, mengocok
kemaluannya yang telah keras. Sedotan Hengky
di puting susuku terasa melambungkan gairahku.

Aku lalu turun dan melepaskan celana dalamku
dan membantu Hengky melepaskan celana
dalamnya. Melihat penisnya yang Erma, aku
langsung menciumi batang itu, menjilati
sepanjang batangnya, berputar-putar di kantung
pelirnya, sambil sebelah tanganku merayap di
perutnya. Saat aku memasukkan batang
kemaluannya ke rongga mulutku, terdengar
desah Hengky seperti baru melepaskan beban di
pundaknya.
“Oh.. Enak sekali Yang.” Suara Hengky terdengar
lirih, sambil tangannya menyibak rambutku,
sehingga ia dapat memandang mulutku yang
sedang mengulum kemaluannya.
Menatap matanya yang keenakan, menambah
semangatku dan makin mempercepat gerakan
kepalaku, dan menambah kuat sedotan mulutku.

Kadang kuselingi dengan permainan lidah di
dalam mulutku, menjilati kepala penisnya. Saat
kutarik hingga hanya kepalanya penisnya tersisa
di mulutku, lidahku kugerak-gerakkan seolah
sedang berciuman. Kulihat Hengky tidak mampu
bersuara, hanya mulutnya yang terbuka,
mencoba menghirup lebih banyak oksigen.
Hengky adalah pria pertama yang kuoral,
meskipun keperawananku bukan kuserahkan
padanya. Nanti akan kuceritakan saat hilangnya
keperawananku, juga bagaimana aku
memperoleh kepuasan dari kakakku.

“Sini sayang, aku ingin mencium memekmu.”
Hengky berkata.
Aku berputar, sehingga selangkanganku
berhadapan dengan wajahnya. Kami berposisi
69, dan masing-masing melakukan kegiatan
sendiri. Saat lidah Hengky menyapu vaginaku,
aku langsung melayang, terasa Hengky menyapu
semua cairan vaginaku, membersihkan semua
lendir di celah vaginaku. Sangat nikmat terasa,
membuatku semakin liar mengulum penisnya.

Penis Hengky berukuran normal pria Indonesia,
tampak gagah tersunat rapi. Ini yang membuatku
sangat menikmati oral sex, ini merupakan penis
bersunat pertama yang kudapatkan, dengan lelaki
sebelumnya belum kutemukan. Aku sangat
menikmati setiap kontur penis Hengky, dengan
menggerakkan lidahku mengitari palkon,
menelusuri setiap titik di bagian itu membuatku
semakin tergila-gila pada benda itu.
Dengan sedikit mengerahkan tenaga karena harus
melawan arah natural penis itu. Setiap kali penis
itu terlepas dari jepitan bibirku, www.ceritaindo.sextgem.com langsung terpental
seolah terbuat dari bahan elastis. Hengky melipat
lututnya, sehingga kepalaku berada di tengah
kedua pahanya, dengan kedua tanganku aku
menahan posisi pahanya agar tidak mengurangi
daerah pergerakan kepalaku. Sementara di arah
yang berlawanan, terasa sangat nikmat Hengky
menjilati itilku, sementara tangannya masuk ke
liang senggamaku, bergerak keluar masuk terlalu
nikmat untuk dideskripsikan di sini.
Tak mau ketinggalan, aku pun mengeluarkan
kemampuan oral terbaikku, kujilati sepanjang urat
besar di bagian bawah batang penis Hengky, dan
kuteruskan sampai ke pelernya, tidak hanya
sampai di situ, lidahku terus ke arah duburnya,
menjilat dengan liar, tampak menunjukkan hasil,
Hengky menggerakkan pinggulnya ke atas,
membuat lidahku bisa semakin jauh menjelajahi
daerah selangkangannya.


“Sayang, masukin..” kata Hengky.
Aku lalu bangkit, dan mengubah posisiku, kali ini
aku berhadapan dengan Hengky, dengan
bertumpu pada lututku. Kuraih penis Hengky dari
tangannya yang sedang mengelus, dan langsung
kuarahkan ke vaginaku. Terasa nikmat saat benda
itu menerobos masuk secara perlahan,
menyusuri celah vaginaku. Kulihat Hengky
tersenyum, matanya terpejam, kulepaskan
tanganku dari batangnya, dan mulai memelintir
putingnya.

Hengky membuka matanya, dan tangannya
meraih payudaraku. Sambil meremas
payudaraku, Hengky menggerak-gerakkan
pinggulnya, memaksa penisnya masuk lebih
dalam lagi. Aku juga senantiasa bergerak
menyesuaikan gerakan kami berdua. Kadang
dengan agak memiringkan tubuhku, sehingga
pada saat Hengky menarik kemaluannya, sangat
terasa gesekan di sisi dalam vaginaku.
Tiba-tiba aku merasakan peningkatan
rangsangan, saat Hengky mengarahkan jari
telunjuknya ke klitorisku, sehingga menguras
seluruh pertahananku. Digesek dan ditekan
membuat diriku terasa melayang dan kehilangan
pijakan. Tubuhku langsung ambruk seketika,
menindih Hengky, perubahan posisi ini membuat
Hengky tidak bebas menggerakkan jemarinya
yang terhimpit di antara tubuh kami. Tetapi
pinggulnya tetap bergoyang lembut,
mengantarkan diriku menikmati detik demi detik
puncak kenikmatan seksual.


Setelah melalui orgasme, perlahan gairahku
kembali berkobar, dengan goyangan batang
penis di tengah jepitan vaginaku. Hengky dengan
konstan tetap menstimulasi vaginaku dengan
batang nikmatnya. Aku mengangkat badanku,
dan memutar membelakangi Hengky, setelah
mengarahkan, penis Hengky langsung kududuki,
dan menelan habis semua batang penis Hengky.
Posisi favoritku, selain doggy style, juga woman
on top, sehingga dengan berada di atas dan
membelakangi Hengky, terjadi kombinasi
optimum. Apalagi saat Hengky bangkit setengah
duduk, dan tangannya menggapai buah dadaku
yang ikut bergoyang, menambah sensasi
kenikmatan posisi ini.

Tak lama Hengky kemudian mendorong
tubuhku, dan mengambil alih posisi di atas,
dengan napasnya yang menderu, ia menyelipkan
penisnya ke vaginaku. Setelah mendiamkan
sejenak, Hengky mulai bergoyang, lututku ditekuk
dan agak diangkat sehingga pinggulku ikut
terangkat. Sebelah tangannya membantu
menahan kedua kakiku, sedangkan yang satunya
menyerbu klitoris yang kurang mendapat
sentuhan pada posisi ini. Kami sering
mendiskusikan berbagai posisi, sehingga bisa
mengetahui kekurangan dan kelebihan setiap
posisi favorit kami.
Posisi ini adalah favorit Hengky, sebab ia bisa
melihat dengan jelas bagaimana proses keluar
masuk batang penisnya ke vaginaku. Kadang
dengan menggunakan jempol dan jari tengahnya
ia merapatkan kedua belahan vaginaku, dan jari
telunjuknya mengerjai itilku. Setelah bergoyang
beberapa menit, Hengky lantas mencabut
penisnya, dan mengocoknya dengan tangan, dan
segera muncrat spermanya, kental putih dan bau
yang khas segera memenuhi ruangan kamarnya
itu.

“Ah.. Enak sekali sayangku..” Hengky akhirnya
mampu mengeluarkan suaranya setelah
mengalami ejakulasi.
“Saya selalu mau main denganmu, kapanpun kau
mau!” Kataku sambil berusaha membantunya
mengocok penisnya.
Ia lalu berbaring di sisiku, dan mengambil kertas
tissue. Setelah membersihkan seluruh tumpahan
spermanya, ia memelukku dengan erat dan
menciumi bibirku. Seluruh badanku terasa lemas,
terutama daerah pinggulku, namun di sisi lain,
terasa pikiranku fresh. Sungguh indah kenikmatan
seks. Saat kuletakkan kepalaku di dada Hengky,
dan dibelai dengan lembut, sambil sesekali
mencoba mengatur rambutku, saat itu tak
terbayangkan bahwa kemudian kami harus putus.


Kami putus setahun setelah Hengky lulus kuliah
dan pindah ke Jakarta. Meskipun selama periode
itu ia sering ke Bandung untuk weekend, tetapi itu
saja tak mampu mempertahankan hubungan
kami. Aku, seorang wanita bersuami, yang telah
memberikan kesetiaan dan kegadisanku kepada
orang lain. Syukurlah suamiku adalah seorang
yang tolol, ia sungguh percaya bahwa ia adalah
lelaki pertama yang merobek vaginaku. Aku
masih selalu membayangkan Hengky, terutama
saat sedang bersenggama dengan suamiku, dan
aku sangat beruntung mendapatkan suami yang
cukup tolol, sehingga kecuranganku selama ini
bisa kututupi dengan mudah.
Saya percaya bahwa kami bukanlah satu-satunya
pasangan mahasiswa yang melakukan hubungan
seks, mungkin suamiku juga pernah
melakukannya. Cerita ini mulai saya susun pada
tahun 2001, saat aku putus dengan Hengky,
berusaha sesedikit mungkin mengubah
conversation, lokasi tidak saya rinci terlalu jauh.

Sekedar mengingat cerita indah di antara kami,
sekaligus sebagai tumpahan perasaan sesalku
saat menyetujui anjuran orang tuaku untuk
memutus hubungan kami.
Biarlah, setidaknya aku berusaha
mempertahankan citra diriku sebagai anak yang
penurut, juga setidaknya menghapus kecurigaan
keluargaku yang meragukan status
keperawananku.


Adult | GO HOME | Exit
1/748
U-ON

inc Powered by Xtgem.com